Haruto mengulum senyumannya. Menatap Junkyu dengan dekat seperti ini mampu membuat hatinya tenang. Sepertinya menjadi kekasih pria di hadapannya ini tidak buruk.
Tampan, kaya, menawan, dan menarik.
Sempurna.
Haruto mengerutkan dahinya halus, saat melihat pria di depannya itu mengerutkan dahi dalam tidurnya. Sepertinya mimpi buruk.
Tangan Haruto menepuk pelan bahu Junkyu. Merilekskan tubuh Junkyu. Setelah kerutan itu memudar, Haruto manarik tangannya.
Melihat ponselnya yang bergetar pelan.
Tersenyum senang kala melihat nama 'my Bby' membalas pesannya.
Melupakan Junkyu yang sudah tertidur pulas di sampingnya. Haruto segera saling mengirimi pesan dengan orang itu.
Bahkan dirinya tak menyadari, bahwa ia terlalu banyak gerak dan tertawa.
Merasa banyaknya pergerakan di sebelahnya, Junkyu bangun dari tidurnya. Hal pertama yang di lihatnya adalah Haruto yang asik dengan ponselnya.
Junkyu bangun dari tidurnya tanpa mengatakan apapun. Membuat Haruto sadar, dengan segera mendekati Junkyu.
"Aku pulang ya. Maaf nggak bisa sampai malam."
Tanpa menunggu balasan Junkyu, Haruto segera pergi. Junkyu hanya memandangnya.
"Travis nggak pernah pamit pulang dengan tergesa. Bahkan sampai lupa mengatakan I Love U."
Junkyu segera pergi ke kamar mandi dan membersihkan dirinya. Menatap ke arah bawah dari balkonnya.
Asep, yang sibuk dengan tanaman di halaman rumah di sore hari.
Junkyu menatapnya tanpa ekspresi. Asep yang merasa adanya tatapan dari atas. Mendongak, pandangan keduanya bertemu.
Asep dengan cepat mengalihkan pandangannya. Apapun asalkan jangan menatap Junkyu terlalu lama.
Manik tajam itu terlalu mengintimidasinya
🤍🤍🖤🖤
Haruto berjalan ke sebuah taman. Dilihatnya seseorang yang sedang duduk sembari mendengarkan lagu dengan earphone.
Haruto diam-diam berjalan mendekat. Memeluk orang itu dari belakang.
Dia adalah kekasih Haruto yang sebenarnya. Sering di panggil Dobby oleh Haruto, Kim Doyoung.
"Kamu udah lama nunggu aku?"
"Enggak kok, aku baru sampai setengah jam yang lalu."
"Itu udah lama Dobby.." Haruto duduk di sebelah Doyoung.
Menangkup wajah Doyoung dengan kedua tangannya.
"Masih sama, imut dan cantik. Fiks kamu dobbynya Ruru!!"
Haruto memeluk Doyoung erat. Membuat Doyoung tersenyum senang. Jujur ia rindu Rurunya.
Mereka sudah berpacaran hampir 7 tahun. Sejak lulus SMP lebih tepatnya. Mereka menjalin hubungan sepasang kekasih.
"Kamu kenapa?"
Haruto melepaskan pelukannya. Menatap Doyoung bingung.
"Maksudnya?"
"Ini." Haruto memegang leher kanannya. Merabanya, sedikit nyeri. Haruto membulatkan matanya.
Kissmark yang Junkyu tadi buat untuknya. Haruto lupa untuk itu.
"Kayaknya gegara aku makan kacang deh."
Doyoung menyentuh kissmark yang ada di leher Haruto. "Nggak ada aku, kamu jadi kebablasan makan kacang ya?"
Haruto menggenggam tangan Doyoung. "Iya, makanya kamu jangan pergi lagi."
"Aku cuma bisa di sini seminggu Ru, libur semester aku cuma 2 Minggu"
Haruto memanyunkan bibirnya. "Ya udah gapapa, biar Pak Doyoung, dosen yang terhormat jadi ibunya anak aku."
"Iya! Makanya kamu doain aku. Biar cita-cita aku tercapai."
Haruto kembali memeluk Doyoung. Doyoung mengerutkan dahinya samar, "Kamu ganti parfum? Kok aku nyium bau stawberry."
"Iya, aku ganti. Soalnya aku pengen kesan yang beda dari kamu."
Doyoung tersenyum dan mencium bahu Haruto. "Aku suka kamu Ruru."
Lancar sekali Watanabe Haruto ini berbohong. Mungkin karena selama 1 bulan ini dirinya bersandiwara di depan Junkyu.
🤍🤍🖤🖤
"Loh Kyu? Lu ngapain udah malam gini malah bengong di sini."
"Sa, kok gue nggak yakin ya..."
"Nggak yakin gimana?" Junkyu menghembuskan nafas pelan. Kata-katanya tersangkut dalam desahan kecilnya.
Asahi mengiring Junkyu ke dalam. Mendudukkan pria bermarga Kim itu di tepi ranjang.
"Kenapa?"
"Haruto dan Travis. Apa mereka dua orang yang berbeda?"
Asahi tentunya terkejut, setahunya semuanya baik-baik saja selama 2 bulan ini. Lalu kenapa Junkyu tiba-tiba seperti ini?
"Tadi lu minta cuti sehari, buat overthinking?"
"Enggak!!" Junkyu menjatuhkan kepalanya ke bahu Asahi.
"Tadi Haruto ada di sini. Tapi sore dia tiba-tiba pulang. Nggak ngucapin I Love U juga ke gue."
Asahi terkekeh, "Lu overthinking gegara dia nggak ngucapin I Love U?"
Junkyu mengangguk. Asahi membawa tangannya untuk merangkul pundak Junkyu. Mencari tempat nyaman untuk merangkul Junkyu yang menyadarkan kepalanya di bahunya.
"I Love U Kim Junkyu."
Junkyu mendongak, "Bukan dari lu Sa!!"
Asahi melepas rangkulannya, membuat Junkyu duduk tegak menghadapnya.
"Udah nggak usah di pikirin, Kalo Haruto berani ngelukain lu. Gue di garda terdepan buat ngelindungin lu. Jadi sekarang udah malam. Lu tidur aja. Besok kerja!"
Asahi mendorong tubuh Junkyu, membuatnya rebahan di kasurnya sendiri.
"Gue mau istirahat, oiya. Makan dulu sana. Gue udah makan tadi di luar."
Junkyu mengangguk lemah. Bangun dari sesi rebahan singkatnya. Memeluk Asahi dari belakang.
"Gendong!!"
"Kim Junkyu!!" Tegur Asahi.
Junkyu melepas pelukannya, merengut dan pergi meninggalkan Asahi.
"Kalo lu kayak gitu, gue bisa beneran jatuh cinta ke elu Kyu. Jangan bikin gue merasa pantas mendapatkan cinta lu."
Asahi memegang dadanya, "Gue mau lu jadi Junkyu yang dulu. Dan sekarang lu udah sama kayak dulu. Gue nggak mau ngehancurin kebahagiaan lu Kim."
Double up ya.. di tunggu yg satu.. masih proses revisi...
KAMU SEDANG MEMBACA
LOW LOVE (KYUHARU)
FanfictionEND Cinta yang tulus adalah cinta tanpa paksaan. "Lu bukan dia! kalian berbeda dan enggak akan pernah sama." Tidak bisakah sekali saja kau melihat ke arahku? Aku rela melakukan semua hal yang kau mau, asal kita bersama. karena aku mencintaimu, Kim J...