tiga puluh tujuh

160 25 3
                                    

"Anjir seru dong? Beneran masuk RSJ?"

Hyunjae ngerasa aneh saat denger suara diseberang sana kedengeran girang banget sama berita itu.

"Ikutan gak waras lo?" katanya. Younghoon yang duduk disebelahnya ikut noleh saat dia ngomong begitu. "Gue ngabarin ke lo biar nanti kakak lo gak kaget. Kabarnya nyebar satu kampus. Mending dia gausah kesana dulu."

"Oh, Eric," gumam cowok itu baru sadar sama lawan bicara Hyunjae via telepon itu.

Hyunjae ngangguk mengiyakan gumaman sang temen, "Yaudah, gue matiin dulu. Lo sibuk amat kayaknya," katanya ke Eric. "Jagain baik-baik kakak lo, Ric. Nanti kalo Juyeon ada kabar gue kasih tau lo."

"Siyap, bang."

Begitu panggilan terputus, Hyunjae ngeliat ke Younghoon dengan antusias. Matanya berbinar seakan ngedesak cowok itu buat bicara.

"Apasih, sok imut lo nyet," cerca Younghoon sambil noyor kepala sang temen dengan jari tengah. "Apa?"

"Gimana kisahnya tu cewek dibawa ke RSJ? Mana sampe heboh sekampus. Katanya elo yang bikin Sinbi dibawa kesana," kata Hyunjae. "Eric malah ketawa. Sinting juga tu anak."

Sambil ngelirik Hyunjae dengan agak gusar, Younghoon mengendikkan bahu. "Bukan gue yang bawa dia. Cuma gue ancem, tapi malah beneran dijemput sama orangtuanya."

"Anjir, yang bener aja lu?"

"Dih, dikasih tau malah gak percaya."

"Bukan gak percaya. Ya kayak aneh aja gitu," ujar Hyunjae bingung. "Masa orangtuanya tega sama anak sendiri?"

"Mereka percaya kalo Sinbi sakit," jawab Younghoon. "Di kamarnya mereka nemuin satu album foto besar isinya foto-foto Umji yang disimpan dan itu bikin mereka makin yakin kalo Sinbi udah gak bener. Kayak penguntit."

Seolah paham, Hyunjae ngangguk-ngangguk saat Younghoon nekanin kalimat terakhirnya. "Aman, udah tersindir nih."

"Goblok jangan dipelihara. Anggep kejadian Sinbi ini jadi pelajaran. Awas aja pas semua kembali baik-baik aja tapi lo masih berulah. Gue bunuh lo ditempat."

Hyunjae nyengir lalu ngangguk. Beruntung dia gak beneran mati sama temennya itu.

"Lo ada kabar tentang Juyeon?" tanyanya kemudian.

Younghoon menggeleng. "Gak ada. Lo sendiri gimana?"

Cowok berambut blonde itu ikutan menggeleng. "Gak ada juga. Bener-bener lenyap. Gue jadi gak bisa mikir positif lagi," katanya lalu menghela napas. "Masa beneran Sinbi?"

Younghoon berdecak. "Udah gue bilang, bego jangan dipelihara, Jae," sarkasnya. "Gak ada bukti. Jangan ngomong sembarangan."

"Lah lo juga gak ada bukti buat ngebuktiin beneran bukan dia yang bikin Juyeon hilang, kan?" balas Hyunjae. Bercanda sebenernya, tapi respon Younghoon berupa ekspresi datar itu bikin dia ngerasa canggung sendiri. "Canda elah. Tegang amat lu kayak kanebo."

Younghoon berdecak lalu bangkit berdiri dan ngambil jaketnya yang ditaruh disandaran kursi. "Gue cabut duluan," katanya lalu jalan menuju pintu.

Bahkan belum sempat Hyunjae nyautin ucapannya, cowok itu keburu nutup pintu ruangan dan pergi menjauh.

Aneh, pikirnya.

Semua tentang Hyunjae buat Younghoon jadi berubah aneh. Apalagi kalo ditambah fakta kalo temennya itu deket sama Eric.

***

Kampus mendadak heboh saat satu mobil polisi datang dan berhenti di lapangan utama. Suasana yang awalnya rame seperti biasa semakin rame lagi saat tiga orang petugas berpakaian preman keluar dari sana dan menuju ruangan dosen.

Insanity ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang