11

417 38 1
                                    

"awas!"

DUAAAR

Sebuah mobil menabrak sesuatu yang ia sukai, yang ia rawat dari dulu, yang ia sayangi sejak ia masih kecil. Ling tak percaya dengan kecelakaan yang terjadi didepannya.

Ya benar..

Bunga kesayangannya yang ia tanam disamping asrama rusak karena mobil sialan itu. Ling awalnya ingin mengejar mobil itu tapi ada seseorang yang lebih penting dibanding itu.

"Pasti dia dihalte kan?" Ling berlari menuju halte dekat asrama mereka, ia bergegas sebelum Zilong mati karena kedinginan. Saat ia sampai dihalte, tak ada satu pun yang menunggu disana kecuali seekor anjing, ia memanggil anjing itu dan memeluknya.

"Zilong kan suka sama Anjing, jadi akan kubawa kau." ucapnya, tiba-tiba ia mendapatkan sebuah telfon dari Angela. "angela? kau melihat Zilong?" tanganya.

"Bukankah dia sudah pulang? seharusnya dia sudah sampai sekarang tapi aku khawatir karena sudah hujan, deras pula." ucap angela khawatir

Ling semakin panik, biasanya jika ia ketakutan ia akan bersembunyi dihalte (jika ia berada diluar asrama) "dimana dia jadinya?" ucap Ling panik, ia mematikan ponselnya sebelah pihak.

Ling terus mencari zilong, sampai ia mendenger suara jeritan saat petir kembali marah. "itu.. suara Zilong? dari- AH ZILONG!" teriaknya sembari berlari ke arah Zilong yang bersembunyi dibawah pohon.

"Zilong bodoh, kalau lo sembunyi disini bukannya lo selamat malah lo mati bego!" ucap Ling dengan nada marah. Ia menarik tubuh Zilong dan memeluknya dalam dekapannya. "gua.. gua panik! gua ga mikir sampe kesitu"

Ling menggendong Zilong seperti menggendong bayi dan berlari menuju asrama "lo tau darimana gua disana?" tanyanya, Ling hanya tersenyum tipis "pertama lo dari rumah angela kan? rumah angela cuma 2 km dari sini, dan lo pasti biasanya bersembunyi dihalte.

Gua cari lo dihalte dan ga ketemu, akhirnya gua nyari lo kerumah Angela dan pasti gua bakalan dapat petunjuk kalau kesana. Saat petir nyala disana gua dengar lo teriak ditaman dibawah pohon, mudahkan?" ucapnya dengan nada sombong.

Zilong yang tadinya melemas karena petir, kini mulai bertenaga "gua bisa jalan sendiri" ucapnya. Ling hanya menatapnya lalu mulai bersuara "gua mau gendong lo, salah?" lagi lagi Zilong tersipu malu dibuat Ling.

Zilong tak menyangka jika Ling akan mencarinya, apakah ini sudah saat yang tepat untuk meminta maaf? Itu lah yang dipikirkan Zilong. "Hei Ling, gua.."

Ling hanya berlari dan berdehem "gua mau ngentod bareng lo." Sang lawan yang tadinya berlari sekarang berhenti tak menyangka dengan perkataan zilong.

"Are u sure?" Zilong mengangguk. "kalau lo ga mau gapa-" Ling mencium bibir Zilong tanpa aba aba lalu melumatnya. Zilong membelakkan matanya kaget, kemudian membalas lumatan itu.

Ling melepaskan lumatannya dan mengatur nafas mereka bersamaan. "haah.. haah.." Ling kembali berlari, tetapi kali ini ia berlari lebih cepat dari sebelumnya.

kebelet ngentod

***

Ling membuka pintu kamar mereka, lalu mencoba membangunkan Zilong yang sedang tertidur dalam gendongannya.

'dia terlihat seperti bayi' batin Zilong. Tak tega membangunkannya, Ling berakhir meletakkannya di kasur miliknya lalu membukakan baju Zilong perlahan. "tahan Ling, ga boleh hard"

Satu persatu mulai lepas, mulai dari kaos, celana, dan kaos kaki. Ling mengambil kaos dan celana baru milik Zilong lalu memasangkannya "dia motong rambut ya?"

Rich FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang