Assalamualaikum teman teman...
Gimana kabarnya??
Masih aman?
Jangan lupa untuk bintang nyaa ⭐⭐⭐Spam 🥀🥀🥀
Bismillahirrahmanirrahim
"Assalamualaikum..."
Suara seorang pemuda terdengar mengucapkan salam, sembari memasuki rumah. Suara itu langsung disambut oleh kyai Khalid yang baru saja keluar dari kamarnya"Waalaikumsalam..."
Pemuda tersebut mencium punggung tangan kyai Khalid yang tidak lain adalah ayahnya sendiri.
Alfatih Rasyid Ahmad, atau biasa di sapa Gus Fatih, putra pertama dari kyai Khalid dan bunda Amira, dirumah laki laki itu biasa dengan julukan 'Alfa' panggilan sayang dari adiknya, Anifa.
Ayah dan anak tersebut duduk dikursi kayu ruang tamu tersebut, "Apa kabar ayah hari ini?" Suara jakun tersebut terdengar jelas ditelinga kyai Khalid, pertanyaan itu sudah ia dapatkan dua kali
Pertama dari putrinya dan sekarang dari Alfa putranya. Bagi kedua adik kakak tersebut menanyakan kabar kedua orang tuanya setiap hari adalah rutinitas wajib yang mereka terapkan dirumah, rasanya ada yang kurang jika tidak menanyakan kabar walaupun tinggal satu atap
"Alhamdulillah, seperti yang kamu lihat ayah baik baik saja. Jadi, bagaimana dengan bisnis mu, lancar?" Sudah bisa dipastika jika ayahnya akan menanyakan tentang bisnis yang ia teruskan dari sang ayah
"Alhamdulillah, sejauh ini masih baik baik saja dan insyaallah kedepannya akan terus seperti ini" jawab Alfa lembut
Diusianya yang baru menginjak dua puluh tahun, laki laki ini sudah bisa menjalankan bisnis yang di berikan ayahnya padanya
Bisnis yang dipegangnya saat ini adalah peternakan dan restoran milik kyai Khalid, yang berada diluar kota dan juga ikut mengurus pondok jika ayahnya memiliki tugas lain
Hari ini Alfa baru saja pulang dari luar kota melihat perkembangan disana. Sudah dari dua hari yang lalu ia disana dan pagi ini laki laki itu baru saja tiba dirumah
Alfa mengedarkan pandangannya kesetiap sudut rumah, tidak ada tanda tanda adiknya dirumah ini "Anifa tidak dirumah yah?" Tanyanya pada kyai Khalid"adik mu masih di masjid bersama santri yang lain"
Setelah subuh tadi gadis itu tidak langsung pulang , ia menghabiskan waktunya bersama santri lainnya untuk mengaji. "Alfa...."
Laki laki itu menoleh saat namanya dipanggil dengan lembut "bunda..." Ia berdiri menghampiri sang bunda yang memandang nya dengan sorot rindu
"Alfa pulang bunda, bunda apa kabar?" Ucapnya, mencium tangan sang bunda "bunda baik, bagaimana dengan bisnis mu?" Jawab bunda Amira yang langsung di balas oleh Alfa "semuanya baik bunda, bunda tidak perlu memikirkan bisnis Alfa, yang perlu bunda pikirkan adalah kesehatan bunda"
Bunda Amira menatap sendu kearah putranya itu, pahatan wajahnya persis seperti kyai Khalid. Wanita tersebut mengelus pipi putranya dengan lembut "Alfa gak akan bilang sama Nifa Bun, tapi syaratnya bunda harus sehat" ucap laki laki itu yang berharap bisa tersemogakan
Seakan ia juga mengerti dengan tatapan yang diberikan oleh bunda Amira, ia sangat tidak ingin jika Anifa sampai mengetahui kondisi nya saat ini, padahal ia tau bagaimana hancurnya hati gadis itu saat merasa dibohongi oleh ibundanya, tapi ini lah jalan yang harus ia tempuh, menyembunyikan semuanya
"Kenapa sama Nifa? Kalian lagi ngomongin Nifa ya?"
Ketiganya sontak melihat kearah sumber suara dan terdapat Anifa yang berdiri diambang pintu sambil menggenggam mukena miliknya
"Nifa kamu tidak mengucapkan salam?" Pertanyaan itu keluar dari mulut Alfa "Astaghfirullahal'azim Nifa lupa. Assalamualaikum" ucapnya membuat kedua orang tuanya menggeleng heran
Setelah mengucapkan salam, Anifa langsung mencium tangan kedua orangtuanya "kamu gak lupa kan sama kakak?" Anifa memandang kakaknya dengan lekat hingga kedua matanya menyipit
"Ini beneran kak Alfa?" Alfa memutar bola matanya malas, adik nya ini benar benar lucu menurut nya "baru dua hari kakak tinggal udah lupa, gimana kalo dua tahun?" Balas Alfa dengan malas "mungkin Nifa gak ingat kalo punya kakak" balas nya membuat Alfa mencubit pipinya gemas, entah sudah berapa kali adiknya itu bertingkah seperti ini
"Kak Alfa pulang gak bawa oleh-oleh buat Nifa?" Ucapnya memandangi tangan kakak nya yang sama sekali tidak membawa sesuatu, sementara ayah dan bunda mereka hanya tersenyum menatap tingkah laku Kedua anaknya itu " gak ada, tunggu kamu nikah aja"
Alfa menjawab dengan santai "ih, masih lama donk" balas Anifa yang merubah raut wajahnya menjadi cemberut
Setelah nya, Alfa hanya terkekeh kecil dan jalan melewati adiknya itu memasuki kamarnya untuk mengistirahatkan tubuh nya yang lelah.
Makasih buat semuanya
Jangan lupa vote
⭐⭐⭐'semesta, tolong ajak dia untuk selalu bahagia'
KAMU SEDANG MEMBACA
ASA: Semesta Itu Bukan Milik Kita
Teen Fiction"pilihan nya ada pada dirimu, saya atau dia" "Kalo itu yang terbaik gue ikhlas sa" "Nifa sayang ayah, tapi apa Nifa boleh menolak untuk kali ini?" Jangan membenci takdir yang membawa mu Kedalam dunia yang penuh rasa sakit ...