Definisi Buah Tidak Akan Jatuh Jauh Dari Pohonnya

595 63 22
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...............

____________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____________________

   
     "Ibu, aku mau pulang bareng Gege. Gak mau bareng Papa."

     Penuturan itu menghentikan adu argumen antara Raya dan Tama. Keduanya menoleh ke arah samping, di mana anak laki-laki itu baru saja berbicara, terduduk. Kaki nya yang belum sampai itu ia goyangkan maju mundur tidak serentak, kepala yang tertunduk itu menengadah,  memandang ke arah Raya seorang, tak menyanggah jika sungkan menatap wajah sang Papa. Pra me-utaskan sebuah senyuman, "Aku mau tidur sama Mbok Tih, boleh kan, Bu?"

     Tama memijat pelipis nya kasar dengan kepala mengadah ke atas, memusatkan kembali pada sang anak laki-laki itu, ia merendahkan nadanya. "Pra, pulang sama Papa sama Ibu ya. Katanya mau ke Oma." Ujarnya.

     Menggeleng kan kepala, Pradipta; si anak laki-laki itu, tanpa segan tidak menatap Tama dan masih menatap sang Ibunda yang memandang nya dengan wajah sedih, menjawab. "Aku gak mau pulang sama Papa, Bu. Dia tukang janji, tukang bohong, aku cuman punya Ibu sama Mboh Tih."

     "Ibu mau gendong." Pra beranjak dari bersila nya pada sofa hitam di back stage. Ia berjalan dengan jinjit pelan sembari merentangkan kedua lengan nya mendekati Raya, kendati memenuhi apa yang baru saja ia keluarkan, ingin di gendong.

MENIKAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang