Mulai sekarang Syifa tidak akan lagi bertanya pada Gus Faqih tentang Zahra pasti dia tidak akan mendapatkan jawabannya dan malah berakibat suaminya itu marah.
Tadinya setelah sholat isya ia ingin muroja'ah hafalan Qur'annya pada Gus Faqih agar ada yang membenarkan bacaannya tapi sepertinya Gus Faqih masih marah padanya karena pertanyaannya tadi dan Gus Faqih sekarang terlihat sedang sibuk dengan pekerjaannya.
Syifa memutuskan untuk muroja'ah hafalannya di ruang tengah saja sambil mencoba menidurkan baby Hamzah, bayi itu pasti akan tertidur dan tenang jika di bacakan ayat-ayat suci Al-Quran.
"Mau kemana?" ucap Gus Faqih yang melihat Syifa akan keluar kamar sambil membawa Hamzah. Syifa pun menengok ke arah suaminya.
"Mau ke ruang tengah, mau muroja'ah disana aja, kalo disini takut ganggu Gusnya."
"Disini saja saya sudah selesai kerjanya! kalau disana takut ganggu Abi sama Umma," ucap Gus Faqih.
"Gus udah ga marah?"
"Kata siapa saya marah?"
"Mmm itu dari tadi Gus nya diemin Syifa terus, ya aku kira Gus marah sama Syifa."
"Bukannya saya memang banyak diam?" ujar Gus Faqih.
"Eh iya ya."
Syifa lupa kalau suaminya ini kan irit bicara dan pendiam, kenapa dia tadi mengira kalau diamnya Gus Faqih itu karena marah? sulit untuk ditebak orang yang memang pendiam entah dia marah atau tidak.
"Muroja'ahnya disini saja biar saya yang menyimak!" ucap Gus Faqih.
Syifa mengangguk lalu menaruh baby Hamzah di karpet bulu karena Hamzah sudah bisa duduk dan merangkak Syifa biarkan saja bayi itu bermain sendiri dengan mainannya sedangkan ia duduk di karpet yang sama dan berhadapan dengan Gus Faqih.
Ia akan muroja'ah hafalan surah Maryam dan surat Toha, Syifa mulai membacanya dengan menutup mata, saat Syifa fokus membaca hafalannya Gus Faqih memperhatikan wajah Syifa yang terlihat sangat cantik memakai mukena berwarna putih itu.
Tanpa sadar tangannya terulur untuk mengelus pipi mulus Syifa. "Cantik," gumamnya.
Elusan lembut itu membuat Syifa menghentikan bacaannya lalu perlahan membuka mata melihat suaminya dengan jarak yang dekat. "Kenapa berhenti hmm?" tanya Gus Faqih.
"I-itu kenapa Gus Faqih ngelus-ngelus pipi Syifa?" ucap Syifa agak gugup.
"Pengen aja, ga boleh?" jawabnya santai dan tangan kanannya masih mengelus pipi Syifa.
"Boleh sih, tapi bikin jantung aku ga aman."
"Kamu punya penyakit jantung?" tanya Gus Faqih asal sambil menghentikan aksi mengelus pipi itu.
"Astaghfirullah, amit-amit aku ga punya penyakit jantung Gus."
"Yaudah lanjutin bacaannya."
Syifa menurut untuk melanjutkan bacaannya tapi kali ini ia tidak menutup matanya malah memilih untuk menatap suaminya itu sambil melanjutkan hafalannya. "Kok aku baru sadar suami aku ini ganteng banget, mukanya datar juga ganteng apalagi kalo dia senyum," ucap Syifa dalam hatinya.
"Hmm salah salah!" ucap Gus Faqih saat Syifa salah dalam membaca hafalannya, sedangkan Syifa tidak sadar kalau dia malah meloncat satu ayat karena tidak fokus saat membacanya.
"Hehe maaf Gus ga fokus, diliatin terus sama Gusnya sih."
"Ulang dari ayat pertama!"
"Ihh jauh banget ngulangnya Gus, ini udah mau akhir surah loh, ulang dari ayat yang kelewat tadi aja ya?*

KAMU SEDANG MEMBACA
GUS DUDA IS MY HUSBAND (END)
Espiritual- Zona teka-teki 1 - Kalian baca cerita ini siap-siap jadi detektif "Menikahlah dengan suamiku dan jaga baby Hamzah." Syifa Adzkia Husna, si gadis super aktif itu harus rela menjadi ibu pengganti dan menikah dengan duda pasif yang tak lain adalah s...