BAGIAN EMPATBELAS

77 32 4
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Allah mampu membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin."

↭↭↭
   

     "RUMAH tangga."

Rasyid membulatkan matanya sempurna. Raut wajahnya sulit untuk dijelaskan.

"Bang, Ocit mah gak mau dijodoh-jodohin. Ocit kan udah bilang, Ocit mau nyari sendiri. Banyak tau bang, yang udah ngantri ke Ocit, tinggal milih aja salah satunya,"

"Bang, plis bilangin ke ayah, Ocit gak mau asal dijodohin kayak gitu,"

"Ocit gak rido, titik."

Dasar Rasyid, malah dibawa serius. Sedang Rustam hanya terkekeh-kekeh, ingin tertawa tapi nanti ketahuan lagi canda.

"Apaan sih, lebay kayak cewek. Dramatis."  semprot Rusyda yang dari tadi ikut nyimak.

"Apa lo? Iri sama gue yang udah dikejar-kejar sama banyak cewek?"

"Bukan dikejar, tapi lo yang ngejar. Dasar, gak ada kerjaan."

"Waktu cari ilmu itu jangan jorok."

Rusyda memalingkan wajahnya, malas debat.

"Muehehe, kalo mau jadi pakar cinta ya gini, Da." bukannya diresapi omongan adiknya, Rasyid malah berbangga diri.

"Maaf, gak minat." balas Rusyda santai.

"Udah-udah, malah jadi ngelantur kemana-mana kalian ini." lerai Rustam.

"Gimana mau jadi pimpinan yang baik kalian berdua, kalo pikirannya si merah aja. Abang mah cuman ngasih tau, kalian jangan malu-maluin abang sebagai si ketua pensiun sepanjang abad,"

"Masa abang punya adek laki-laki, dua-duanya gak bisa mimpin. Hadeuhh."

Tak menjawab, Rasyid dan Rusyda memandang Rustam serius.

"Mimpin apaan bang?" serempak mereka berdua.

"Kelompok."

↭↭↭

"Untuk semua santri-santriyat. Harap berbaris rapih terlebih dahulu, setelah diumumkan siapa saja yang akan berperan sebagai ketua dan pembagian anggotanya. Harap untuk nama yang disebut, membuat banjar masing-masing kembali bersama dengan kelompoknya." jelas Rafie, salah satu Rois tertua dari kalangan santri putra.

"Akan terbagi 8 kelompok. Masing-masing kelompok putri terdiri atas 12 orang, sedangkan putra terdiri atas 13 orang."

"Untuk pembagian santri putra,"

"Kelompok pertama, dengan gelar nama kelompok Khalifah Abu Bakar Ash-shiddiq, akan dipimpin oleh saudara Naufal Tamimi Waqqas."

Prok! Prok! Prok!

"Ciyaa jadi ketua!" ejek Haidar, menyenggol lengan Naufal pelan.

Naufal tersenyum singkat, maju kedepan.

"Kelompok kedua, dengan gelar nama kelompok Khalifah Umar bin Khattab, akan dipimpin oleh saudara Haidar Khairul Anwar."

"Jhahaha." Rasyid tertawa lepas mendengar nama tersebut.

NAHNUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang