Theater

576 89 7
                                    

Fearless - Taylor Swift




—Chanisa menaruh sepiring cookies coklat dan segelas jus semangka di atas meja belajar kamarnya, hari ini Mark berkunjung ke rumah gadis itu dan langsung menuju kamar nya setelah di beri ijin oleh mama Ten.

Sedangkan Mark masih sibuk meng otak-atik gitar elektrik milik nya, ia terlihat serius entah melakukan apa; membuat Chanisa jengah lalu setelah nya lebih memilih rebahan di atas kasur.

Ia sedang malas, ingin berdiam diri saja di kamar sambil menonton anime. Tapi sahabatnya itu kini telah mengganggu nya, membuat kamar nya di huni satu mahluk lagi.

"Itu buat apa sih?" Chanisa akhirnya bertanya karena penasaran juga.

Mark menoleh sekilas ke arah gadis itu, sebelum kembali mengotak-atik gitar elektrik miliknya. "Mau pamer."

"Yang seriusss Mark." ucap Chanisa sebal mendengar jawaban Mark.

Mendengar itu Mark tertawa kecil, ia letakan gitar milik nya ke sisi sudut ruangan kamar Chanisa. Setelah nya mengambil cookies tadi, Mark icip bagian yang agak gosong.

"You made it?"

"IYA!" Teriak Chanisa antusias,"it's not good?" sebelum bertanya karena melihat ekspresi Mark yang terlihat aneh.

Mark mengangguk-anggukan kepala sambil tetap mengunyah, "it's good cocok masuk master chef."

"Ah boong! ngga usah di makan."

"Serius enak loh, cuman rada pait."

"Ah ga tau lah." Chanisa [agak] salting.

[Agak]

Soalnya Mark mengatakan itu sambil tetap mengunyah cookies nya sampai habis, padahal tadi mama Ten sudah mengolok-olok cookies buatan nya.

Katanya, tikus pun tak mau memakan nya.

"Oh ya soal gitar ini, next week at festivals i mau nge-band." ucap Mark setelah menghabiskan cookies nya dan meminum jus semangka yang di bawakan oleh Chanisa tadi.

"Band?" tanya Chanisa bingung.

Mark memutar tubuhnya ke arah Chanisa, "Iyaaa."

"Woww itu ekstrakurikuler?" tanya Chanisa sebelum tiduran tengkurap dengan kepala menghadap Mark.

Meja belajar dan kasur Chanisa hadap - hadapan.

"Bukan, awalnya iya tapi karena banyak yang ngga minat jadi buat iseng-iseng aja." jawab Mark sambil membuka handphone untuk melihat jam.

"Terus u ikut ekskul apa dong."

"Futsal? badminton? banyak." balas Mark setelah itu menatap Chanisa yang tengah sibuk mengskroll layar handphone, "Semenjak ngga ada u, i lebih sering di luar rumah."

"Lah kenapa gitu?" tanya Chanisa bingung, fokusnya jadi teralihkan dari melihat contoh drama musikal di you tube jadi ikut menatap Mark.

"Ga ada yang bisa di ajak main."

Setelah mengatakan demikian Mark beranjak dari tempat duduk nya, ia memasukan handphone ke dalam saku celana bahan milik nya sebelum mengajak Chanisa bermain di luar.

"Main sepeda yukk."

Chanisa menggeleng, "ngga mau ah panas tauuu."

"Panas doang ngga bikin mati, ayokk sepedaan di pinggir pantaii."

"Tapi kan bikin ITEEM."

"Astaga item doang, lagian kamu seksi kalo item." kata Mark dengan nada pelan di akhir kalimat.

Pwretty Insecuriety. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang