Langkah kaki oniel berjalan cepat di lorong-lorong rumah sakit ini, jantungnya tak berhenti berdetak kencang sedari tadi. Kabar yang ia baru saja ia terima sangat membuatnya cemas, sedari di perjalanan tadi ia tak berhenti merapalkan doa untuk keselamatan istri dan calon anaknya itu.
Tepat kurang lebih 3 jam setelah oniel memutuskan untuk berangkat ke kantornya, christy mengalami insiden jatuh di kamar mandi di kamarnya dan harus segera dilarikan kerumah sakit.
Usia kandungannya yang sudah memasuki minggu ke 8 ini sangat membuat oniel takut, ia takut jika terjadi apa apa pada istri dan calon anaknya ini. Bahkan ia akan mengutuk dirinya sendiri jika hal hal yang tidak diinginkan terjadi pada istri dan calon anaknya ini.
Langkah cepatnya terhenti didepan ruang yang didepan ruangan itu sudah terdapat vino, shani, juga chika dan aran. Ia berdiri seraya melihat dari celah kecil bagaimana keadaan istrinya didalam sana. Raut wajah yang cemas, membuat orang orang disekitarnya menenangkannya.
Vino mulai berdiri dan melangkahkan kakinya untuk mendekati tubuh menantunya ini. Ia rangkul perlahan bahu menantunya ini, berdalih untuk memberikan sedikit ketenangan disana.
" jangan takut, christy pasti gapapa" ucapnya dengan pelan
Kepalanya ia tolehkan ke sosok pria paruh baya disampingnya ini," maaf ya pah? oniel bener bener minta maaf! kalau aja tadi oniel ngga berangkat ke kantor, pasti christy baik baik aja! maaf pah, maaf oniel ngga bisa jagain christy" sesalnya dengan kepala yang ia tundukan dengan air mata yang mulai membasahi pipinya itu
Tangan vino memegang kepala oniel yang ditundukkan sedari tadi," bukan salah kamu, bukan salah siapa siapa! ini udah takdir, jangan salahin diri kamu sendiri! kita berdoa saja supaya christy dan calon anak kamu baik baik aja" ucap vino menenangkan lagi
" sini bang duduk" suruh aran pada oniel
Tubuhnya ia dudukan di kursi dari aran tadi, matanya tak beralih dari pintu ruangan didepannya ini. Ia lihat jam tangan di pergelangan tangannya, ini sudah waktunya zio untuk pulang.
" ran, boleh minta tolong?"
" boleh, mau minta tolong apa bang?"
" jemput zio bisa? dia udah waktunya pulang, nanti kamu ajak kerumah kamu dulu aja ya?"
" iya bang"
Aran segera melangkahkan kakinya pergi dari sana dan segera menjemput keponakannya itu dan membawanya pulang kerumahnya dahulu. Bukan tanpa sebab oniel menyuruh aran untuk pergi membawa pulang kerumahnya dulu, ia hanya tak ingin jika anaknya nanti tau keadaan bundanya ia akan khawatir.
Mobil yang aran kendarai telah berhasil berhenti di depan sekolah dasar swasta yang cukup ternama dikota itu. Ia turun dan memanggil anak kecil berumur 7 tahun yang sedang berdiri menunggu seseorang menjemputnya dilobby sekolahnya.
" zio!"
Anak kecil itu langsung berlari kecil menuju arah suara seseorang yang memanggilnya tadi," om aran? om aran jemput zio?" tanyanya
Tubuhnya ia sejajarkan pada anak kecil didepannya ini," iya, ayah sama bunda kamu lagi ada urusan! jadi zio pulang sama om aran dulu ya? nanti kamu pulang kerumah om dulu ya? main sama abyan dulu ya?" jelas aran
Abyan Prabu Sanjaya, anak kecil yang berumur 2 tahun dibawah zio ini adalah anak chika dan aran.
Zio mengangguk cepat dan segera berlari ke dalam mobil aran untuk segera pulang kerumah om nya itu.
______________________
" jadi istri saya ngga bisa hamil lagi dok?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PERJODOHAN PAKSA ( END )
Novela Juvenil"7 tahun bukan waktu yang sebentar kan dek? kakak rasa emang kamu udah harus buka hati kamu buat oranglain, ngga mungkin kan sampai seterusnya zio hidup tanpa sosok papah?" ucap chika lagi