INTERMEZZO

18 7 0
                                    

dear Hari.

Aku menuliskan ini pada tanggal 11 Desember 2022, mungkin tidak akan pernah kau baca.

Aku kembali lagi ke kota ini, setelah mengurung diri selama tiga bulan.

mengenal diriku, menulis cerita, adalah hal yang sudah lama ku tinggalkan.

Nyatanya tidak ada yang berubah di kota ini, hanya saja tidak adanya dirimu.

Entah apa yang ku sesali, aku juga tidak tahu.
Hanya saja rasanya begitu hampa.

Mereka menertawakan ku yang begitu pengecut, dan terus membohongi hati.

setidaknya kemarin, aku masih sempat mengucapkan selamat ulang tahun.

walau ku urungkan niat untuk menemuimu.

pengecut sekali bukan.

Aku terus menghindari mu dari bulan ke bulan, setelah kegagalanku untuk menyamakan langkah kakimu, agar beriringan.

kata mereka, "apa hebatnya dirimu, hingga aku berjuang untuk tetap menyamakan langkahmu, sedangkan kau terus berlari ke arah lain. Bahkan tak ada ikatan di antara kita."

memang bodoh.

Penyesalanku, Tak ku temui dirimu saat itu. Aku hanya takut menangis di depanmu seperti orang bodoh.


Aku masih berdo'a..
Semoga tidak kau temui seseorang yang tidak pernah mencintaimu..
memperjuangkan seseorang yang salah
dan kau mampu membuat keluargamu bangga ...

kerinduanku bukanlah sesuatu yang penting untuk kau fikirkan.

Aku hanya menginginkan kau masih menganggap ku sebagai temanmu.


dari sahabatmu.; Senin Wulandari

HARI SENINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang