Halo gaiiss..Maaf ya abang upnya telat..
Karena emang nih, ada kendala dikit buat nulis, asam uratku kambuh. Maklum udah jompo.
Jadi lenganku kananku ini, sakit buat dibawa kerja. Apalagi ngetik, kan dia keangkat.
Sebenarnya bukan asam urat sih, lengan ini ada benjolan tumbuh, didalam lengan ku ini. Kek kelenjar gtu lah. Kadang dia nyeri gitu.
Bikin parno sumpah, takut kenapa2 mana kita Kepala keluarga.
Jadi aku ngetiknya pelan bgt gais.. lama selesainya.
Tpi terbayarkan kok, chapter hari ini panjang. Meski lama ngetiknya, ga bisa ratatatatata diatas keyboard.
Jadi, dibaca ya. Komen atuh, meski nyeri lenganku ku bela2in menghibur kalian..
Di komen ya.Yang mau order ebook juga bisa wa aja ya..
***
Tak terasa, waktu berjalan dengan begitu cepat tanpa aku sadari. Pagi ini aku menatap jauh keluar jendela, setelah aku menghitung sekarang hari apa, tanggal berapa, aku menjadi hilang harapan. Ini adalah hari ke 25 dan aku tak menyadarinya, bahwa aku sekarang sedang berburu dengan Jam pasir.
Minggu ke minggu berjalan begitu cepat, sehari, seminggu, dan sekarang tiga minggu berlalu. Sementara aku hanya puya waktu 33 Hari. 25 hari telah berlalu semenjak aku menjadi seekor kucing. Kini tersisa 8 hari untuk aku berupaya. Memberi tahu Lisa tentang jati diriku, dan menyelamatkan hidupku.
Tetapi... sekarang keadannya sudah sangat berbeda. Semakin hari berlalu, semakin aku melemah.
Aku tak tahu harus berbuat apa. Tiap jam yang berlalu tubuhku merasakan sakit, pandanganku nanar, aku merasa menua dengan tubuh kucing ini. Renta, lemah, dan tak bertenaga. Mungkin.. ini adalah pertandanya.
Dewi Sakhmet berkata, aku akan semakin melemah jika perasaan Lisa memudar padaku. Aku hidup karena cinta seseorang yang masih percaya bahwa aku masih ada. Dan sepertinya cinta yang mulai memudar itu sudah menunjukkan gejalanya.
Ketika Lisa berdekatan dengan perempuan lain, aku tak bisa menjelaskan rasa sakit yang teramat sangat dari sekujur tubuhku. Sebagai tanda tanda pula, bahwa wanita itu telah berhasil mengetuk hati Lalisa Manoban yang awalnya hanya untuk aku.
Seiringan itu tubuh kucing ini melemah. Seperti daging yang pupus dari tulang, Nini si Kucing makin memburuk dan kurus kerontang. Ini adalah efeknya.
Pagi pagi sekali, kulihat salju turun dari jendela, menatap jauh dari sana. Aku berbaring didekat jendela dengan mata yang sayu dan letih. Datanglah tiga anak muda itu mendekat, mereka menatap cemas padaku.
"Mommy Jen ? Apa kau baik baik saja?" Tanya Louis.
Mereka duduk dan menemani aku didekat jendela, Louis memandikan aku dengan jilatan, dan Lego ? Ia menggesekkan kepalanya padaku. Pertanda bahwa ia sayang padaku sekaligus bentuk kekhwatirannya.
"Aku baik baik saja, tak ada yang perlu kalian khawatirkan."
"Tidak. Kau terlihat sangat tidak baik" Imbuh Louis lagi.
"Mommy Jen... bisakah kau kembali sehat seperti kemarin ? aku akan berikan semua makan dimangkukku agar kau cepat sembuh"
"Aku juga akan memberikan makanan di mangkukku untukmu selama-lamanya. Tapi sekarang ayu bangun bermainlah bersama kami"
Aku hanya tersenyum menanggapi Louis, untuk anak gembul yang bahkan tak ingin sebutir makanan keringnya diambil oleh orang lain. Kali ini ia rela aku mengambil semua jatah makannya hanya karena ia Ingin aku terlihat baik baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
33 DAYS TO BE YOUR CAT [Tamat]
FanfictionJennie.. mendadak menjadi seekor kucing Ragadoll, Sang dewi memberkati nyawanya, Untuk kembali kewujud manusia, Jennie harus menikahi cinta senjatinya. apakah ia bisa mencari cinta sejatinya dengan Paw berwarna pink dan bulu yang lembut itu ? Yuk...