7.Markas

1.3K 53 1
                                    

"Kakak mau memperbaiki hubungan kakak sama Raya? "

"Iya"

"Tapi kak"

"Kenapa? "

"Oke, aku kasih 2 bulan buat kakak memperbaiki hubungan kakak, tapi kalo selama itu ga ada perubahan dan Raya ga mau sama kakak, kakak harus putusin dia"

"Oke"

♉︎ketebak lah siapa?♉︎

♫♬♫♬

Hari ini sudah hampir 2 bulan di mana Azkara memperbaiki hubungan nya dengan Raya, ada sedikit perbedaan Raya pun sedikit terbuka pada yang lain.

"Raya, lo mau ikut ke markas? " tanya Azkara.

Raya mengangguk, "Boleh, lagi pula gua gabut"

"Oke nanti gua jemput"

"Iya"

"Dah sana masuk"

"Iya dah, Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam calon istri"

Raya masuk ke adalam rumah, tujuannya sekarang bersiap-siap untuk ke markas yang tadi di ucapkan oleh Azkara.

Satria dan Raihan sedang ada di ruang tv, "Raya sini! " ucap Raihan. Raya yang merasa terpanggil menoleh laku mendekat.

"Iya kak apa? "

"Kok buru-buru, sini duduk"

Raya duduk di tengah tengah mereka berdua, "Oiya kapan Farel pulang? "

Farel sedang berlibur ke pantai, sekolahnya yng mengadakan itu, dengan semangat Farel pergi bersama teman-teman nya.

"Besok mungkin" jawab Satria.

"Oh Oke"

"Gimana sama pacar kakak? " tanya Raya pada Raihan.

"Baik, mungkin lusa kakak akan melamarnya"

"Grecep amat bang" ucap Satria.

"Oh, kapan mama dan papa pulang? "

"Besok"

"Oke! "

"Aku ke kamar dulu mau siap-siap ikut Azkara"

"Oke, cie yang udah mulai deket" goda satria

"Apaan si bang! "

"Cie mukanya merah"

"Apa si bang ah udah ah aku ke atas dulu, Assalamu'alaikum! "

"Wa'alaikumsalam"

"Ade lo tuh" tunjuk Satria pada Raihan.

"Ade lo juga kalo lo lupa" timpal Raihan dengan wajah datarnya.

"Hehe"

♫♬♫♬

Kini Raya sudah siap dengan jeket kulit hitam di padukn dengan celana levis panjang berwarna nevi.

Satria sudah berangkat sejak tadi, katanya akan menjemput seseorang.

Brum brumm

Deru motor terdengar, "Ayo".

"Lo lupa apa amnesia? "

"Hah? "

"Gua pendek" cicitnya.

Azkara terkekeh lalu turun dari motornya, dan menggendong Raya naik ke motornya.

Azkara melakukan motornya dengan kecepatan sedang, sepanjang jalan ke markas di penuhi banyak candaan dan tawaan dari mereka berdua.

Banyak hal yang mereka bicarakan sampai hal tak penting pun mereka bicarakan.

"Tadi" ucap Azkara.

"Tadi apa? "

"Gua liat bidadari"

"Di mana"

"Di belakang gua"

Raya, bingung namun sedetik kemudian ia faham.

"Ih apaan si lo"

"Gua serius kali"

"Hahaha" mereka tertawa lepas.

"Kamu tau ada yang lebih indah dari sunset"

"Apa? "

"Senyum kamu"

"Ih gila ni orang"

"Hahahaha"

♫♬♫♬

Azkara memarkirkan motornya di parkiran markas, banyak bawahan yang berjaga di pintu masuk.

"Halo Raya cantik aa ganteng ada di sini! " teriak Zond pada Raya yang baru datang.

Raya hanya terkekeh sedangkan Azkara sudah memasang wajah tak sukanya kepada Zond.

"Cari mati lo? " tanya Azkara dingin.

"Hehe sorry bro, gua kan terlalu ganteng makannya banyak yang ngincer gua" dengan pedenya Zond mengucapkan itu, ya memang sih dia ganteng.

"Pede bener lo! " saut Farhan yang menjitak kepala Zond.

"Daripada insecure, apaan insecure ga guna nambah kece engga nambah dosa iya"

"Hiakk"

"Hahaha" mereka tertawa, terkecuali Zidane dan Azkara.

"Bang" panggil Raya pada Satria.

"Apa? "

"Em mau mie ayam" ucapnya sambil berbisik pada Satria.

"Minta sama doi lo"

"Dia ga modal bang"

"Elah ribet"

Mereka hanya menonton drama adik kakak yang sedang berdebat tapi dengan cara berbisik.

"Ka" panggil Satria pada Azkara.

"Hmm"

"Bini lo minta mie ayam tuh"

"Ih apaan si bang, engga ko Az gila nih si Satria" ucapnya sambil melotot ke arah Satria.

Azkara yang melihat itu pun terkekeh, bukanya terasa seram malah terasa lucu di mata Azkara.

"Tunggu" ucap Azkara lalu pergi.

I'm not Raya [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang