tiga puluh empat

158 34 1
                                    

Ada paketan di meja depan. Punya kakak kayaknya.

Aku mau ke tempat temen dulu, main.

Begitu ngebaca pesan dari sang adek, Umji segera keluar dari kamar menuju ruang tengah. Dan bener aja, ada kardus kecil yang di lakban di sana.

"Tapi gue gak ada mesen tuh?" gumam Umji pelan. "Salah kirim kali ya? Tapi nama gue-"

Kardusnya kecil. Cuma seukuran kertas A6 yang di lakban hitam melintang. Tanpa ragu, dia langsung narik lakban itu.

Srek

Cewek itu terdiam. Tubuhnya merinding saat kertas-kertas mengkilap itu ditangkap penglihatannya.

"A-apa?"

Dia lagi belajar. Lagi makan. Lagi nangis. Lagi baca buku. Lagi dengerin dosen ngajar.

Semuanya.

"Mau tau siapa, Bel?"

Umji terkesiap, reflek noleh kearah pintu yang kini kebuka lebar dengan satu sosok berdiri di sana.

"K-kak Hyun-jae? Kenapa bisa ... "

Padahal pagi ini cerah, tapi Umji gak bisa ngeliat dengan jelas apa yang cowok itu pegang di tangannya.

"Mau tau siapa orangnya yang nguntit lo?" ulang cowok itu lagi sambil melangkah mendekat kearah Umji yang reflek bangkit dari duduknya dan melangkah mundur.

Firasatnya gak enak.

"S-siapa?" tanya Umji. "Lo pegang apaan di belakang itu?"

Hyunjae terkekeh. "Apasih, kepo banget." Lalu dia menghela napas tanpa ngalihin pandangannya dari Umji yang semakin bingung sama situasinya. "Liat sekeliling lo, Ji. Yang paling deket sama lo adalah yang paling bahaya buat lo dibanding yang lain."

"S-sinbi?"

BRUK!

Umji terhuyung ke belakang saat Hyunjae ngedorong tubuhnya tiba-tiba sampai jatuh ke lantai. Belum sampai di situ, cowok itu tiba-tiba nodongin pisau lipat yang nempel sempurna di lehernya.

"K-kak, l-lepasin," pinta cewek itu mati-matian nahan tangis. Katingnya itu ada di atasnya yang jatuh dalam posisi telentang dengan senyum lebar. "L-lepasin gue."

Apa Hyunjae gila? Umji gak tau.

"Gue bilang gue cinta sama lo, Bella. Tapi lo gak pernah ngegubris itu. Lo pikir gue apa?"

Umji semakin meringis saat ngerasain permukaan kulitnya mulai luka seiring Hyunjae semakin nekan pisau itu ke lehernya.

"Akh!"

"Gue cinta sama lo, tapi lo malah makin jadi sama Juyeon. Sehebat apa sampe lo lebih milih dia daripada gue?" lanjut cowok itu gak peduli.

"K-kak H-hyunjae, l-lepasin."

Tangan Umji bergerak-gerak, berusaha ngegapai sesuatu yang bisa dia pakai buat ngelawan cowok itu. Tapi nihil. Cengkraman tangan Hyunjae di lehernya dan pisau itu sudah bikin kekuatannya turun drastis.

"Skenario terburuk apa yang bisa lo sangka, Bella? Gue tipe yang gak bakal ngelepas yang gue pengen kalau gue gak bisa dapetin itu," kata cowok itu enteng. "Gantinya, gak ada yang boleh milikin dia juga. Siapapun. Termasuk lo."

Mata Umji membulat saat Hyunjae ngangkat pisau itu dengan senyuman lebar. Dia baru sadar kalau di baju cowok itu sudah penuh bercak merah. Beberapa bahkan membekas di leher dan telinganya.

Bekas tangan.

"Sampai ketemu, sayang."

JLEB!
























Insanity ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang