#14. Kabar buruk.

7 2 0
                                    

Saya mohon tetaplah bertahan Zara.
Saya yakin kamu pasti akan sembuh.
Saya selalu bersamamu, dan saya juga selalu mencintaimu, selalu.....
-Zayyan°°

•••••••••••••••••••••••••

Kangker itu semakin cepat menyebar, kemarin dokter Dewi berkata kangker nya baru saja hampir ingin stadium 2. Tapi Zara tidak menyangka ternyata saat ini kondisinya lebih buruk daripada kemarin.

Stadium 3, baru saja kemarin hampir masih hampir. Kenapa sekarang malah semakin cepat memburuk.

Kangker itu perlahan-lahan menggerogoti tubuhnya. Zara lelah, Zara bingung, ia tidak takut dengan kematian, ia hanya takut akan meninggalkan seluruh orang yang di sayangi. Apalagi Ayra masih kecil, Ayra masih butuh sosok ibu di sampingnya. Zara juga baru saja merasakan kebahagiaan bersama Semesta, tapi kenapa seakan-akan takdir tidak mengizinkan Zara untuk bahagia lebih lama lagi.

"Tidak adakah cara lain agar Zara dapat sembuh dok?." Tanya Zayyan khawatir. Tidak mungkin jika dia harus kehilangan orang yang ia cintai untuk kedua kalinya bukan? Itu terlalu menyakitkan. Tak cukupkah rasa sakitnya melihat Zara bersanding dengan orang lain?apakah harus rasa sakitnya ditambah kembali dengan kehilangan Zara untuk selamanya?. Hidupnya akan hancur, Zayyan tidak bisa kehilangan Zara.! Jika Zara tidak ada artinya separuh nyawanya akan hilang bersama Zara.

"Kamu tau dokter Zayyan, jika penyakit kangker itu sangat mustahil untuk diobati. Apalagi sampai sekarang pun belum ditemukan obat untuk menyembuhkan penyakit tersebut, ditengah kondisi Zara yang sangat memburuk kali ini rasanya semakin mustahil. Kita hanya bisa berusaha membuat Zara bertahan lebih lama, walaupun kita tau semua itu kembali lagi kepada yang telah menciptakan kita semua. Kita hanya bisa berusaha selebihnya biarlah Allah yang menentukan." Ucap Dewi menunduk, bukan Dewi yang tidak ingin membantu Zara. Dewi sangat ingin membantu pasien cantiknya, tapi Dewi juga hanya manusia biasa yang juga memiliki keterbatasan. Dia hanya bisa membantu Zara dengan semampunya, karena sesungguhnya kesembuhan itu hanyalah milik Allah. Kita sebagai manusia hanya bisa berjuang selebihnya Allah yang menentukan.

"Bukankah kita masih bisa berusaha?memang terlihat mustahil, tapi jika Allah berkehendak hal yang mustahil itu akan menjadi mungkin.!" Ujar Zayyan bersikeras

"Iya kita memang bisa berusaha, tapi itu semua kembali lagi kepada Zara. Apakah Zara siap untuk melewati semua pengobatan ini?" Ucap dokter Dewi menatap Zara.

Zara tau akan tatapan itu, dokter Dewi meminta jawaban. Tapi Zara bingung, Zara tidak tau, pengobatan itu butuh biaya yang besar sedangkan Zara tidak memiliki uang untuk semua pengobatan itu.

"Zara..." Panggil Zayyan lembut.

"Hmm?." Zara menatap manik mata Zayyan yang terlihat sendu, tatapannya seakan-akan terlihat sedang memohon. Tapi Zara bingung, Bagaimana dengan Semesta, apakah ia tidak akan curiga jika Zara pergi untuk berobat?. Zara takut Semesta tau! Zara tau!sebaik apapun orang menyembunyikan bangkai pasti akan tercium juga, tapi Zara tidak bisa berkata jujur kepada suaminya itu.

"Saya mohon...." Lirihnya.

Zara menggeleng."Zara gamau, Zara takut. Zara takut jika Kaka tau. Zara takut tidak bisa membayar semua pengobatan ini, karena jika menggunakan uang kaka nanti Zara ketahuan ka Ayyan."

"Jangan takut saya disini, saya akan selalu mendampingi kamu Ara. Kamu yakin dengan Ayyan kan?soal biaya jangan dipikirin itu urusan saya. Jika soal Semesta nanti kita bisa menjelaskan itu semua bersama" Ucap Zayyan meyakinkan Zara.

Cinta Untuk Zaahirah (proses revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang