15

904 138 7
                                    

"Apa itu?" Tanya Kaisar Sasuke kala melihat para pengrajin membawa benda berat berukuran besar.

Para pengrajin segera menurunkan benda itu.

"Salam Yang Mulia Kaisar Sasuke dan Yang Mulia Pangeran Itachi, semoga Kami-sama selalu memberkati dan menyertai anda berdua. Ini adalah pesanan Yang Mulia Permaisuri. Saya tidak tahu benda apa ini, Yang Mulia. Saya hanya mengerjakannya tanpa diberitahu nama benda ini." Jawab Guren.

Kaisar Sasuke dan Pangeran Itachi mengernyit mendengar penjelas itu.

"Apa yang dilakukan wanita itu?" Gumam Kaisar Sasuke.

"Pergilah." Lanjut Kaisar Sasuke.

"Hamba mohon pamit, Yang Mulia Kaisar dan Yang Mulia Pangeran Pertama." Pamit Takeru dan para anak buahnya.

"Shikamaru!" Panggil Kaisar Sasuke.

"Hamba, Yang Mulia Kaisar Sasuke." Shikamaru menundukkan kepalanya sekilas.

"Selidiki apa yang dilakukan wanita itu." Perintah Kaisar Sasuke.

"Apa pun untuk anda, Yang Mulia Kaisar. Saya permisi." Shikamaru ber-ojigi dan langsung melesat pergi.

"Kenapa kau jadi mengawasinya?" Tanya Pangeran Itachi.

"Siapa yang tahu jika dia akan melakukan hal merugikan lagi." Balas Kaisar Sasuke dengan datar tanpa nada tanya.

"Aku bahkan yakin bukan Permaisuri yang melakukan itu." Gumam Pangeran Itachi.

"Bahkan kau melihatnya juga, Itachi." Kaisar Sasuke memandang dingin pada Pangeran Itachi.

"Entahlah, hanya firasatku saja." Pangeran Itachi mengedikkan bahunya.

"Itu sudah terjadi secara nyata." Ucap Kaisar Sasuke.

"Ada yang ingin ku tanyakan." Pangeran Itachi menatap Kaisar Sasuke dengan serius.

Kaisar Sasuke bersedekap dengan tatapan datarnya.

"Apa kau mencintainya?" Tanya Pangeran Itachi.

"Menyukai atau tidak, itu bukan urusanmu. Lagi pula, ini hanya status." Balas Kaisar Sasuke dengan nada yang begitu rendah.

"Kenapa tidak mencopot gelarnya?" Setipis seringai terlihat dibibir tipis Pangeran Itachi.

'Lagi pula aku bertanya tentang cinta, bukan suka.' batin Itachi.
.
.
.
Dalam diam dengan pandangan menatap pantulan wajah ayu di cermin dengan dasar yang tak cukup kasar, Selir Sakura tersenyum mengembang.

"Apakah ini buah dari hasil kesabaran ku selama ini?" Tanya Selir Sakura.

Shumire yang berdiri di belakangnya hanya bisa diam. Bingung ingin mengatakan apa.
.
.
.
Dua orang pengawal Paviliun Sharingan menghentikan para pengrajin yang membawa barang yang cukup besar.

"Apa itu? Untuk siapa?" Tanya salah satu pengawal.

"Ini barang Yang Mulia Permaisuri." Jawab Guren.

"Sudah buat janji?" Tanya pengawal lagi.

"Sudah, sesuai janji aku membawanya hari ini. Bisa cepat? Ini sangat berat." Balas Guren.

Kedua pengawal itu langsung memberi jalan pada mereka.

Di belakang Paviliun, Permaisuri Hinata memegang kapas yang ia jemur.

"Sedikit lagi." Gumamnya.

"Yang Mulia, maaf mengganggu waktu anda. Guren datang bersama barang pesanan anda." Ucap seorang pengawal.

"Oh, akhirnya!" Seri Permaisuri Hinata, segera berlari kencang.

"Hah... sudah biasa." Gumam pengawal itu yang melihat Permaisuri Hinata berlari.

The Jancok EmpressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang