-----
" Aku maafin kamu. Tapi aku mohon, jangan buat aku kecewa lagi. Karena penuh perjuangan bagi aku untuk kembali membuka hati."
-
Nira Amalia
-----Kenapa dunia harus sesempit ini. Nira yang berusaha menghindar, malah dipertemukan kembali dengan Daffa. Dan sialnya, Daffa merupakan ketua OSPEK di Kampus Andromeda, kampus tempatnya belajar.
Daffa menatap kearah barisan para maba.
Baiklah perkenalkan, gue Daffa Aliansyah, biasa dipanggil Daffa. Gue ketua OSPEK tahun ini. Gue harap kalian semua disiplin dan tertib.
Disini gue akan menyampaikan kalau OSPEK tahun ini bakal diadakan selama 3 hari. Hari pertama, kalian akan tahu kelas kalian dimana, dan bakal ada guru yang ngasih penjelasan tentang jurusan yang kalian ambil. Hari kedua, kalian bakal diminta untuk ngumpulin 100 tanda tangan kating dalam sehari, dan beberapa acara lainnya. And last day, akan ada acara pentas, dimana setiap jurusan diwajibkan memberi penampilan, kalau nggak konsekuensi menanti. Kalau ada pertanyaan nanti bisa ditanyakan.
Dengan ini, acara pembukaan OSPEK mahasiswa/i telah resmi dibuka.
Riuh tepuk tangan memenuhi aula. Daffa mundur dan memberikan mic ke Kevin. Matanya melihat ke seluruh penjuru. Hingga netranya menangkap sosok yang mengusik hatinya.
----
" Kak Daffa ganteng bangettt"
" Kayaknya Kak Daffa tipe cowok yang kelihatan dingin tapi bakal care banget sama pasangannya, deh."
" Kira kira udah punya pacar belum ya?"
" Tapi kayaknya udah deh. Nggak mungkin orang kayak Kak Daffa belum punya pacar."
Banyak bisik bisik pujian terdengar di telinga Nira, terlebih para mahasiswi. Mereka memuji visual Daffa yang tak bisa Nira pungkiri begitu mempesona. Badan tegap proporsional, alis tebal, tatapan dingin, rambut yang ditata sedemikian rupa, nampak pas dengan bentuk wajahnya. Terlebih, ia memiliki public speaking yang bagus sebagai nilai plus nya.
"Ngapain gue muji dia." Batin Nira.
Nira yang sedari tadi menatap kebawah, kini mendongakkan kepalanya. Dan...
Deg
Netranya bersitatap dengan Daffa. Didepan sana, Daffa memberinya senyuman tipis, tak terlalu terlihat. Tak bisa ia pungkiri, sesuatu didalam sana berdetak tanpa permisi. Nira memutuskan untuk menundukkan kepala lagi.
----
Acara sambutan sudah selesai, kini para maba masuk ke kelas masing masing. Nira harus terpisah dengan Kaila dan Kintan, mereka berdua beda jurusan dengannya. Diperjalanan menuju kelasnya, ia bertemu...
" Nira, woy."
Nira menengok, ada Novan yang berdiri di hadapannya.
" Kamu kok disini? Nggak ada kelas?"
" Aku habis dari toilet. Kamu mau ke kelas?" Tanya Novan yang diangguki Nira.
" Aku duluan ya."
" Oke" Balas Novan.
Sesampainya di kelas, sudah banyak mahasiswa/i yang duduk. Ia melihat sekeliling dan memutuskan untuk duduk di bangku barisan kedua. Nira hanya diam sambil memainkan ponselnya. Ia tak bisa gampang akrab dengan orang lain.
Hingga dosen datang, membuat Nira segera meletakkan ponselnya. Ia memperhatikan dosen yang sedang menjelaskan tentang sekolah, fasilitas, dan beberapa penghargaan besar yang sudah di peroleh. Nira mendengarkan dengan seksama.
YOU ARE READING
Until We Meet
RomanceCINTA Sebuah kata sederhana beribu makna Beribu orang mengaku percaya adanya cinta Tak sedikit pula yang dengan tegas tak mempercayai apa itu cinta, Nira contohnya Hingga suatu hari, perasaan bernama cinta ini muncul Menggedor pintu hati yang diket...