제18장 🔞

1.5K 66 9
                                    


"Intimacy is not something that just happens between two people. It is a way of being alive. At every moment, we are choosing either to reveal ourselves or to protect ourselves, to value ourselves or to diminish ourselves, to tell the truth, or to hide. To dive into life or to avoid it. Intimacy is making the choice to be connected to, rather than isolated from, our deepest truth as that moment." 

– Geneen Roth.


Happy Reading!

T-Thank You!✌️


******

💙💗


Seungwan tersentak pelan saat punggungnya menghantam depan pintu yang berusaha Joohyun buka sedari tadi. Desahan kembali keluar dari mulut Seungwan saat bibir nakal Joohyun yang tidak bisa berhenti mencium dan menghisap kuat bibirnya. 


"H-Hyun...b-buka d-dulu pintunya.." ucap Seungwan di sela-sela ciuman mereka berdua. Tangannya berusaha untuk mendorong tubuh Joohyun agar menjauh darinya saat tangan sang CEO tak juga kunjung berhasil membuka pintu yang berada di belakangnya.


Joohyun mengerang kesal saat password yang ia masukan selalu saja salah. Seharusnya, ia memilih untuk menggunakan kartu sebagai kunci pintu pengaman rumahnya agar lebih mudah jika menghadapi masa-masa 'genting' seperti ini. Joohyun akan mengganti kunci pintu rumahnya setelah ini dan meminta Seungwan untuk mengingatkannya untuk berjaga-jaga jika dirinya lupa.


Seungwan akhirnya menggigit bibir Joohyun dengan keras agar sang CEO melepas pagutan bibir mereka berdua. Joohyun meringis saat ia bisa merasakan rasa besi pada bibir bawahnya. Melihat itu, Seungwan langsung menangkup kedua pipi Joohyun dan mengecup pelan bibir yang tadi ia gigit dengan keras.


"Sakit ya?", tawa kecil keluar dari mulut Seungwan saat ia melihat bibir Joohyun yang mengerucut lucu setelah dirinya bertanya seperti itu. Ah, betapa Seungwan sangat merindukkan bibir lucu Joohyun ketika sedang merajuk seperti ini dihadapannya. "Maaf ya? Habisnya kamu bukannya berenti dulu malah makin semangat nyium bibir aku." 


Joohyun mencoba membasahi bibirnya yang terluka dan ia kembali meringis pelan saat rasa sakit di bibirnya yang tak juga kunjung menghilang, "Sakit Seungwann~", rengek sang CEO dengan memegang tangan Seungwan dan menggoyangkannya dengan manja. Bagaimana dia akan mencium Seungwan jika bibirnya sakit seperti ini?


Seungwan kembali meminta maaf sebelum ia tersenyum kepada Joohyun, "Berarti gak jadi nih?"


"Apanya yang gak jadi?", tanya Joohyun sambil memasukkan passwordnya dengan benar.


Seungwan berjalan mengikuti Joohyun masuk ke dalam, setelah sang CEO telah berhasil membuka kunci rumahnya dengan benar kali ini. Setelah Seungwan masuk ke dalam rumah sang CEO, matanya langsung disuguhkan oleh birunya lautan dari balik jendela besar yang berada di rumah Joohyun. 


"Wow..."


Hanya kalimat itu lah yang keluar dari mulut Seungwan ketika matanya sedang dimanjakan oleh cantiknya pemandangan air laut di pulau Jeju. Satu telapak tangannya ia letakkan di depan jendela, Seungwan sangat bersyukur karena ia bisa kembali melihat indahnya lautan biru khas dari pulau Jeju dari rumah Joohyun. 

Perfect and Casual {SELESAI} ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang