Meeting

1.8K 173 18
                                    

     "Iya. Kalau ingin lebih detail, Ibu bisa lihat katalog Noémie di website resmi. Disana dijelaskan dengan rinci desain interior mind century-modern."

     "Maaf jika kurang sopan," Raya tersenyum bisnis menatap pasangan setengah baya yang sedang berbicara di depannya. "kalau dijelaskan secara langsung aja, boleh gak, Mbak?"

     "Boleh." Timpalnya, "kalau secara singkat saya jelaskannya tidak apa?"

     "No problem, kebetulan memang kami juga gak bisa lama-lama. Maaf ya, Mbak." Jawab pria setengah baya itu.

     "Desain mind century-modern kebetulan memang desain yang khusus, Pak. Karena baik Bapak dan Ibu lebih suka suasana sederhana, bersih, dan juga terintegrasi dengan alam. Desain ini cocok, apalagi di padu-padan dengan warna hangat dan alami."

     "Kalau selain desain ini, yang cocok kira kira apa?"

     "Paling rumah rustic, desain interior nya hampir sebagian dari kayu alam." Melihat pasang di depannya saling padang, Raya kembali bersuara, "kalau saran saya sih, mind century aja, Bu. Karena desain ini kalau dilihat pun sederhana tidak, tetapi juga tidak mewah," lanjutnya.

     Pasangan setengah baya, yang merupakan klien "dadakan" Raya, tengah terlihat berbincang untuk menimang nimah pilihan. Setelah menunggu selama sekira lamanya sepuluh menit, pasangan itu akhirnya menentukan pilihan.

     "Yang mind-century aja, Mbak. Kebetulan memang ini hadiah nikahan untuk anak saya, kalau kesannya terlalu seperti yang kami mau, bernuansa alam sekali, agak ga enak juga kalau nanti harus refund barang."

     Raya tersenyum, menggerakan kepala nya untuk melihat Sania; sang asisten, yang sudah mencatat kesepakatan ini, "karena sistem pembayaran sebelumnya sudah, mohon ditunggu saja, ya, Bapak dan Ibu."

     Pasangan setengah baya itu berdiri dari sofa berwarna nude, disusul dengan Raya, "terima kasih, Mbak. Maaf kalau mengganggu kerja nya tiba-tiba dan meeting gini tanpa buat schedule."

     Raya menggeleng tanda tak setuju, "gak usah sungkan Ibu, Bapak, karena memang kepuasan pelanggan hal utama kami sebagai penjual." Sambil berjalan menuntun sang pasangan setengah baya itu menuju pintu keluar ruangan, senyum Raya menjadi kaku.

     Dan hilang setelah pasangan itu benar-benar meninggalkan ruangan. Ia berjalan cepat, dengan Sania mengikuti di belakang nya, "maaf, Nyonya."

     Merilekskan punggung nya di sofa, tangan dengan cincin sixteen stone dari tiffany & co terselip di jari manis nya, mengetuk-ngetuk pinggiran sofa beriringan dengan kemarahan nya yang kian memuncak. Mata yang sudah melotot itu memandang Sania dengan tuntut, "kapan Suamiku menerima pesanan klien?"

     Bahu Sania bergetar, kepala nya menduduk dengan lengan disatukan. "Sekitar lusa lalu, Nyonya. S-saya juga baru diberi tahu Jeremy jika desain yang diusulkan, desain mind-century yang masih baru di Noémie." Demi Tuhan, Raya tak habis pikir dengan Suaminya ini, sudah yang keberapa kali dia ikut campur dalam masalah bisnis nya, yang pasti berakhiran seperti ini terus. Jelas Raya marah, karena Suaminya ini tidak memiliki basic pengetahuan di bidang interior

     Tengkuk, lalu kepala ia sandarkan, dengan mata dipejamkan. "Apakah ia memberitahumu dimana studio tempat ia latihan?"

     "Tidak Nyonya."

     Kembali ia buka kedua mata nya, tubuh ramping nya ia sigap kan, kembali tegak. Memukul pelan pelipis kepalanya dengan kepalan tangan.

     "Tolong bilang Jeremy, aku akan pergi ke studio Suamiku, siapkan mobil. Dan kau, pergi kembali ke meja kerjamu, jangan berleha-leha."

     "Baik Nyonya."

    

oOo

oOo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jarapeno, © 2022All rights reserved

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jarapeno, © 2022
All rights reserved.
plagiarism is not allowed, especially without my permission. be wise as a reader.

oOo

Halo, salam hangat dariku. Terima kasih sudah berkenan membaca ceritaku, dan mengenal karakterku, harapku kalian nyaman dengan cerita slice of life ini.

Tertanda, jara.

MENIKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang