09:47
Kini keluarga Aslan berkumpul keluarga besar dari sang papa datang ke rumah ini guna menjenguk keadaan Raya yang kabarnya sakit.
Zidane sudah pulang saat tadi pagi sekali karna ia sekolah, sedangkan Satria izin karna keperluan keluarga.
"Kakak Laya cantik ya" ucap seorang bocah lelaki imut, dan di sebelah nya ada bocah lelaki yang agak besar.
"Kak Raya memang cantik" ucapnya setuju akn perkataan adiknya.
Ya mereka adik kakak anak dari ZIL MARIANTI KLARASTA dan ZIL MAHENDRATA, sepasang suami istri adik dari Aslan.
"Eungh" engkuh Raya yang terusik oleh suara anak kecil yang sedang berbincang, Raya mulai membuka matanya perlahan melihat dua bocah yang sedang menatapnya.
"Kamu sih berisik jadi kak Raya bangun" ucap Alnino pada sang adik Elvaro.
"Valo ga belicik kok, abang yang belicik" elak Elvaro tak Terima.
"Terserah pokonya kamu yang salah"
"Hiks" ya dan Elvaro menangis.
Raya yang sedaritadi menonton terkekeh geli melihat kedua anak imut ini.
"Kakak ga marah kok sayang sini duduk jangan nangis ya" bujuk Raya pada Elvaro, yang langsung naik ke atas ranjang dan memeluk Raya.
Alnino hanya memutar matanya malas lalu beranjak dari tempatnya, tujuannya kali ini bilang pada mamahnya kalo Raya bangun karna di ganggu adiknya.
Huh sekali kali adiknya yang di marahi hehe.
Alnino menghampiri mamanya yang sedang berbincang dengan mamanya Raya.
"Mommy" panggil Alnino, Marianti yang merasa terpanggil menoleh ke arah anaknya.
"Kenapa? "
"Adek gangguin kak Raya tidur mom" ucap Alnino.
"Aduh anak ini ya" gumam Marianti.
Risa terkekeh geli melihat interaksi anak dan mamanya itu.
"Ga papa de, paling Raya juga bakal suka sama anak kecil, paling gemesan dia kalo udah ketemu anak kecil apalagi kali cowo" ucap Risa membuat Marianti terkekeh dan mengangguk ngangguk.
'Yah gagal deh' batin Alnino.
"Tante tapi kak Raya nangis" alibi Alnino, membuat Risa dan Maria panik dan segera berjalan menuju kamar Raya.
Sesampainya di kamar Raya, Risa dan Marianti tak mendengar suara tangisan malah mereka mendengar suara ketawa dari anak kecil.
Marianti menatap tajam Alnino.
'Aduh, kena marah nih aku' batin Alnino, maksudnya tadi tuh biar Alvaro yang di marahi kenapa jadi berantakan.
"Kamu bohong Nino? " tanya Marianti.
Alnino hanya menunduk takut, "Sudah lah de paling dia cuma iseng" lerai Risa yang melihat adik iparnya ini akan marah pada anaknya.
"Maaf mom"
Marianti menghela nafas lalu mengangguk.
"Sayang kamu gapapa? " tanya Risa saat sudah masuk ke kamar Raya.
Raya mengangguk kecil dengan senyuman kecil.
"Varo ayo sama mommy, kasian kak Raya belum sembuh tuh liat kakinya masih di perban" ucap Marianti menarik Elvaro untuk turun dari kasur.
"Kamu main sama Nino dulu ya" bisik Marianti dan di angguki Elvaro lalu pergi bersama Alnino.
"Kamu gapapa kan Raya? "
"Gapapa kok tan"
"Ya udah mama sama tante keluar dulu ya, nanti ada Zidane kesini" ujar Risa dan di angguki oleh Raya.
♫♬♫♬
Seperti yang Risa bilang Zidane datang untuk menjenguk Raya.
"Ra" panggil Zidane yang sudah masuk ke kamar Raya, sudah kesekian kalinya dia mengetuk pintu tapi tak ada sautan apapun dari dalam hingga akhirnya Zidane masuk karna pintunya tak terkunci.
Zidane melihat Raya yang tertidur dengan damai mukanya kembali seperti semula tak ada lagi bibir pucat.
Terukir senyum tipis dari Zidane yang melihat wajah manis Raya.
"Gue sayang lo, tapi sahabat gua udah lebih dulu milikin lo" ucapnya pelan.
"Gua tau semuanya, termasuk rahasia terbesar lo Ra" gumamnya lalu tersenyum miris sambil mengelus rambut Raya sayang.
Eung
Raya merasa tidurnya terganggu mulai membuka mata, pandangan pertamanya adalah Zidane si cowo jangkung 184cm di lengkapi dengan sikap yang seperti es, wajah paras yang sangat menggoda sungguh membuat wanita gergila-gila akibat ketampaannya.
"Kak Zidane" ucapnya masih menatap Zidane dengan wajah bantalnya.
"Hmm"
"Ngapain? " tanya Raya.
"Gapapa"
"Aneh" ucap Raya lalu beranjak dari kasur namun tangannya di cakal oleh Zidane.
"Kenapa? "
"Lo siap siap jam 19:06 gua jemput"
"Buat apa? "
"Ikut aja"
"Hm oke"
"Gua pulang"
"Cepet bangettt"
"Nanti gua jemput" ujarnya lalu pergi meninggalkan Raya.
♬♫♬♫
Kini Satria, Farhan, Zond, Raihan, Raya, dan satu orang lainnya sedang menunggu kehadiran Azkara.
"Ra gua mohon sama lo, lo diem di belakang sana ya? " ujar Farhan memohon.
"Emang kenapa sih? "
"Lo tunggu aja, dan gua harap lo siap buat apa yang bakal lo denger" ucap Zond.
Raya mengangguk lalu bersembunyi di balik tembok yang di tunjuk oleh Farhan.
Tak lama suara motor datang.
"Ada apa kalian panggil gua? " tanya Azkara klau duduk di bangku yang kosong.
"Dua tiga kapal berlayar, hey Azkara apa kabar? " - - Zond, pantun yang elit sekali.
"Mama didod membeli kacamata, hey Zond jangan becanda! " balas Farhan.
"Btw lo juga becanda ya! "
"Lo dul-"
"Sudah cukup! " tegas Zidane.
"Ya udah intinya lo panggil gua buat apa? "
"Kenapa lo tinggalin adik gua di jalan yang sepi, dan kenapa lo mau pembatalan pertunangan lo sama ade gua? " tanya Satria mulai serius.
"Itu salah adik lo, dan untuk itu lo tanya aja sama ade kesayangan lo itu"
"Apa hubungan lo sama Zoya? " crocos Zond.
Azkara sedikit kaget mendengar pertanyaan ini, apa mereka curiga?
"Ga ada"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not Raya [√]
Ação"Lah ngapa tangan gua putih mana kek bocil lagi ni tangan" "Apa jangan-jangan gua oplas ya waktu gua sakit" "Semoga tidak mengecewakan Ya Allah, semoga muka gua mulus kek bocil baru lahir" "Ya kali, jatuh dari pohon mangga bisa kek gini. nasib-nasib...