20 : janji sang papa!!!

40 38 57
                                    

สวัสดีทุกๆคน
heyyyoo.
---------------------------------------
TYPO TANDAINN!!!!!
--------
~~ happy reading ~~

Angel yang duduk di samping sang papa dan mamanya, wajah dia terlihat sangat bahagia. Angel akui dia sangat amat senang saat sekarang dia duduk berdampingan bersama dengan kedua orang tuanya, yang sekarang sama-sama baik kepadanya.

Baru beberapa menit yang lalu Angkasa dan Ani, datang ke sini. Dan sekarang kondisi ruang tamu ini sangat lah hening, hanya suara detak jarum jam yang terdengar, wajah Angel terlihat berseri-seri, sangat terlihat cantik di wajahnya.

Angkasa menghela nafas, matanya langsung menatap ke arah sang papa. "Pa? Papa ke sini, ada apa?" Tanyanya, Abraham menatap lekat wajah anak pertamanya.

"Papa ke sini.." ucap Abraham yang terdengar dia potong. Matanya menatap sekilas ke arah Angel. Kepalanya menunduk. "Mau minta maaf, sama adek kamu."

"Udah aku maafin pa, malahan dari dulu," seru Angel. Abraham mengangguk dengan tersenyum, Ani yang berada di samping kiri putrinya tersenyum mendengar seruan sang anak, tangannya mengusap-usap kepala Angel dengan sayangg.

"Ma? Adek kemana?" Tanya Angel. Mata dia sedari tadi tidak melihat adik kecilnya, yang bernama Aela Destinasi.

"Adek lagi tidur tadinya mau di ajak, tapi kasian dari kemarin dia tidak bisa tertidur. Entah kenapa." Angel manggut-manggut.

"Bibi?" Panggil Adzkia

"Iya kenapa, sayang?" Tanya Ani dengan tersenyum ke arah Adzkia.

"Tidak ada, bagaimana kabar bibi? Sudah lama bibi tidak ke sini, bukan?" Tanya Adzkia.

Ah iya, Ani melupakan hal itu. Benar dia benar-benar sudah lama tidak ke sini. "Iya. Kabar bibi baik, Kia. Kabar kamu bagaimana?"

Adzkia mengangguk. "Baik juga bi."

Ani tersenyum. Matanya mengedar ke seluruh penjuru rumah. Kepalanya manggut-manggut kala ada yang berbeda di ruang tamu ini.

"Ngomong-ngomong, bibi tidak melihat Alula. Dia kemana?" Tanya Ani. Lalu matanya berhenti di arah Adzkia.

"Dia tinggal di rumah mamanya, dalam beberapa Minggu ini."

"Oh gitu ya, pantas saja. Kemarin di samping rumah bibi, seperti melihat Alula, bibi kira hanya haluan bibi saja."

"Bibi pindah rumah?" Tanya Angel.

Ani mengangguk." Kayanya sih iya, dekat rumah mama. Kalian juga ikut pindah, mau?"

Mendengar pertanyaan itu refleks Angel menatap Adzkia. Kedua wajah itu tampak seperti berbicara lewat tatapan. Namun, setelahnya Adzkia menghela nafas.

"Papa janji, kalau Adzkia dan Angel pindah ke rumah kami. Papa akan mengabulkan semua keinginan kalian, papa juga akan mengkuliahkan Adzkia, sesuai keinginan Adzkia. Papa juga janji, papa tidak akan pernah berlaku kasar lagi ke Anak putri papa, Angel."

Ani menatap suaminya dengan tatapan tidak terbaca, tapi setelah itu bibirnya menampilkan senyum lebar. Senyuman bahagia tercetak indah di bibirnya.

"Pa? Ini benar?" Tanya Ani memastikan.

Abraham mengangguk mantap. "Ini benar, dan ini janji papa. Yang harus di tepati!"

Adzkia dan Angel menunduk, keduanya menjadi bimbang akan ucapan paman, dan papanya.

"Bagaimana, Adzkia? Angel?" Tanya Ani dengan semangat, wajahnya tampak bercahaya, indah, dan cantik.

Adzkia mendongak. "Akuu.. aku setuju untuk tinggal bersama paman, dan bibi. Tapi, kalau tidak kuliah pun, aku gapapa, aku cukup tau, karena biaya kuliah tidak semurah biaya yang kita bayangkan," ucapnya pelan.

DIFFERENT LIKES [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang