PEARL NEEDLE

3 0 0
                                    

Wanita itu pun tiba tiba berkata suatu hal yang mengejutkan.

"Kakak...?"

Alivia kaget mendengar perkataan yang keluar dari orang itu. Alivia mulai melihat jelas muka nya. Memang benar, mukanya hampir sama dengan adik tirinya.. bahkan bisa dibilang memang benar benar dia.

"Tunggu... Kau.. Emerald..?"

Tubuh Alivia tiba tiba menggigil. Ia tak menyangka dapat bertemu dengan saudara tirinya. Air mata mulai berlinang di kedua mata Alivia dan Emerald.

Mereka memeluk satu sama lain dengan erat, seperti seekor koala dan pohon yang tak terpisahkan.

Hanzo menatap kedua orang itu berpelukan dan sedang bersenang senang di dunia mereka sendiri, dan ia lanjut menaruh tas dan koper ke dalam lemari kamar.

"Alivia terlihat imut juga saat sedang gembira.. jadi teringat masa lalu..."

Ujar dalam hati Hanzo, yang sedang duduk di atas kasur kamar bersebrangan dengan kasur Alivia yang sedang berpelukan dengan Emerald.

DUAKKK..

Tiba-tiba terdengar suara benda jatuh dari luar kamar. Suara tersebut sampai tersebar ke seluruh kamar pengungsian.

Hanzo bergegas membuka pintu dan melihat apa yang terjadi.

Seorang anak.. melayang? Dan sedang menangis, membuat kekacauan di seluruh perpustakaan.

Menanyakan kondisi pada pengungsi lain, ternyata anak ini adalah anak-nya pengurus perpustakaan, Bellerisa Celliere.

"Nona pengurus tadinya ingin pergi ke luar untuk mencari pengungsi lain.. siapa tahu ada yang membutuhkan pertolongan.. dan beliau menitipkan anaknya pada Kami.."

ujar seorang pembantu di aula perpustakaan.

Tetapi, jika dilihat lihat, sepertinya anak itu mempunyai kekuatan yang luar biasa. Ia menghancurkan seluruh benda di sekitarnya dengan amarah dan kata kata terngiang-ngiang.

"IBUUUU!! IBU DIMANA!!!"

Ternyata, anak ini benar benar tak bisa ditinggal oleh ibunya sedetik pun.

Emerald keluar dari kamar, terheran heran mengapa ada suara berisik dari luar.

"Waduh.. Belle! Aduh.. Nanti kau terluka! Hentikaaann..!!"

Sang pembantu mulai membuat muka lega saat Emerald keluar menampakkan wajahnya. Ternyata oh ternyata, Emerald di tugaskan oleh Nona Vane untuk menjaga Belle sementara Ia diluar.

Tak heran mengapa ia terlihat panik saat berada di dalam kamar. Anak itu benar benar tidak boleh ditinggal pandangannya, bahkan sedetikpun.

Emerald bergegas mendekati Belle dan menenangkannya. Tetapi, upaya nya untuk menenangi Belle ternyata gagal. Terpaksa menggunakan kekuatan intinya untuk menidurkan Belle.

Yah, walaupun kekuatan itu akan memberi dampak kecil ada Belle.. mungkin akan mengalami pusing dan demam selama beberapa jam.

Setelah Emerald menenangkan Belle, terdengar suara orang yang membuka pagar depan.

Tok Tok...

Kriett..

Sang pengurus, Vane membawa beberapa orang yang sedang menggigil karena kedinginan.

Vane melirik sementara pada seluruh perpustakaan.

Ia melihat anaknya Belle, sedang terlentang di paha Emerald.

"Ada apa ini..? Tunggu.. ANAKKU... KAU APAKAN DIA-"

"Tunggu! Kumohon, Nona Vane.. Ini hanya sebuah kesalahpahaman! Aku sebenarnya bernia-"

"DIAM KAU! KAMU YANG MEMBUAT ANAKKU ITU TERLENTANG DENGAN TUBUHNYA YANG LEMAH ITU, KAN?! LEPASKAN DIA, SEKARANG JUGA!"

Teriakan keras Vane tiba tiba membangunkan Belle yang berada di pelukan Emerald.

"Tidak.. Hah... Ibu.. Tolong aku.."

Melihat Belle yang terlentang tak berdaya membuat Vane lebih marah, secara tidak sengaja membangunkan Jiwa putaran iblis-nya*.

*(Kalau mau tau, apa itu putaran iblis, bisa baca bagian pertama story. Nanti ada penjelasannya kok.)

Vane bergegas merebut tubuh anaknya yang lemah itu, dan menatap Emerald dengan tatapan yang kejam.

"ANAKKKUUUU....!! APA YANG TELAH KALIAN PERBUAAATT...!!"

Para pengungsi sangatlah kaget dengan mendengar teriakan Vane dengan amarah yang membara.

Vane mulai menyerang Emerald dan pengungsi lainnya secara membabi buta, menandakan bahwa memang mereka telah membangkitkan jiwa putaran iblis-nya.

Hanzo bergegas memberi aba aba pada para pengungsi untuk berlindung pada kamar mereka.

Hening. Sekarang hanya ada Alivia, Emerald, dan Hanzo. Ditemani "musuh" baru mereka di pusat Aula perpustakaan.

"Kumohon.. sadar dirilah Nona Vane!"

Teriak Alivia yang berusaha menahan serangan burung hantu milik Vane, yang sekarang dalam wujud silumannya, yaitu burung hantu.

"Mengapa.. Mengapa... MENGAPA KALIAN MENYAKITI SATU SATUNYA ANAKKU!"

Ayah Belle sekaligus partner Vane, Benazer the Bizzare, meninggal karena ledakan mematikan yang terjadi beberapa tahun lalu.

"Biarkan kami jelaskan permasalahannya dulu! Nona Vane!!"

DAKK!

"AH! ALIVIA!!"

Hanzo berteriak, segera menghampiri Alivia yang terpental sampai ujung aula. Sepertinya ada minimal 7 tulang yang patah di tubuhnya.

"Alivia! Kau baik baik saja?!"

Ujar Hanzo dengan panik, sambil menggenggam tangan Alivia dengan erat. Terlihat bahwa sepertinya Hanzo sedang mengkhawatirkan seseorang.

"Akh.. sakit.."

Sementara itu, Emerald pun menangani musuhnya itu sendiri. Entah mengapa, hampir semua serangan darinya tak mempan, Vane sangatlah tangguh pikir Emerald. Hanya tersisa satu serangan lagi. Serangan itu sangat berbahaya, ada resiko bahwa Vane bisa tewas di tempat jika Emerald tak bisa mengontrol serangan itu. Tetapi, mau bagaimana lagi?

"Pearl Needle"..

Jarum tajam sebening es mengelilingi tubuh Vane, yang sedang memeluk anak-nya.

"Alivia! Atau siapapun itu! Cepat ambil Belle! Aku tak bisa menahan lama lagi..!"

Mendengar teriakan Emerald, Hanzo menaruh tubuh Alivia yang lemah dan bergegas menghampiri pusat Aula.

"Ekhm... Kalau begini bagaimana caranya aku mengambil Belle.."

Terlihat bahwa jarum jarum tersebut mulai menusuki Vane dengan perlahan, memberi kesan kematian mengenaskan. Terdengar suara yang sangat sadis.

"AAAKH.. AAAAAHHH!!"
Suara teriakan tersebut lama kelamaan menjadi seperti teriakan burung hantu yang kesakitan.

Alivia berusaha bangun dari lantai, beruntung tubuhnya tak terluka separah itu. Alivia berlari ke pusat Aula secepat yang ia bisa.

"Ah..! EMERALD! HENTIKAN ITU!"
Teriak Alivia, tak tega mendengar suara teriakan sadis tersebut.

"Aku.. Sedang berusaha.."
Emerald Mecoba mengendalikan serangan tersebut, tetapi masih saja tak bisa.

Akhirnya jarum tersebut berhenti menusuk dalam pada Vane, tetapi rasa sakit yang ia rasakan tetap saja tak hilang. Beruntungnya jarum tersebut tak menembus pada Belle yang ada di dalam pelukan Vane.

Sepertinya tubuh Vane takkan bertahan lama lagi. Emerald berusaha menghilangkan harus tersebut tetapi apa daya, semua usahanya sia sia.

"Belle.. sepertinya ibumu ini akan menyusul ayahmu.. ibu mohon.. jaga dirimu.. tolong jaga perpustakaan berharga milik kita ini ya.. Ibu dan Ayah.. pasti bangga padamu, apapun yang terjadi. Maafkan ibu.. ya..?"

Vane memudar menjadi abu berwarna putih, menyatu dengan angin dingin dan lama kelamaan, menghilang.

"I..bu..?"

Blackout ParadiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang