Bab 3 || Takut petir?

18 7 0
                                    

Masya Allah Alhamdulillah, saya up lagi nih, semoga aja kalian suka sebenarnya saya udah nyoba 2X cerita, tapi karena kayanya gak seru makanya saya hapus dan bikin ulang. Ini yang ketiga kali. Jujur kalopun cuman kalian baca tanpa divote aja saya udah Alhamdulillah banget.

Oke, selamat membaca(ʘᴗʘ✿)

__________________________________

Aku tau kamu membenciku, tapi tolong izinkan aku untuk menjadi tempat beristirahat mu saat kau lelah.

*****

"

Ka, Kaka gapapa?." Zara pun mengetuk pintu, namun masih tidak ada jawaban sama sekali.

"Ka, Zara masuk ya?."

Zara pun perlahan membuka pintu kamar Semesta, dan hal yang pertama Zara lihat adalah Semesta yang sedang terduduk sambil memeluk lututnya.

"Astagfirullah, ka mesta." Zara pun berlari menghampiri Semesta yang masih terduduk memeluk lutut sambil menangis.

"PERGIIII-!!. LUKA ZARAA, PERGIII.-!!" Semesta mendorong tubuh Zara sampai terduduk dilantai.

"Awssshh." Ringisnya

Zara pun segera berdiri dan langsung memeluk Semesta yang memberontak didalam pelukannya.

"Gapapa ka, gak ada luka kok. Kaka tenang yaa, jangan takut, ada Zara."

"LUKA, ZARA LUKA."

"Sttt, Zara gak luka ka. Zara gapapa."

Zara semakin memeluk Semesta dengan erat sambil mengelus pucuk kepalanya dengan lembut.

"Kaka tidur yaa?jangan mikirin apapun, jangan mikirin hal yang membuat kaka takut. Ketakutan itu harus dilawan ka."

"Petir, Zara luka."

Luka,petir?Zara sama sekali tidak memahami apa yang dikatakan oleh Semesta. Apakah dia memiliki trauma terhadap petir?.

Zara tidak tau akan hal itu, yang jelas, sekarang Zara akan selalu menjaga Semesta dan Zara akan membantu Semesta untuk sembuh dari traumanya.

"Gapapa ka, sekarang Kaka tidur ya?. Gapapa kok, semua akan baik baik aja."

Zara pun membaringkan Semesta dengan perlahan, sambil mengelus kepala Semesta. Sampai akhirnya Semesta tertidur dengan menggenggam erat tangan Zara.

"Zara gatau hal apa yang Kaka alami, sampai Kaka kaya gini tapi Zara akan tetap jagain Kaka apapun yang terjadi. Zara tau Kaka benci sama Zara, tapi Zara gak akan menyerah ka. Zara akan terus bersabar sampai kapanpun. Karena Zara percaya perlahan Kaka pasti bisa mencintai Zara."

"Anna uhibbuka Fillah imamku" Ucap Zara mencium perlahan kening suaminya.

*****

Anak laki-laki berusia 12 tahun itu sedang bermain hujan dengan sahabat kecilnya. Zaahirah Zara Afsanah, gadis cantik berusia 9 tahun dengan mata yang indah, hidung yang mancung, pipi tembam dan kulit putihnya. Membuat dirinya terlihat cantik dan lucu, bahkan Semesta pun mengakui itu.

"Zara cutee." Ucapnya sambil mencubit pipi gembul Zara

"Argh ata sakit pipi Zaraa, jangan dicubit." Teriak Zara dengan bibir yang mengerucut tanda sedang marah.

Cinta Untuk Zaahirah (proses revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang