6

599 62 4
                                    

Haruto menurut. Pergi jauh dari kehidupan seorang Kim Junkyu tanpa kejelasan.

Bahkan perjalanan pulang dari pantai 2 hari lalu hanya di penuhi keheningan.

Kini Haruto menghabiskan semua waktunya bersama Doyoung. Memilih mematikan ponselnya dan pergi dari apartemen yang disewakan Asahi dengan sepucuk surat.

Haruto sadar, tidak ada yang lebih baik daripada meninggalkan seseorang yang memang tak di takdirkan untuk kita.

"Makasih ya, hari ini aku senang banget. Walau sekarang kita harus jauhan lagi. Tapi aku bahagia bisa menghabiskan waktu bersama kamu Rurunya Dobby."

Doyoung memeluk Haruto, "Aku juga by, aku bahagia." Balas Haruto.

"Jaga diri kamu baik-baik."

Doyoung melepas pelukan mereka, membalikan tubuhnya, memasuki bandara untuk kembali ke tempat ia mengejar mimpinya.

"Aku bahagia?" Lirih Haruto sembari menatap kepergian Doyoung.

Haruto melirik jam tangannya, Jarum pendek menunjukan pukul 3 sore. Dengan hati gundahnya, Haruto segera menuju sebuah tempat yang sudah sangat lama tak di kunjunginya.

Haruto masuk ke sebuah rumah sakit. Tempat dimana seseorang sedang berada di ambang kematian.

"Kenapa lu nggak mati aja?"

"Gue pengen bebas kayak lu. Walau lu lemah, tapi lu dapetin apa yang lu pengen. Nggak kayak gue."

"Tukeran yuk, gue yang di situ. Dan lu jadi gue."

Haruto terus mengucapkan kata-kata yang ia sendiri tau. Tak ada gunanya.

Travis.

Adik kembar Haruto, bukannya ingin menyembunyikan. Tapi Haruto benci fakta bahwa orang di hadapannya ini masih hidup.

Setelah menyelematkan Haruto yang ingin bunuh diri, Travis malah jatuh dari rooftop yang cukup tinggi.

"Orang tua kita taunya lu juga udah mati. Bahkan mungkin orang yang lu sayang itu juga."

"Gue ngecewain hatinya dia. Gue nyamar jadi lu. Ternyata di cintai sama seseorang yang bener-bener cinta sama lu, itu rasanya beda."

"Lu tau kan? Dobby nerima gue jadi pacarnya cuma karena dia nggak mau di jodohin sama pilihan orang tuanya?"

"Lu sendiri yang bilang ke gue. Gue awalnya nggak percaya. Tapi ternyata setelah gue lihat sendiri, orang tuanya nggak setuju sama hubungan kita dan dia yang terus mempertahankan seolah dia beneran cinta sama gue. Rasanya kepalsuan itu ngebuat hati gue sakit."

Haruto tersenyum kecut, membalikan tubuhnya dan pergi dari ruang inap Travis.

3 tahun yang lalu. Tepatnya 3 bulan sebelum kelulusan Junkyu.

Haruto yang mengetahui Doyoung ternyata tak mencintainya ingin bunuh diri.

Tidak di anggap oleh kedua orangtuanya. Bahkan ternyata cintanya untuk sang kekasih tidak terbalas.

Lalu ia harus hidup untuk siapa?

Memutuskan untuk lompat dari gedung apartemen Jeongwoo. Untungnya Travis mengetahui hal itu, karena Haruto sempat meninggalkan pesan untuk Travis.

Malam itu, semuanya terjadi.

Haruto selamat, namun Travis malah terpeleset dan jatuh.

Selama 3 tahun ini pula, Haruto membiayai semua pengobatan Travis.

Orang tuanya menganggap bahwa Travis pergi, meninggalkan anak tak berguna seperti Haruto.

Travis belum sadarkan diri. Bahkan kondisinya semakin memburuk.

LOW LOVE (KYUHARU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang