20.Aku akan menerimanya

570 28 0
                                    

5 bulan setelah kedatangan Argas keluarga kecil ini semakin bahagia ditambah dengan kedua orang tua dari 2 belah pihak sudah mengetahui akan adanya Argas di rumah ini.

Di tambah lagi dengan keberadaan bayi yang berada di dalam perut Raya yang sudah erusia 4 bulan.

Keluarga yang sangat bahagia akan berita di mana Raya hamil, terutama Elbara yang tak kuasa menahan air matanya kala itu.

"Cucu omah mau kemana nih udah rapi aja" ucap Silla yang kebetulan sedang berkunjung sepagi ini, alasannya si ingin bertemu calon cucunya yang masih di dalam kandungan.

"Oma Argas udah sekolah sekarang jadi Argas siap-siap sekolah deh" ucap Argas, kini bicarany lancar jadi ga perlu translate lagi.

"Aduh cucu omah pinter bangie sih, sini peluk" ucap Silla lalu Argas berlari dan memeluk omanya itu.

Raya dan Elbara tersenyum melihat itu. "Eh mama, udah kesini aja nih" canda Elbara yang di kekehi dari Raya yang di pangangi oleh Elbara untuk turun tangga karna perutnya udah terlihat menggembung, dan Argas kini resmi berumur 4 tahun.

"Dasar anak durjanah" ucap Silla lalu memeluk Raya sayang dan di balas pelukan lagi oleh Raya.

"Raya kamu udah chek kandungan? " tanya Silla memastikan cucunya.

"Udah ma, kemarin di anterin mas El" jawab Raya lalu di angguki Silla.

.............

Berbulan bulan sudah mereka jalani kini usia kandungan Raya sudah 9 bulan dan kini Raya sedang berada di rumah sakit karna akan melahirkan.

"Tenang ya sayang jangan panik" ucap Elbara sambil mengelus kepala Raya yang berbaring merasakan sakit.

"Maaf tuan, kami harus melakukannya sekarang karna bayi nya sudah tak sabar untuk keluar" ucap suster itu.

Elbara mengangguk lalu keluar, "baik bu tarik nafas nya" ucap dokter itu sambil menyemangati Raya.

Dengan di luar keluarga sudah sangat khawatir kepada Raya yang di dalam, tak lama suara bayi terdengar membuat mereka semua menghela nafas lega.

Dokter pun keluar, "Keluarga pasien? "

"Saya suaminya" jawab Elbara.

"Boleh ikut saya? "

"Baik dok" balas Elbara.

Sesampainya di ruang dokter, "Maaf Pak sebelumnya, anak bapa laki-laki".

"Iya dok trimakasih, lalu apa yang ingin dokter bicarakan? "

"Anak anda terlahir dengan sempurna tidak ada cacat di tubuhnya, nafasnya sangat bagus dan gizi yang di berikan juga bagus, tapi anak anda mengidap penyakit yang dimana anak anda kurang dalam masa pertumbuhannya, meski tubuhnya sudah dewasa namun pemikirannya akan tetap seperti anak-anak polos" dokter itu menghela nafas, "Dan jaga baik-baik anak anda karna dia mudah terpengaruhi jangan banyak terkorek oleh orang yang tak benar dia mudah untuk di bohongi, apalagi dengan sikapnya otaknya bisa mencerna pelajaran tapi tak bisa bersikap dewasa, misal pun Anda mengajarkannya untuk menjadi dewasa dia bisa mencernanya namun meniru apa yang di lakukan oleh Anda" jelas dokter itu.

Elbara terduduk lemas tapi dia tak boleh menangis di depan istrinya dia harus jadi penyemangat terbesar istrinya.

"Trimakasih dok, apa saya sudah bisa melihat keadaan anak dan istri saya? " tanya Elbara dan di angguki dokter itu.

"Ya sama-sama, boleh"

Elbara keluar, melihat keluarganya Elbara tak kuasa menahan tangisnya apalagi ketika melihat Argas yang begitu berharap.

Elbara menangis di pelukan Argas yang clingank-clinguk bingung.

"Papa kenapa? " tanya Argas khawatir melihat papanya itu menangis di pelukannya.

"Kamu janji sama papa? " tanya Elbara lirih.

"Janji apa? " tanya Argas bingung.

"Kamu janji akan terus menyayangi adikmu? "

Argas mengangguk antusias karna ini memang keinginannya. "Argas janji pa" jawabnya lancar.

Mereka semua bingung apa yang terjadi lalu Elbara menceritakannya.....

.......

"Sayang" panggil Elbara pada Raya yang mengendong anaknya, Elbara sudah bertemu dengan anaknya lalu ia azan-kan anaknya.

"Hai liat lucu sekali dia, siapa namanya yang? " tanya Raya.

"ARIO PUTRA LEXON" jawab Elbara sambil mengelus pipi anaknya sayang. Raya tersenyum mengangguk lalu mereka melihat Ario yang tertawa gemas.

"Aku suka namanya, dan sepertinya anak kita juga suka dia tersenyum sangat manis" ujar Raya mengecup kening anknya.

"Aku akan menerimanya, dan aku akan mengurusnya kapanpun dan di manapun" batin Elbara menatap sayu kepada istri dan anaknya.

I'm not Raya [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang