Pertemuan

58 12 7
                                    

"Haikal?? Apa yang kau lakukan di sini?"

Haikal hanya bisa tersenyum kecut saat mendapati Ria, sang ibu, mempertanyakan keberadaannya di rumah sederhananya sendiri.

"Aku membawa seseorang yang ingin bertemu dengan Ayah dan Ibu..." ujar pemuda itu seraya tersenyum simpul.

"Siapa?" gumam Ria masih tak paham akan maksud perkataan Haikal. Tapi tak lama berselang,

"Apa kabar, Bu Ria?"

Ria terlihat sangat terkejut hingga tak bisa berkata apa-apa setelah mengenali sosok yang dimaksud sang putra kesayangan.

"Ci-Citra??" ujarnya sampai terbata-bata.

"Ibuuu...!"

Haikal terbelalak saat menyaksikan bagaimana gadis bernama Citra itu, langsung berlari melewatinya hanya untuk segera memeluk Ria

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haikal terbelalak saat menyaksikan bagaimana gadis bernama Citra itu, langsung berlari melewatinya hanya untuk segera memeluk Ria. Ibu Haikal yang juga masih terlihat awet muda meski telah memasuki usia paruh baya.

"Kesayangannya Ibu sudah pulang~" Ria di sisi lain menyambut pelukan Citra yang sangat erat padanya.

Kesayangan?

"Haikal, mengapa tak kau kabari Ibumu ini? Semestinya Ibu bisa menyiapkan makanan kesukaan Citra juga, kan?" Alis Ria menukik ke arah Haikal.

Haikal sekali lagi hanya bisa tersenyum kecut. Tak berdaya di hadapan sang ibu, wanita yang sangat ia sayangi di dunia ini.

"Bukan salah Haikal, Bu..." Citra menjelaskan. Ia juga tak ingin sampai Ria salah paham pada putranya sendiri. "Tadi Citra yang mendadak ingin diantar kemari..." gadis itu melanjutkan.

"Begitukah?" Ria terlihat menatap penuh selidik ke arah Haikal, dan kali ini Haikal bisa sedikit merespon dengan sebuah gelengan malas.

"Begitukah?" Ria terlihat menatap penuh selidik ke arah Haikal, dan kali ini Haikal bisa sedikit merespon dengan sebuah gelengan malas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Benar, Buuuu...." rengek Citra dengan nadanya yang manja, "Citra yang memaksa Haikal agar segera diantar ke rumah ini~"

Oh, nada itu...

"Kalau Haikal tadi tetap tidak bersedia mengantarku, aku bermaksud mengadukannya pada Papa."

Ria seperti teringat sesuatu. "Oh, ya!" gumamnya, "Apa kabar Kalina? Ia masih sering mengomeli Papamu, tidak?" Kedua alis Ria naik-turun dengan lucu. Menegaskan bahwa ia bercanda meski wajahnya terlalu serius saat memberi pertanyaan tadi.

Citra Dan HaikalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang