Chapter - 3

2.1K 173 273
                                    

Kan gue udah berfirasat visual anak-anak ini ga asing buat gue. Apalagi setelah melihat foto itu, Jendra pernah memperlihatkan foto anak-anaknya meski cuman sekilas.

Meski sedikit berbeda karena bertambahnya usia mereka, tapi pahatan wajah itu benar-benar seperti Jendra.

Ke-4 anak dihadapan gue ini adalah anak-anak tiri gue.

.

"Hay anak-anak"

"Mengapa baru sekarang??"
"Kemana aja lo selama ini??!!" Tajam Alex marah.

"Maaf--"

"Kata maaf aja ga cukup untuk situasi sekarang!! Lo ga tau seberapa sengsara kita ber-4 setelah Papa meninggal?? Lo juga ga pernah nampakkin diri nemuin kita!! Kenapa??!!! Semua perusahaan diambil alih sama lo?? Apa lo cuman mau itu??!!" Bentak Alex.

"Engga Alex, gue ga maksud kayak gitu" Sela Ariel.

"Jangan panggil nama gue!! Ga sudi gue dipanggil sama orang kayak lo" Camkan Alex.

"Abang??" panggil kembar takut dengan Alex yang terlihat sangat marah.

"Sorry, gue ga maksud kayak gitu. Sorry, gue baru bisa nemuin kalian sekarang. Gue juga harus urus semua yang ditinggal Jendra, Papa kalian gitu aja. Maaf ya" ucap Ariel dengan dirinya yang menahan diri untuk tidak menangis.

Di bentak seperti tadi oleh Alex, meski memang bukan anak kandungnya, dan mereka ini seumuran. Tapi, Ariel sakit hati mendengarnya, lebih sakit hati lagi ia membayangkan bagaimana hidup ke-4 anak tirinya beberapa bulan terakhir ini.

"Bang, kita ditempat umum jangan terlalu emosi, kasian kembar juga ketakutan" Sela Leo.

"Gue juga ga nyangka, ternyata lo anak yang Papa urus itu" Lanjut Leo.

"Gue ga tau lagi harus bilang apa disini. Karena gue tau gue salah besar, gue biarin kalian setelah Jendra meninggal"

"Tapi gue punya alasan untuk itu, gue juga kesusahan disana sendirian. Cuman, kayaknya gue ga berhak beralasan disini. Selain kata maaf, ga ada lagi yang bisa gue ucapin, sebisa mungkin dari mulai sekarang gue mau memperbaiki, karena gue ga bisa kembali ke masa lalu, jadi tolong, lo semua mau nerima gue disini??" Tanya Ariel penuh harap.

"Bang Leo, abang kenal Kakak ini?? Siapa??" tanya Marchel hati-hati, karena suara hentakkan Alex tadi membuat si kembar yang asik makan jadi menyimak, maka sekarang mereka penasaran apa yang terjadi.

"Dia ini, orang yang abang pernah ceritain dulu. Orang yang menjadi istri Papa setelah 2 tahun Mama ga ada kabar" Ujar Alex dengan pandangan yang lurus dan tajam menatap Arielle.

"Bang??!!" panggil Leo tak santai, bisa-bisa nya Alex berbicara seperti itu pada si kembar. Meski memang si kembar berhak tau, tapi memberitahu di situasi sekarang itu agak ...

"Jadi-- Kakak ini orang yang ninggalin kita setelah Papa meninggal itu?? Yang sebelumnya Abang omonginkan?? Yang ga pernah nengokkin kita juga kan??" Ujar Michel dengan mata yang berkaca kaca.

"Padahal Kakak baik udah nyelametin Michel dan bang Marchel, tapi ternyata Kakak orang yang sejahat itu sama kita??" Lanjut Michel yang sudah terisak.

"Kakak orang yang lebih jahat" Pilu Marchel.

Ariel memejamkan matanya kuat, menahan sakit dihatinya melihat keadaan anak anaknya yang keadaannya sangat kacau ini.

Ariel menatap si kembar dalam.

"Maafin Kakak ya, kakak ga bermaksud buat menelantarkan kalian seperti ini. Kakak benar benar minta maaf, kalo Marchel dan Michel berkenan, boleh Kakak sekarang berada di sisi kalian?? Bersama kalian disini??" ujar Ariel yang sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Become a Stepmother at a Young AgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang