#9. Kemanjaan Semesta

7 4 0
                                    

Semesta ku andai aku bisa memilih aku ingin terus bersamamu disini. Tapi aku juga tau bahwa Allah pasti bisa saja mengambilku secara tiba-tiba.
Tapi aku ingin berterima kasih kepadamu
Terima kasih telah mencoba menerimaku walaupun itu sulit, terima kasih juga telah mencoba mencintaiku.

-dariku yang mencintaimu


••••••Selamat membaca•••••

"Zara ihhh kok ilang Zaraaaa." Rengek pria berkepala dua itu.

Baru saja bangun tidur eh malah ditinggal, semesta merasa dirinya sebagai duda.

"Zara kamu dimana?." Teriak Semesta mencari istrinya itu. Dikamar mandi, dikamar Ayra, diruang tamu juga tidak ada. Sebenarnya dimanakah istri kecil nya itu berada.

"Zara didapur ka." Teriak Zara dari dalam dapur.

Ah ya Semesta lupa untuk mencari ke dapur, tanpa basa basi Semesta pun langsung pergi ke dapur dan memeluk istri kecil nya itu dari belakang.

Semesta meletakkan dagu nya diatas pundak Zara. "Sayang kalo pergi itu bilang dulu, aku kan takut kamu ilang."

"Aku?" Tanya Zara heran

"Iya aku, sekarang jangan formal lagi ah gasuka aku." Ucap Semesta mengeratkan pelukannya.

Bukannya Kaka yang suka formal?perasaan Zara gak pernah deh_Batin Zara.

"Sayang kok diem sih." Ucap Semesta menggoyang-goyangkan Zara ke kanan dan kiri.

"Ya Allah kaka, diem dong Zara lagi masak susah ini. Coba kaka duduk dulu disana nanti kalo udah selesai Zara panggil." Ucap Zara kesal, Zara menyukai sifat manja Semesta sekarang tapi tidak seperti ini. Zara seperti memiliki bayi kembali.

"Hiks Zara marahin kaka...hikss jahat."

"Eh-eh kok nangis?." Kaget?tentu saja Zara kaget. Bagaimana mungkin Zara hanya mengatakan itu dan membuat Semesta menangis. Apakah suaminya ini kesurupan?ah tapi tidak mungkin.

"Hiks Z-zara gak sayang kaka hiks Zara marahin k-kaka." Tangis Semesta semakin kencang.

"Ya Allah kaka Zara minta maaf ya Zara gak bermaksud kaya gitu." Zara segera membawa Semesta kedalam pelukannya, dan mengelus rambut hitam milik suaminya itu layaknya ibu yang sedang menenangkan anaknya yang menangis.

Semesta membalas pelukan Zara dengan erat."hiks j-jangan gitu lagi, kaka gasukaa hiks."

"Iya-iyaa Zara minta maaf, udah gih sana mandi dulu abis itu kita makan."

Semesta menggeleng."gak Kaka masih mau peluk."

Zara hanya bisa menghela nafas menghadapi sifat suaminya yang 180° berubah. "Kaka nanti peluk lagi ya?tapi sekarang Kaka mandi dulu. Nanti kalo kaka udah mandi peluk-peluk lagi yang lama oke?" Zara mencoba memberi pengertian kepada bayi besar nya itu.

Semesta mengangguk dan mengusap ingus nya dengan jilbab yang dikenakan Zara.

"Ya Allah kaka."

"Gapapa kan hhe?" Ucap Semesta terkekeh pelan.

"Gapapa kok, gih mandi."

Cinta Untuk Zaahirah (proses revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang