Sekitar pukul 8 malam, Ariel keluar dari aula yang membuatnya sangat sesak itu.
Dikelilingi para pengusaha bermuka dua, membuat aura negatif itu menguras energi Ariel sekaligus.Lelah, itu pasti. Bukan hanya fisik tapi juga batinnya.
Sebelum ia pergi ke belakang aula, Ariel pamit kepada Alex dan juga Leo. Mereka saat itu sedang berbincamg dengan para pengusaha muda lainnya yang ada di sana.Alex dan Leo pun mengangguk dengan cepat, mereka membiarkan Ariel untuk menjauhi aula yang bahkan menurut merekapun sangat membuat pening kepala.
Alex sempat berbicara pada Ariel, untuk menyerahkan sisanya pada mereka, Ariel hanya perlu istirahat sampai nanti acara penutupan.
5 menit berlalu setelah Ariel bisa menghirup udara bebas di luar.
Di belakang aula yang dijadikan tempat pesta ini terdapat taman yang cukup luas, pinggir tamannya diberi pagar dengan cantik.Ariel bertumpu pada pagar tersebut, menikmati semilir angin malam yang menyapu wajahnya.
Ariel melihat kedua tangannya, dan ia terfokus pada bekas luka jahitan yang belum hilang sepenuhnya.Mengingat kala itu, membuat sekujur tubuhnya kembali merasakan sakit yang disebabkan luka-luka tembak serta tikaman yang ia dapatlan.
Tubuhnya merinding seketika, ia seperti kembali merasakan ngilunya bagian perut dan paha kirinya yang ditikan cukup dalam.
Ngilunya luka tembak yang ia dapatkan hampir di semua bagian tubuhnya. Ariel memegang sisi pagar dengan erat, ia rasa tubuhnya akan ambruk jika dia tidak berpegangan.
Ariel mencoba tenang dan bernapas dengan teratur, sampai dirasa sudah lebih baik, Ariel bisa kembali berddiri seperti semula.
Dia memang sudah sehat, rasa sakit dari bekas lukanyapun sudah tidak ada lagi.
Tapi terkadang ketika ia melihat bekas lukanya, ia menjadi teringat kembali pada kejadian malam itu, dan membuatnya seperti merasakan kembali bagaimana sakitnya saat terbaring di ranjang rumah sakit.Susahnya untuk menggerakan anggota tubuhnya, tidak bisa bergerak dengan bebas. Semua itu dirasakan Ariel jika traumanya hadir, menjadi kaku dan sulit untuk menggerakan tubuhnya.
Ariel tidak memberitahukan masalah ini kepada siapapun, hanya dia dan dokternya yang tau.
Ariel tidak ingin diperlakukan seolah dia masih sakit, biarkan ini menjadi rahasianya untuk sementara waktu.Srukk ..
Ariel terperanjat ketika merasakan sensasi dingin dari tangannya. Ia menoleh ke samping dan menemukan Zhen di sana, Zhen memberikan sebungkus es krim pada Ariel.
"Buat lo" ucap Zhen.
Ariele mengerutkan keningnya heran, kenapa Zhen tiba-tiba memberinya es krim?
"Kenapa?? Ini ga akan bahaya kok, cuman es krim. Gue ngasih buat menghibur lo aja" lanjut Zhen.
Ariel terdiam sejenak, setelahmya ia menyunggingkan bibirnya kecil.
"Masih inget aja sama itu" sela Ariel.Kejadian itu, kejadian di mana awal-awal Ariel dan Zhen bertemu.
Saat Ariel berjalan keluar rumah, si kembar yang ingin dibelikan es krim, dan akhirnya tidak sengaja bertemu dengan Zhen di dekat toko.Ariel yang menyapa dan membelikan es krim untuk Zhen namun ditolak mentah-mentah oleh Zhen.
"Terima dong es krimnya, jangan dibuang ya" lirih Zhen.
Ariel terkekeh kecil, ia kini menerima es krim yang diberikan Zhen.
"Darimana lo bisa dapet es krim stik gini?" tanya Ariel sembari membuka bungkus es krim."Dari abang-abang yang lewat tadi" balas Zhen asal.
Ariel kini tertawa kecil, mana ada yang seperti itu. Disini tidak akan ada pedagang keliling, seperti abang-abang pedagang es krim yang Alex maksud. Yang Ariel yakini, Zhen sengaja membelinya di toko market yang posisinya cukup dekat dari aula pesta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a Stepmother at a Young Age
Fiksi UmumTentang seorang gadis yang menjadi ibu tiri bagi ke-4 anak dari mendiang suaminya. Tidak mudah, namun dia harus bisa menghadapinya. Berawal dari anak tirinya yang membencinya, hingga orang-orang yang menghakiminya. Beragam masalah terus menerjang be...