제10장

587 65 18
                                    


 "Falling in love is not rational. It's madness. A beautiful, wonderful, moment of magnificent insanity." 

– Michael Faudet.



Happy Reading!

T-Thank You!✌️



******

💙💗



"Ayah? Bunda?"


Mendengar itu, Seungwan membelalakan matanya. Orang tua Joohyun melihat ke arahnya dengan mata berbinar dan senyum lebar di wajah keduanya.


Well, it seems that Seungwan has met Joohyun's parents in person at once. 


Seungwan dengan cepat menarik lengan Joohyun untuk kembali menatapnya, "Kamu undang mereka kesini?? Kenapa gak bilang ke aku, Joohyun?!", bisiknya pelan.


Joohyun menelan salivanya saat mendengar nada kesal dan panik dari suara Seungwan. Dirinya juga tidak berbeda jauh dengan Seungwan, Joohyun bahkan sudah merasakan keringat yang mengucur di dalam pakaiannya. Bagaimana bisa orang tuanya mengetahui alamat rumahnya? Seingatnya, Joohyun sama sekali tidak memberitahu mereka tentang alamat rumahnya selama ini. Memang Joohyun pernah bilang ke Ayah dan Bundanya jika kelak ia akan membangun rumahnya sendiri untuk calon istri dan keluarga kecilnya nanti, tapi ia sama sekali tidak memberitahu alamat rumahnya kepada mereka! Bagaimana ini bisa terjadi?! Joohyun langsung panik dengan keadaannya sekarang ini.


Joohyun memegang pundak Seungwan sebelum mengelus pipinya dengan lembut, berusaha untuk menenangkan wanita di depannya ini yang wajahnya terlihat sudah pucat, "Demi apapun aku gak tau mereka akan tau tempat tinggal aku, Seungwan. Aku gak pernah kasih alamat rumah aku ke mereka juga. Aku juga kaget dan panik pas liat mereka dateng. Please, believe me hm?"


Seungwan yang mendengar itu entah harus percaya dengan perkataan Joohyun atau tidak. Yang jelas, nasi sudah menjadi bubur. Jika dia berlari keluar sekarang, semuanya akan percuma saja. Belum lagi, di depannya saat ini adalah mantan CEO perusahaan tempat Seungwan bekerja. Kalaupun dia kabur, namanya akan di cap sebagai pekerja yang tidak tahu sopan santun dan bisa saja Seungwan akan di pecat sekarang juga. 


Seungwan memegang tangan Joohyun yang berada di pipinya sebelum menggenggamnya erat, rahangnya mengeras dan berkata, "Gak tau aku harus nampar kamu atau pukul kamu sekarang Bae Joohyun." gumamnya.


Joohyun yang mendengar itu seperti ingin menangis sekarang juga, karena menurutnya tidak ada yang bagus diantara kedua pilihan yang Seungwan sebutkan barusan. 


Dilain sisi, kedua orang yang sedang menyaksikan wanita muda di depan mereka saat ini kalang kabut, hanya bisa mengulas senyum dan menggelengkan kepalanya. Mereka tahu, jika kedatangan tiba-tiba keduanya membuat anaknya dan pacarnya itu terkejut bahkan dibuat panik sekarang.

Perfect and Casual {SELESAI} ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang