awal

1.6K 128 8
                                    

"Kakak percaya aku punya kembaran?"

Pria dengan surai coklat itu terkekeh gemas. Mengelus Surai sang kekasih dengan lembut.

"Jangan bilang kembaran kamu itu pantulan kamu di cermin."

Sang kekasih merengut, memajukan bibirnya beberapa centi. Matanya tersirat kesedihan.

Namun pria dengan surai coklat itu malah memekik gemas. Sungguh, Junkyu hanya ingin Travis menjadi miliknya seorang.

"Beneran tau!! Kakak mah nggak percaya sama aku!!"

Junkyu menarik Travis untuk berada di pelukannya. Mencium aroma sang kekasih yang manis dan begitu memabukkan.

"Iya kakak percaya."

Travis tersenyum hangat di pelukan pria yang berbeda 4 tahun dengannya itu. Tangannya mengeratkan pelukan di pinggang Junkyu.

"Kalo semisal dia datang, kakak bakal milih aku apa dia?"

Junkyu terdiam, melepas pelukannya dan menatap Travis dalam. Travis menunggu jawaban Junkyu dengan wajah hangat. Membuat Junkyu serasa terhipnotis olehnya.

"Tentu aja Travis dong!! Kakak kan cuma cinta Travis aja." Ucap Junkyu

Travis tersenyum. "Aku juga percaya kakak!!"

Travis kembali memeluk Junkyu. Keduanya saling mengeratkan pelukan, seolah tak ingin berpisah barang sedetik saja.

"I love you Travis."

"I love you too kak Junkyu."

















































"TRAVIS!!!!!!"

Junkyu membuka matanya, wajahnya di penuhi keringat dan air mata. Nafasnya tercekat, mencoba mengambil oksigen sebanyak mungkin.

Dadanya sesak.

"Yak!! Kim Junkyu!!" Sang sahabat, atau yang di kenal sebagai Hamada Asahi menghampiri Junkyu dengan wajah khawatir.

"Mimpi buruk lagi?" Tanya Asahi memastikan.

"Iya, masih sama." Jawab Junkyu lesu.

Asahi segera memberikan segelas air kepada Junkyu. Dengan malas, Junkyu meneguk air yang diberikan Asahi.

"Udah 3 tahun Kyu. Lu harus lupain dia."

Junkyu memilih diam. Bukannya tak mau, namun Junkyu tak bisa. Melupakan seseorang yang begitu di cintainya.

Travis.

Pria dengan pesona yang mampu membuat Junkyu tergila-gila. Hanya Travis.

"Besok ada festival di taman. Gue rasa lu harus pergi ke sana."

Junkyu menggeleng lemah, sudah 3 tahun ini dirinya mengurung diri. Setelah lulus kuliah, lebih memilih menjadi beban keluarga dan sahabatnya.

"Nggak ada penolakan Kim! Pokoknya harus!"

Asahi pergi, meninggalkan Junkyu yang masih linglung.

Bukannya Asahi jahat, tapi Asahi tau, Junkyu butuh waktu sendiri. Asahi memaklumi junkyu, bahkan selama 3 tahun ini Asahi yang memberikan ruang bagi Junkyu.







Sore hari yang begitu menawan. Warna langit dan awan yang membentuk gradasi warna yang memanjakan mata. Bahkan sang Surya yang mulai tenggelam tak mau kalah.

Menakjubkan.

"Jangan lemes gitu dong!" Asahi menarik Junkyu masuk ke festival tahunan di kota mereka.

Festival bertemakan cinta.

Dari banyaknya tenda dan stand yang didirikan. Hanya satu yang mempu membuat Junkyu tertarik.

low love temperature

Hanya ada warna putih dan hitam. Menggambarkan betapa rendahnya sebuah cinta dalam tema yang di ambil.

Tanpa sadar langkah Junkyu membawanya masuk ke dalam tenda. Melihat sekitar, sungguh menakjubkan karena semuanya hanyalah sticky note dengan kata-kata mutiara akan merananya seseorang tanpa sebuah cinta.

Sticky note putih dan pena berwana hitam.

Junkyu memerhatikan satu sticky note yang tampak menjadi pusat. Berdiri tegak dengan tangan yang di lipat di dada. Junkyu tampak sangat fokus.

"Cinta yang tulus adalah cinta tanpa paksaan."

Junkyu menoleh ke samping, dimana suara yang tampak familiar terdengar oleh telinganya.

Maniknya menyendu, menatap orang di sebelahnya dengan sebuah tatapan yang tidak bisa di jelaskan.

"Travis..." Gumam Junkyu

Seseorang yang merasa di perhatikan oleh Junkyu itu menoleh. Maniknya melebar, mundur selangkah kala menyadari keberadaan Junkyu.

Dengan cepat tangan Junkyu menyekal tangannya. Membuat pria itu tak dapat pergi.

"Aku merindukanmu." Ucap Junkyu sembari menarik pria itu ke dalam pelukannya. "Aku merindukan mu Travis."

Pria itu memberontak, melepas pelukan Junkyu dengan kasar. "Maaf sepertinya anda salah orang. Nama saya bukan Travis."

Pria itu pergi keluar tenda, Junkyu tak tinggal diam. Langkahnya menyusul pria itu, dengan cepat setelah 7 langkah keluar dari tenda, pria itu menghentikan langkahnya.

Junkyu kembali menyekal tangannya.

"Kamu Travis."

"Saya Haruto." Ucap Haruto sembari melepas tangan Junkyu dengan paksa.

"Aku yakin kamu Travis."

"Dan saya yakin anda gila."

Junkyu tersenyum, membuat Haruto kebingungan. Adakah orang yang dikatai gila malah tersenyum? Sepertinya hanya pria di depannya ini.

"Kamu Travisnya Junkyu."

"Saya bukan Travis!"

"Kim Junkyu!! Gue cariin juga!!" Ucap Asahi sembari menepuk bahu Junkyu pelan.

"Maaf, anda temannya?"

Asahi melihat Haruto, mengangguk cepat sebagai respon yang baik.

"Tolong jaga teman anda atau bawa dia pergi, dia terus mengatakan bahwa saya Travis."

Asahi menoleh ke arah Junkyu. Melihat Junkyu yang menatap Haruto tanpa berkedip

Asahi menghela nafas panjang. Tangannya menepuk pipi Junkyu pelan.

"Sadar! dia bukan Travis."

Junkyu menatap Asahi, tatapannya berubah sendu. Kemudian kembali menatap Haruto, "Benar, kamu bukan Travis. Tidak mungkin Travis memintaku untuk menjauhinya."

Asahi menarik tangan Junkyu, setelah menunduk sedikit pada Haruto.

Setelah kedua pria yang baru saja di temuinya itu pergi, Senyum nampak jelas di wajah Haruto.

"Junkyu ya? Menarik."

LOW LOVE (KYUHARU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang