10

384 40 3
                                    


Ling yang menyaksikan kehadiran Zilong menoleh ke arah wanita itu dan mengelus tangannya. Zilong masuk kekelas dengan perasaan sedih dan hancur secara bersamaan.

"Hei Ling boleh ngomong bentar?" Ling hanya menatapnya sebentar kemudian menatap mata wanita itu lagi. "Ah Ling.. aku benar benar bahagia! Maukah kau pergi ke asramaku nanti malam?" ucap wanita itu, sontak membuat Zilong membelakkan matanya tak percaya.

"Gak. Ling ga boleh pergi" wanita itu tampak tak terima dengan perkataan Zilong "lo siap ngatur ngatur dia?" wanita itu mengepalkan tangannya, bersiap untuk menampar Zilong kapanpun.

"Gua temannya" ucap Zilong dengan rasa sedih. Ling hanya menyaksikan perdebatan mereka, sebenarnya Ling tak tega dengan Zilong tapi apa boleh buat? "Lo sama Ling cuma teman kan? Yaudah lo ga ada hak buat ngelarang pacar gua ke kamar gua"

"Lo kayak lonte aja sih bawa bawa cowo ke kamar" Zilong tak tahan lagi, ia mengeluarkan kata kata ramahnya dan menatap tajam wanita itu. "Jaga kata kata lo! Ling.. liat dia ih.. aku ga bisa dibentak Ling hati aku itu lemah"

Ling tampak risih karena wanita itu menempelkan tangannya ke dada wanita itu sendiri. "Mending lo pergi dari sini" ucap Ling, Wanita itu tersenyum lalu mengejek Zilong.

"bleee" ejeknya. Zilong pergi kebelakang dan duduk disebelah temannya, Melisa. "Lo kenapa Long?" Zilong cuma menoleh kejendela dan menahan air matanya.

'kok gua jadi lemah gini sih anj' batinnya. Ia memegang dadanya yang terasa ditusuk jarum jarum yang tajam. Melisa hanya bisa mengelus punggung Zilong "sabar sabar, lo pasti bakalan bisa dapatin hati dia kok"

Melisa memang tahu bahwa Zilong menyukai Ling sejak lama, begitu juga Ling menyukai Zilong sejak lama.

***

Istirahat

"Kak juli mana sih anjir daritadi ditunggu ga muncul" ucap Zilong dengan nada sedikit kesal. Tak lama, Julian muncul dengan satu batang Bunga Mawar ditangannya "Hei zilong" ucapnya.

Zilong menoleh dan menatap kesal julian "lo darimana sih kak? daritadi gua lumutan nungguin lo" protes Zilong sembari melihat ke arah bunga mawar yang dibawa Julian. "tadi kakak ngeliat seekor kucing hitam ditaman, disebelahnya ada bunga jadi kakak ambil. Terus kucing itu pergi ke Ling"

'hacoy toh' Zilong menatap kesal Julian "tetep aja gua nungguin lo lama banget" julian terkekeh, ia menepuk kepala zilong lembut. Zilong tersipu malu, posisi mereka berada dikeramaian dan mereka menjadi pusat perhatian.

Dan tampaknya seseorang terlihat tidak senang dari kejauhan lantai 2. Julian mengetahui hal itu semakin memanas manasi orang itu "hei zilong, bunga ini buat kamu aja" Zilong menerima bunga itu lalu memasangkannya ke sela sela telinga julian.

"Wah cocok juga buat lo kak awokawok" Julian lagi lagi terkekeh, ia mengelus rambut zilong yang panjang. "Lo berdua pacaran?" tanya Yin yang tiba tiba muncul "kagak, kami temenan" ucap Zilong.

"Temenan kok deket gitu? Ling mana?" Kali ini xavier yang bersuara. Zilong menunduk lagi, Julian yang paham akhirnya buka suara "Ling dan Zilong lagi ada masalah" ujarnya dan menarik zilong ke pojokan kolam.

"Hei Long, kamu bisa renang ga?" Zilong menggeleng "gua ga bisa renang kak hehe." Julian melepaskan kaos dan celana pendek miliknya, menyisakan celana renangnya yang ketat hingga terbentuk sesuatu yang menonjol disana.

'perasaan Ling ga pernah pakai celana seketat ini" Zilong langsung menggelengkan kepalanya "ah zilong tolol."

"Ayo Long, turun sini" Zilong menggeleng, tetapi Julian tetap memaksanya. Hingga tiba tiba- "DUAAAR!" teriak hanzo mengagetkan Zilong hingga terjatuh, dengan sigap Julian menangkapnya.

Rich FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang