"Aku bingung Isabella... bagaimana ini" ujar Aerinda dengan panik.
Isabella pun berpikir juga bagaimana ia tidak tertahuan selama nya dalam melakukan aktivitas ini, berpikir sembari fokus menyetir mobil. "Susah, pokoknya jangan sampai ada yang tertahuan. Antara aku dan kau, paham??"
"Semoga saja kita bisa berjalan lancar dan jangan ada yang tertahuan, entah itu teman kita dan terutama kedua orang tua kita" penjelasan Aerinda dibalas anggukan oleh Isabella.
"Ya, kau benar... kalau tertahuan habislah riwayat kita" Isabella yang tak habis pikir jika mereka akan tertahuan nanti.
"Namun — " belum sempat Aerinda berbicara sudah dipotong oleh Isabella.
Sahabatnya yang menyetir itu memutar bola matanya dengan bosan sembari menjawab pertanyaan dirinya yang tak kunjung usai itu juga perasaan nya yang khawatir sekarang, sebelumnya Aerinda tidak seperti ini namun entah mengapa secara tiba-tiba ia malah bicara begitu yang mana membuat sahabatnya ikutan tegang. Ya, Isabella saat ini sedang merasakan tegang juga apalagi tanganya yang digunakan untuk menyetir tentu gemetar karena mendengar Aerinda berkata begitu, dibalik wajah dan jawaban nya yang santai namun itu semua perasaan tegang dan takut juga ia rasakan.
"Aerinda.." potong Isabella, "bisakah kau berhenti bicara tentang itu, bisakah kau mengalihkan topik ini kearah topik pembicaraan lain?" Tanya nya, saat ini telinganya tidak ingin mendengar Aerinda membicarakan hal — itu — .
Aerinda menghela nafas pelan, menatap Isabella yang tangan dan tubuhnya masih bergetar hebat, ekpresinya khawatir melihat teman nya yang begitu dengan posisi Isabella menyetir seperti itu ia merasa takut jika akan terjadi apa-apa. "Isabella" panggilnya pelan namun ia dengan ekpresi panik, "kau baik-baik saja?" Tanya nya.
Isabella menggeleng-gelengkan kepalanya kuat-kuat, "tidak" ujarnya pelan namun setelah berujar begitu ia pun berujar lagi, "tidak jika kau tidak membicarakan hal itu, seperti yang kau lihat tangan ku bergetar, bukan? Lihatlah..." pas setelah bicara begitu mobil yang dikendarai Isabella tanpa kendali dan hampir saja masuk kedalam jurang berkat Aerinda yang langsung sigap mengendalikan stir mobil.
Melihat kondisi sahabatnya yang seperti itu sekarang juga Aerinda meminta Isabella untuk memakirkan mobilnya di pinggir jalan, takut kejadian tadi akan terulang lagi maka mereka bertukar tempat duduk, jadilah Aerinda yang menyetir dan Isabella duduk menumpang. Jadi sekarang Aerinda menyetir mobil bolak-balik berangkat dan pulang, sempat Isabella tadi yang menyetir namun di alihkan kepada Aerinda.
"Maafkan aku Isabella, kau jadi tegang sekarang" lirihnya dengan perasaan bersalah sekarang, namun hanya dibalas senyuman tipis. "Entah sampai kapan kita seperti ini terus, jika tertahuan orang-orang akan menganggap kita Krislam"
"Entahlah aku pun bingung..." matanya menatap Aerinda yang sekarang menggantikan dirinya mengemudi tadi lalu bergantian matanya menatap pemandangan berupa jalan, "mungkin sampai kita benar-benar menjadi Kristen sungguhan"
KAMU SEDANG MEMBACA
KRISLAM
Teen FictionKristen dan Islam merupakan agama yang berbeda, dari mulai tatacara beribadah, berdoa, merayakan hari besar keagamaan, menikah, hingga cara kebumikan. Namun akhir-akhir ini ada berita viral yang menghebohkan kita, apakah itu? Berita tentang gabungan...