03. Di Jodohin?

748 66 9
                                    


Ada pesona kuat dalam dirimu yang membuatku langsung jatuh.


Sebelum lanjut alangkah baiknya kasih tanda dulu yuk?

Jangan lupa vote dan komen, oke? Kalo enggak pantatnya kelap-kelip.

☆☆☆

Malam hari, Biru terbangun karena perutnya yang tiba-tiba terasa lapar. Seorang lelaki berbalut kaos oblong hitam dan celana selutut beranjak dari kasurnya. Biru membuka kulkas; hanya ada sisa sayuran dan beberapa camilan yang ia beli bulan lalu. Stok makanan telah habis, dan Biru belum sempat berbelanja bulanan ke supermarket. Akhirnya, ia pun memutuskan untuk memesan makanan secara online.

Sambil menunggu makanan datang, Biru memainkan ponselnya dan membuka aplikasi Instagram, tetapi tidak ada yang menarik perhatiannya. Biru kembali menutup layar ponselnya dan meletakkannya sembarangan di atas meja.

Biru menerawang ke langit kamarnya. Sendiri, sepi, dan hening—tiga kata itu menggambarkan hidupnya. Ia sudah terbiasa dengan kesendirian, dan sepertinya tak ada jalan untuk melawan sepi. Biru akan selalu sendirian.

Manusia memang makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Lalu, apa arti keberadaan manusia jika ia tidak memiliki siapa pun untuk menemani, hanya menjadi sosok terasing yang tak berarti? Biru menertawakan dirinya sendiri.

Sebuah notifikasi masuk ke ponselnya.

Baba:
Bisa kita ketemu besok? Ada yang ingin saya bicarakan dengan kamu.

Biru mengetikkan balasan singkat untuk pengirimnya.

Biru Laks:
Baik.

Setidaknya, Biru tahu ia tidak benar-benar sendiri; masih ada orang yang ia segani dan hormati, serta geng Jaguar yang sudah ia anggap sebagai keluarganya.

☆☆☆

"Apa? Di jodohin? Enggak! Biru gak mau!" Ucap Biru pada seseorang di hadapannya.

"Sepertinya saya gak butuh persetujuan kamu untuk menjodohkan kalian berdua, lagi pula saya yakin setelah kamu ketemu dan lihat orangnya secara langsung, kamu akan suka dengannya."

Biru menatap datar lelaki di hadapannya dengan rambut yang sudah sedikit beruban, bertubuh kekar, tinggi, dan berwibawa terlihat dari setelan jas rapi yang ia pakai.

"Itu namanya pemaksaan Ba, pokoknya Biru gak mau di jodohin dan gak ada yang namanya perjodohan!"

"Kamu tidak bisa menentang saya, Biru. Saya pendiri Jaguar, kalau kamu lupa."

"Lalu apa hubungannya dengan Jaguar?

"Tentu ada hubungannya. Jaguar banyak berhutang budi dengan Junior dan beliau menitipkan amanat agar pemimpin Jaguar menjaganya dengan baik, yaitu kamu!" Tegas Abraham, seolah kata-katanya itu tak bisa lagi dibantah.

Mendengar hal itu, Biru mencemooh, tertawa miring. "Hutang budi? Jadi dengan hutang budi, Baba rela mengorbankan kebahagiaanku? Masa mudaku? Baba selalu saja begini, egois!" Biru menggelengkan kepalanya, kesal.

"Pertunangan kalian akan dilakukan setelah kalian lulus sekolah, itu tandanya dua tahun lagi. Selama dua tahun saya yakin, kamu pasti akan berubah pikiran untuk menyia-nyiakan kesempatan ini. Dia anak gadis yang sangat cantik dan baik, kamu pasti akan menyukainya Biru."

Astrophile ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang