___________
"Ayolah, beberapa hari saja atau sehari saja. Nanti anak ku akan mengecek kembali ke rumah itu apakah suami mu sudah ke rumah itu apa belum agar semuanya membaik" Laura memaksa Abila untuk tinggal beberapa hari di rumah nya. Rasa cemas terhadap Abila membuat nya takut akan Abila di sakiti kembali oleh suami tidak punya otak itu."Iya tante, nginap aja disini untuk beberapa hari nanti angkasa cek kesana buat mastiin keadaan aman" sambung Angkara yang ikut bicara
"Baiklah, hanya sampai besok. Besok aku akan kembali ke rumah ku ya lau" terima Abila. Dia tidak bisa menolak terus karena dirinya juga takut jika Sadipta akan menunggu mereka.
Azka hanya diam. Dia tidak bisa berbuat apa-apa. Azka sama-sama takut dengan ayahnya. Jika melawan Azka takut durhaka terhadap ayahnya. Lebih baik menghindari nya dan mengikuti saran ibunya saja.
"Dina kamu mau kan nginap disini sehari?" Tanya Abila pada Azka. Azka mengangguk setuju.
"Tapi mah Azka ga bawa baju, Azka juga masih pake baju sekolah" adu Azka pada ibunya. Ya. Jelas jika Azka tidak membawa baju. Baru saja sampai di rumah ibunya sudah menarik dirinya.
"Masalah baju kamu jangan khawatir Dina, kamu pinjem aja punya angkasa. Boleh kan nak?" Tanya Laura pada Angkara. Angkara hanya berdeham menjawab pertanyaan ibunya itu.
Di lihat dari badan Azkadina badan nya kecil sedangkan badan angkasa lebih besar darinya. Angkara ragu akan ada yang pas dengan badan Azka. "Angkasa cariin dulu bajunya" ucapnya sambil melenggang pergi ke kamar nya.
"Tunggu sebentar ya" ucap Laura dengan senyuman di wajah nya.
Sudah beberapa menit. Cukup lama Angkara belum juga membawa kan baju nya. Azka sudah mulai bosan menunggu di tambah percakapan kedua ibu-ibu ini sunggu tidak jelas. Azka tidak menyukai ini. Lebih baik belajar dari pada mendengarkan mereka mengobrol. Tetapi, ini bukan rumah nya sendiri. Sulit melakukan kebebasan di rumah ini.
"Dimana ya angkasa lama banget," ujar Laura di sela-sela obrolan nya dengan Abila "Dina kamu samperin aja ke kamar nya yang di atas dekat tangga" suruh nya.
"Ga usah tante aku tunggu disini aja" tolak Azka. Azka tidak berani apalagi orang itu laki-laki.
"Takut nya kamu bosen kan dari pada nyimak kita ngobrol kan sambil cari baju yang pas sama kamu" paksa Laura. Azka masih ragu tapi benar juga apa kata Laura.
"Yaudah Tante, aku kesana dulu ya. Mah Azka ke sana dulu" izin Azka pada Laura dan Abila.
"Iya" jawab Abila.
Azka berjalan menuju tangga perlahan sambil melihat-lihat rumah ini. Interior rumah ini sangat bagus. Terlihat mewah. Azka sampai di buat cengo dengan interior di rumah ini. Azka sampai di lantai dua mencari pintu yang dekat dengan tangga kata Laura.Ketemu satu pintu yang tepat berada di samping tangga ternyata. Azka mengetuk nya perlahan.
"Permisi" ucap nya sambil sesekali mengetuk kembali kamar itu.
"Masuk" jawab orang yang berada di kamar itu.
Di bukanya kamar itu Azka terdiam sesaat saat melihat kamar itu penuh dengan baju yang berserakan di mana-mana. Melihat orang yang dirinya cari sedang memilih-milih baju di depan nya.
"Lo ngapain ke sini?" Tanya Angkara sambil terus mencari baju.
"Mau ambil baju, gua udah ga nyaman pake baju sekolah lagian di sana bosen nyimak ibu-ibu ngobrol," jawab nya sembari berjalan menghampiri Angkara "ini kenapa berantakan banget kamar lo?" Tanya Azka.
"Nyari baju buat lo lah, badan lo kecil, sedangkan badan gua besar dan kebanyakan baju gua juga besar" Angkara memberhentikan aktivitas nya dan melihat pada Azka.
"Sebarangan banget lo" sarkas nya. Tidak terima ucapan dari Angkara.
"Lo nya aja yang ga sadar" timpal Angkara dengan santai.
"Mana baju nya?" Kesal Azka. Azka tidak ingin memperpanjang pertengkaran mereka.
"Itu di atas kasur gua, pilih yang menurut lo cocok dan sesuai sama badan lo. Cuman itu yang menurut gua kecil dan sesuai sama lo" jawab nya panjang lebar.
"Ya," di balas singkat oleh Azka "ganti baju nya dimana?" Tanya Azka polos.
"Disini" Angkara spontan.
"Yang bener aja lo" pekik Azka.
"Ya lo mikir aja, ya kali disini. Di kamar mandi lah" jawab nya enteng. Bisa-bisa Azka naik darah karena Angkara disini.
Azkadina melengos pergi tanpa kembali menjawab ucapan Angkara. Membawa baju yang menurut nya cocok untuk dirinya. Baju nya memang terlihat besar-besar. Membuat Azka juga bingung mana yang sesuai dengan dengan tubuhnya.
"Kasa baju nya kegedean semua, ga ada yang lebih kecil?" Teriak Azka dari dalam kamar mandi.
"Coba ini satu ada kaya nya pas di badan lo, keluar dulu" timpal Angkasa dengan sedikit berteriak. Sebenarnya tanpa berteriak pun akan tetap terdengar.
"Lo lah kesini, gua udah ga pake baju bego" teriak Azka lagi.
"Nyusahin lo" Angkara menghantarkan baju itu hanya sampai depan kamar mandi. Dan pintunya pun tidak mungkin di buka semua. Hanya tangan Azka yang keluar dari sana untuk mengambil nya.
Beberapa menit kemudian Azka keluar dari kamar mandi. Tiba-tiba Angkara tertawa. Apakah menertawakan dirinya?.
"Kenapa sih lo?" Tanya Azka.
"Baju yang menurut gua paling kecil aja masih kebesaran di badan lo" jawab nya di sela-sela tawaan nya.
Azka menatap datar pada Angkara. Lebih baik dirinya pergi dari kamar nya dari pada akan terus di tertawakan seperti ini.
"Eh lo mau kemana?" Tanya Angkara sedikit bernada tinggi.
"Keluar lah, baju nya juga udah dapet".
"Bantuin gua beresin baju-baju ini dulu" ucap nya sembari kembali menyisihkan baju-baju nya itu "sekalian ini lipetin nya gimana? Gua ga tau. Lo kan cewe pasti tau" lanjut nya.
"Baju lo banyak banget. Bisa-bisa sampe malem beresin nya ini mah" keluh nya.
Azka membantu melipat kembali beberapa baju yang harus di simpan di lemari Angkara dan menggantung baju yang mestinya di gantung. Semua nya di bereskan oleh Azka. Angkara hanya bagian mengambil dan menyimpan baju-baju nya kembali ke beberapa tempat yang tidak tergapai Azka. Dengan seperti ini membuat Azka dan Angkasa tidak terlalu canggung lagi pula lawan bicara nya ini sebelas dua belas dengan dirinya sendiri.
Meskipun sangat menguras tenaga tetapi Azka lega karena semua nya sudah selesai. Semua nya sudah kembali ke tempat nya. Kecuali baju yang menurut Angkasa kecil aja di simpan di luar lemari lebih dulu. Siapa tau Azka akan membutuhkan nya kembali.
____________
Tinggalkan jejak seperti vote atau komen
Azka.kara
KAMU SEDANG MEMBACA
SUNDAY
Teen FictionSUNDAY By : _rainsmoochies 'Tekanan membantu mu untuk tumbuh'. Mungkin Kata ini sangatlah cocok untuk Azkadina Finley perempuan yang mendapatkan tekanan di usia muda yang di sebabkan oleh kedua orangtuanya sendiri. Di paksa untuk selalu mendapatkan...