2. Kenangan Yang Sangat Berharga

2.8K 556 32
                                    


"Kakak ada di dalam, kan?" Daniella bertanya pada Royce. Saat ini dia telah sampai di perusahaan, tepatnya di lantai ruangan kakaknya berada.

"Ya, Nona."

"Kalau begitu aku akan masuk." Daniella segera melangkah menuju ke pintu ruangan kakaknya. Memegang handle pintu lalu kemudian membuka pintu.

Daniella melangkah masuk ke dalam sana, tapi kemudian langkahnya terhenti saat dia melihat keintiman dua orang di atas sofa. Dia sudah terbiasa melihat Siegren bermesraan dengan Mielle, tapi rasa sakitnya masih sama saja. Dia kira dia akan mati rasa seiring berjalannya waktu, tapi nyatanya rasa sakit itu masih saja terasa menyiksa.

"Aku tidak tahu jika ada Kak Mielle di sini, maafkan aku," seru Daniella.

Mielle yang berada di atas pangkuan Siegren segera turun. Sejujurnya dia sedikit terganggu dengan Daniella yang datang tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Ella, apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Siegren.

Daniella melangkah kembali, wanita itu mendekati kakaknya. "Aku ingin membicarakan tentang formula parfum terbaru perusahaan kita."

"Mari kita bicarakan setelah makan siang. Apakah kau ingin ikut makan siang bersamaku dan Mielle?" Siegren memiliki janji dengan Mielle terlebih dahulu jadi dia tidak bisa membuat tunangannya menunggu lebih lama. Dia tahu ketika dia membicarakan pekerjaan dengan Daniella maka itu akan memakan waktu yang lama.

"Aku sudah makan siang." Daniella tidak akan mau berada di tengah-tengah kakaknya dan Mielle karena rasa sakitnya akan sangat tidak tertahankan. "Aku permisi, maaf telah mengganggu." Dia kemudian berbalik dan pergi.

Daniella tidak begitu dekat dengan Mielle, itu semua karena Mielle adalah wanita yang dicintai oleh kakaknya. Dia takut bahwa kecemburuannya akan diketahui oleh Mielle.

"Kenapa kau tidak memberitahuku jika ada Kak Mielle di dalam." Daniella memelototi Royce.

"Maafkan saya, Nona. Anda tadi hanya bertanya apakah Tuan ada di dalam."

Daniella kesal, tapi dia tidak bisa marah karena memang itu pertanyaannya tadi. "Lain kali jika Kakak bersama Kak Mielle beritahu aku. Aku masuk di waktu yang tidak tepat."

"Baik, Nona."

Daniella selesai mengeluh, dia segera meninggalkan lantai itu dan pergi ke ruangannya.

**

Siegren selesai membahas mengenai pekerjaan dengan Daniella. Dari sikap Siegren bisa dipastikan oleh Daniella jika pria itu tidak mengingat apapun tadi malam.

Daniella meninggalkan ruang kerja Siegren dengan perasaan lega. Sebelumnya dia terus menekan rasa khawatirnya, tapi sekarang beban berat yang menekannya sebelumnya kini telah lenyap.

Apa yang terjadi semalam biarlah dia sendiri yang mengingatnya karena bagi Daniella itu adalah kenangan yang sangat berharga.

Ponsel Daniella berdering, wanita itu melihat ke layar ponselnya ada nama Altan tertera di sana. "Ada apa?"

"Apakah kau sibuk?"

"Aku sibuk."

"Aku sedang tidak enak badan."

"Kau seharusnya menghubungi dokter, Altan."

"Aku tidak suka dokter. Datang ke tempatku dan bawakan aku obat. Juga, aku belum makan siang. Buatkan aku bubur."

"Aku akan segera ke sana."

"Aku sangat mencintaimu, Ella."

"Berhenti mengatakan itu. Kau membuatku mual!"

Stay With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang