Aero berlayar mengitari lautan luas dengan menaiki kapal persiar besar. Aero memilih ikut rombongan nelayan yang mencari ikan. Oh jangan lupakan dirinya yang ikut menyamar menjadi nelayan agar orang tak mengenali bahwa disalah satu kapal itu ada seorang elf. Meski paras tampannya tidak mendukung untuk dirinya menjadi nelayan. Mengingat itu Aero meringis dalam hati, wajahnya terpahat aristokrat lebih cocok menjadi Duke atau Countless untuk penyamarannya.
Namun karena targetnya ada di tengah laut, Aero mau tak mau harus menjadi nelayan untuk bisa ikut rombongan kapal ini.
"Kau tahu bahwa ikan terbanyak ada di The Middle Sea, meskipun tempat itu terbilang menyeramkan, namun ikan di sana memiliki kualitas bagus dan sangat besar," ujar Rio, nelayan yang sedang mempersiapkan jaring di sebelah Aero.
"Laut di sana bukankah menyeramkan?"
"Memang benar, namun dengan kualitas ikan yang bagus kita bisa mendapatkan harga tinggi di pasar."
Aero mengangguk setuju, selalu ada resiko jika ingin mendapatkan keuntungan besar. Keduanya mulai bersiap menarik layar kapal untuk segera berlayar dari dermaga.
Setelah sampai di The Middle Sea, Aero dan rombongan segera menebarkan jaring agar banyak ikan yang terperangkap. Meski kali ini ombak terbilang sangat besar, hal itu tidak menyurutkan semangat para nelayan untuk tangkapan ikan kali ini.
Namun tanpa diduga terjadi, kapal mereka bergoyang seketika membuat beberapa barang bergeser ke sisi sebelah, lantas Aero panik akan hal itu. Sungguh ombak yang sangat dahsyat yang dilewatinya kali ini. Oh jangan lupakan bajunyapun sudah basah terkena cipratan air yang tak berhenti mengguyur tubuhnya.
"Semuanya pegangan yang kuat, kita akan melewati tornado laut yang ganas" perintah kepala kapal itu pada semua orang.
Setelah berhasil melewati terjangan tornado yang ganas itu, akhirnya kapal yang ditumpangi Aero mengapung stabil di lautan. Para nelayan cepat mengangkat jaring yang tadi disebarkan. Benar, bahwa ikan yang terperangkap di jaring sangat banyak, dan beberapa diantaranya memiliki ukuran fantastis. Aero takjub dibuatnya.
Aero seketika melupakan tujuan utamanya untuk mencari seseorang di tengah lautan. Menyadari hal tersebut Aero lantas mengendarkan pandangannya pada lautan yang terbentang luas. Mata Aero tak berhenti melihat sekeliling untuk mencari targetnya. Tak menunggu lama, Aero melihat sebuah kapal terombang ambing dengan bentuk yang mengenaskan di depan sana. Mengetahui ada tangan melambai ke arahnya pertanda masih ada kehidupan di kapal tersebut. Tanpa menunggu lama Aero meminta nahkoda untuk mengarahkan kapalnya ke arah yang dituju.
###
"Tolong aku...," ucap Arlene dengan raut sedihnya tak berhenti mengeluarkan air mata "Thania tenggelam di sana." Arlene menunjuk arah adiknya yang telah terjatuh akibat gelombang ombak dan tornado yang dahyat saat melewati The Middle Sea.
Sekarang bukan hanya kakak dan orang tuanya, bahkan adiknya satu-satunyapun ikut pergi meninggalkannya. Ini semua karena dirinya yang tak becus menjaga adiknya itu. Arlene sesak mengetahui bahwa Thania tenggelam dan tak ada pertanda tubuhnya mengapung di lautan.
Mungkinkah adiknya itu telah dimakan oleh binatang luas di bawah sana?
Rakyat Arendelle yang selamat hanya tersisa 10 orang. Ibu yang membawa bayipun turut tenggelam bersama adik tercintanya. Arlene tak tahu harus melakukan apa melihat kenyataan menyakitkan di depan matanya. Menjaga rakyatnya dari hantaman ombak ganas saja tak mampu, bagaimana cara dia nanti merebut kerajaan Arendelle kembali dari kekejian bangsa Orc yang seperti monster itu. Arlene terisak frustasi dibuatnya.
Semua rakyat Arandelle telah mendapat pertolongan pertama, seperti kain yang dapat menghangatkan tubuh serta konsumsi makanan yang membuat mereka kelaparan beberapa hari terakhir akibat mengapung di lautan tak tentu arah.
Melihat sosok perempuan yang menangis di depannya, Aero seakan tak berdaya dibuatnya. Dirinya sebagai elf tidak bisa berbuat banyak untuk menolong adik perempuan itu yang tenggelam. hancur hantinya seperti tercabik ketika ditinggalkan orang tersayang dengan amat tragis.
"Lady sabarlah, sangat berat memang menerima kenyataan yang menyakitkan itu," ucap Aero coba menenangkan. "Bukankah lady ada tujuan lain sampai harus mengitari lautan?"
Mendengar penuturan lelaki di depannya, Arlene mengangkat pandangan. Dirinya bangkit sembari mengahapus jejak air mata di pipinya.
"Iya. Aku akan ke negeri selatan, bisakah kau membantuku ke sana?" tanya Arlene penuh harap.
Ini adalah cara terkahir dirinya menuju negeri selatan dengan meminta pertolongan pada orang yang telah menyelamatkannya. Keluarganya sudah menjadi korban atas kekejaman bangsa Orc, sekarang dirinya bertekad untuk menepati janji ibunya untuk merebut kerajaan Arandelle kembali.
"Aku akan mambantumu lady."