4. Tidak Ingin Menghadapinya

2.3K 488 16
                                    

Daniella memegang alat tes kehamilan di tangannya dengan gemetar, sudah sejak dia mencoba alat itu perasaannya tidak baik. Dia berharap bahwa hasilnya adalah negatif. Dan menstruasinya yang terlambat terjadi hanya karena dia kurang istirahat atau terlalu banyak pikiran akhir-akhir ini.

Namun, hasil yang keluar membuat Daniella hampir terkena serangan jantung. Dia tidak tahu harus bagaimana sekarang. Alat tes kehamilan itu menunjukan bahwa saat ini dia positif hamil.

"Tidak mungkin." Daniella menolak untuk percaya. Dia dan Siegren hanya melakukannya satu kali, bagaimana itu bisa langsung berhasil menjadi janin. Teman-temannya bahkan harus melakukannya berkali-kali baru mereka mengandung.

Tidak percaya dengan hasilnya, Daniella melakukan tes lagi dengan alat yang lain. Namun, meski dia telah mencoba sebanyak lima kali hasil yang keluar masih tetap sama. Dia hamil. Dia sedang mengandung anak Siegren Shine saat ini.

"Apa yang harus aku lakukan dengan janin ini sekarang?" Otak Daniella tidak berfungsi dengan baik saat ini. Dia panik. Dia benar-benar tidak memikirkan tentang kehamilan setelah berhubungan badan dengan Siegren.

Selama beberapa waktu Daniella tidak keluar dari kamar mandi, dia menggigit bibirnya terus berpikir dengan perasaan tidak tenang.

Dia tidak bisa melahirkan janin ini. Dia harus menggugurkannya. Daniella mengambil keputusan bahwa dia akan menggugurkan janin di dalam perutnya. Bagaimana dia bisa menghadapi keluarganya jika mereka tahu bahwa dia mengandung anak kakaknya sendiri.

Daniella tidak siap menghadapi hal itu. Dan dia tidak ingin menghadapinya.

Wanita itu keluar dari kamar mandi, menyambar kunci mobil dan tasnya. Dia tahu di mana tempat yang bisa dia datangi untuk menggugurkan kandungannya.

Awalnya Daniella tidak memiliki keraguan. Dia bahkan telah sampai di klinik ilegal.

"Nona, apakah Anda yakin ingin menggugurkan kandungan Anda?" tanya dokter yang bekerja di klinik tersebut.

"Aku yakin." Daniella berkata dengan pasti. Dia tidak bisa memiliki anak ini.

"Mari lakukan pemeriksaan terlebih dahulu untuk melihat usia janin."

Daniella berbaring di atas tempat tidur yang tersedia di sana. Dokter kemudian mulai melakukan pemeriksaan. Usia kandungan Daniella baru memasuki delapan minggu.

Dokter menjelaskan bahwa dalam usia ini tidak perlu melakukan tindakan operasi, Daniella hanya perlu mengkonsumsi obat tersebut. Namun, dia harus tinggal di klinik itu selama dua hari untuk memastikan bahwa proses aborsi berjalan dengan baik.

Daniella menatap layar di depannya dengan perasaan yang tidak bisa dijelaskan.

Pemeriksaan selesai. Perawat mengirim Daniella ke ruang rawat yang sangat terjaga privasinya. Perawat itu akan kembali lagi dengan pil penggugur kandungan.

Tubuh Daniella berkeringat dingin. Apakah dia benar-benar harus menggugurkan kandungannya? Keraguan kini mulai muncul. Dia tidak bisa begitu kejam dengan janin yang ada di dalam rahimnya.

Sadar bahwa dia telah melakukan hal yang sangat mengerikan terhadap calon anaknya sendiri, Daniella segera turun dari tempat tidur dan pergi setelah meninggalkan lembaran uang di sana.

Dia tidak bisa membunuh anaknya sendiri, dia tidak bisa melakukan hal itu.

Daniella masuk ke dalam mobilnya. Dia segera mengemudi meninggalkan klinik ilegal tersebut. Namun, Daniella tidak tahu harus pergi ke mana hingga akhirnya dia berhenti di sebuah pantai.

Dia perlu menenangkan pikirannya yang kacau saat ini. Dia juga perlu memikirkan apa yang harus dia lakukan selanjutnya.

Daniella melamun untuk beberapa waktu, suara debur ombak membuat lamunannya semakin jauh. Dia akhirnya mengirim pesan pada teman-temannya, dia tidak tahan pada kesendiriannya saat ini.

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang