17.Persiapan

679 29 0
                                    

Mereka duduk di ruang tengah dengan Elbara duduk di samping Raya dan kedua temannya di hadapan mereka.

Tiba-tiba ada seorang wanita datang tanpa di undang, kedua teman Elbara sudah malas melihat wanita itu rasanya mereka ingin membunuhnya karna selalu mendekati bos tercinta mereka.

"Sayang! " ucap Lani yang langsung menggandeng tangan Elbara, Elbara menepis tangan itu.

"Au sayang kenapa kasar, dia siapa? Sepupu kamu ya? Kenalin aku Lani pacar Bara" ucapnya pd.

"Aku bukan siapa-siapa mu jadi berhenti mendekatiku! " ucap Elbara tegas.

"Apa karna jalang di sampingmu itu kau menjauh Bara? "

Raya berdiri dan menatap wanita itu kesal arna tak Terima di panggil Jalang apaan itu bukannya dia ya?

"Jaga ucapan lo! Dan asal lo tau gua istrinya El dan lo cuma hama jadi jangan berharap lebih! " ucap Raya membuat Lani kaget begitupun 2 teman Elbara.

"Haha jangan mimpi, Bara mana mau sama lo yang tepos! " ucap Lani sembarangan.

Plak

Sebuah tamparan mendarat di pipi Lani, pelakunya adalah Raya.

"Apa kau perlu bukti untuk membuktikan jika aku adalah istrinya hmm? " tanya Raya meremehkan.

"Silakan saja paling Nara akan menolakmu dan menamparmu, bahkan aku saja tak pernah melakukan apapun di tolak apalagi lo yang baru kenal tadi hahaha" remeh Lani.

Raya menghadap ke arah Elbara lalu mendekat ke arah bibirnya meskipun tingginya melebihi tinggi ayahnya tapi tenang Raya menaiki kursi jadi bisa menyeimbangkan tingginya.

Ciuman itu di mulai sebenarnya Raya tak tau caranya, tapi ia hanya menemperpan bibirnya saja tanpa melumat sedikit pun, semuanya terkejut kan itu.

Lalu Raya melepasnya dan menatap Lani remeh ya meskipun Lani lebih tinggi darinya.

"Pergi lah hama atau kau akan mati" ucap Raya dengan tatapan tajam, Lani yang takut langsung lari ketakutan.

........

Malam ini semuanya sibuk mempersiapkan pernikahan Raya dan Elbara esok hari.

RATA VOP'S

"Raya marah? " tanya Elbara sama gua karna sedaritadi gua diem aja, sebenernya gua ga marah cuma gua malu aja pas kejadian tadi sore.

"Tidak" jawab gua, setelah pulang tadi mama dan bunda memaksaku untuk tak berbicara kasar pada Elbara dan harus menggunakan aku-kamu.

"Lalu kenapa diam saja? " tanyanya lagi mukanya mulai gelisah.

"Tak apa" ucap gua lalu membalik tumbuh gua dan pukus ke leptop untuk menonton film di channel sakahayang yang tertunda karna panggilan tadi.

"Aist, Raya hisk.. " gua dengar suara isakan tapi gua kurang peduli karna gua terlalu pokus.

Tiba-tiba suara tangisan itu semakin kencang ngebuat gua jadi ga konsen lagi, gua boleh dan melihat Elbara yang sudah menangis sperti bayi.

"Hey kamu kenapa? " tanya gua cemas takutnya ada yang sakit atau apa.

"Huwaa maafin El, udah buat Raya marah hisk... " ucapnya sambil terisak.

"Siapa yang marah? " tanya gua.

"Raya hisk.. "

"Aku ga marah El"

"Maaf" ucap El.

"Ya udah sana tidur besok kita bakal padat" ucap gua menyuruh Elbara tidur, tapi di kamarnya ya bukan di sini ini mah kamar gua!.

.....

I'm not Raya [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang