Puluhan tim SAR gabungan dikerahkan untuk mencari keberadaan Xiao Zhan. Meskipun sedikit terlambat, mengingat kejadian itu terjadi tiga hari yang lalu, tapi pihak Wang Yibo tetap bersikeras meminta para tenaga ahli untuk melakukan pencarian pada sosok manis yang akan menyandang gelar Nyonya Wang di masa depan.Pagi itu, setelah mendapatkan briefing dari Kapten Yoo Si Jin, masing-masing tim yang dilengkapi dengan peralatan ekstrikasi tersebut bergerak menuju datum search area atau sektor yang telah ditentukan.
Pencarian berlangsung selama satu minggu lamanya, tapi tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan keberadaan Xiao Zhan, kecuali selembar sobekan baju rumah sakit yang ditemukan tersangkut pada ranting pohon yang diyakini adalah milik korban."Bagaimana?" tanya Yibo penuh harap. Kini keduanya sedang berada di kediaman Wang.
Kapten Yoo menatap miris pada sosok pria tampan yang terlihat begitu berantakan saat ini. Wajah pucat pasi, bibir kering dengan lingkaran hitam di sekitaran mata benar-benar membuat siapa saja iba, tidak terkecuali dirinya.
"Maaf, Tuan Wang. Kami sudah berusaha semampunya, tapi ... tidak ada petunjuk apa pun selain ini yang kami temukan."
Sebuah plastik barang bukti berisi sepotong kain bergaris biru putih disodorkan tepat di depan Wang Yibo.
"Hiks ... Zhanzhanku."
Di dendekapnya erat plastik tersebut seakan-akan memeluk tubuh pemiliknya. Air mata mengalir deras layaknya hujan lebat di malam hari. Tubuh atletisnya bergetar hebat sebelum merosot jatuh ke lantai. Yibo limbung, secercah harapan untuk bertemu sang kekasih lagi-lagi menghilang.
Apa lagi yang harus ia lakukan untuk mengobati luka hati yang kian hari semakin menganga? Benarkah ini akhirnya? Haruskah Yibo menyerah?
"Hiks ... hiks ... hiks ...."
Untuk kesekian kali, Wang Yibo meraung pilu. Fisiknya lelah, terlebih lagi dengan batinnya. Yibo ingin istirahat sejenak, tapi akal sehat selalu memaksa untuk tetap terjaga. Ingin melupa, tapi ingatannya terus berputar bagaikan kaset rusak di dalam kepala.
Kapten Yoo tidak berani bersuara lagi, ia hanya bisa duduk kaku melihat bagaimana sosok pria yang dikenal pandai menyembunyikan ekspresi di balik wajahnya yang datar justru menangis sesenggukan layaknya anak kecil yang ditinggal pergi ibunya.
"Yibo ...."
Sebuah suara merdu menyapa gendang telinga. Tidak lama kemudian, sosok wanita paruh baya muncul dari balik pintu yang terbuka. Merengkuh tubuh bergetar Yibo dalam pelukan hangat nan penuh kasih sayang.
"Yang kuat, Nak. Jangan seperti ini, hum? Zhanzhan akan sedih kalau tahu Yibonya lemah seperti ini."
"Yibo harus bagaimana, Ibu? Zhanzhan pergi, dunia Yibo pergi, hiks."
"Ibu tahu, Nak. Ibu tahu ... tapi Yibo harus ingat, jika Zhanzhan akan selalu ada di sini."
Sang ibu membawa salah satu tangan putranya ke dada. Menekan bagian itu seakan-akan menunjukkan jika ada seseorang di sana.
"Di sini, Zhanzhan kita akan selalu berada di sini. Dia tidak akan pernah meninggalkan kita, selagi kita terus mengingatnya."
Wang Yibo meraba dadanya, merasakan detak jantung yang tidak beraturan di dalam sana.Tuhan ... tolong kembalikan dia. Apa pun keadaannya, aku bersumpah akan selalu bersamanya. Tolong aku ... kembalikan nafasku. Kembalikan hidupku. Kembalikan duniaku padaku! Aku membutuhkannya.
---- Tamat in PDF ----
⏩ PDF Ready setiap hari dengan harga 50.000. Yang berminat bisa hubungi nomer di bawah ini, ya😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Enough (Yizhan) PDF Ready✅
Любовные романыPerbedaan kasta dan restu membawa Wang Yibo dan Xiao Zhan pada sebuah perpisahan yang menyakitkan. Ini adalah sebuah kisah di mana cinta, pengorbanan, kerja keras dan tekad diuji. Mampukah keduanya meraup kebahagiaan bersama atau justru berhenti...