[ 2 ] Awal

131 11 0
                                    

Kalian masih lanjut kan? Harus lanjut lah ya,

⚠️Typo harap maklum ye

Jangan lupa vote 🌟 dan komennya 🙌

Ficia duduk di atas brankar rumah sakit sambil memakan buah-buahan segar juga makanan ringan lainnya yang berada diatas nakasnya. Hari ini Tante Arum dan Om Dani hanya menemaninya sampai siang hari saja, karena mereka akan mendatangi pertemuan acara bisnis Om Dani. Jadilah dirinya seorang diri di kamar inapnya.

Walau pertama kali Ficia membuka matanya dan tidak mengenali semuanya, dirinya tetap bersyukur masih diberi kesempatan oleh Tuhan untuk melihat dunia kembali.

Tapi dirinya tidak akan menyiakan kesempatan kedua kalinya ini. Dirinya termasuk kedalam keluarga yang bermarga tinggi, dan otomatis kekayaannya mengalir. Maka dari itu ia akan menikmatinya. Seperti mimpi yang hidup dalam dunia baru dengan keadaan dan suasana yang baru juga. Makanya jangan sia-siakan.

Namun saat sedang menikmati makan bolu coklat lembutnya itu, tiba-tiba pintu ruang inapnya terbuka. Masuklah seorang laki-laki dengan tubuh yang terbilang nyaris sempurna didepannya ini sedang menatap dirinya. Dengan ekspresi wajah datar juga sorot mata yang tajam ia menatap Ficia.

Ditangannya ia membawa sebuket bunga lavender yang sangat indah. Ficia berharap orang didepannya ini kemungkinan adalah pacarnya, karena ia membawa sebuket bunga lavender ditangannya. Bahkan harum bunganya begitu semerbak khas sekali, masuk di indra penciumananya.

Kalau iya maka beruntung sekali hidup Ficia.

Dia berjalan mendekati Ficia. "Buat lo, "Ucap singkatnya menaruh sebuket bunga tersebut pada meja nakas disamping Ficia.

"Makasih, "Jawab Ficia seadanya. Jujur, bahkan Ficia mendengar suara laki-laki tersebut membuat jantungnya seperti ingin loncat keluar. Berat dan serak. Sangat cocok untuk wajahnya yang cool agak bad boy.

"Lo amnesia? "

"Iya, "

"Drama, "

"Hah? "Ficia bingung dengan ucapan orang asing didepannya ini.

Not Imagination?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang