💎💫_3) No Way_💫💎

1.3K 165 2
                                    

Sampai dirumah Arxel langsung mengangkat Hazen ke gendongannya, anak itu sudah tidak terisak namun mood Hazen masih belum kembali, saat digendong tubuh anak itu benar-benar lemas saking kesalnya, Hazen itu sudah remaja, namun mood nya masih sepert...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sampai dirumah Arxel langsung mengangkat Hazen ke gendongannya, anak itu sudah tidak terisak namun mood Hazen masih belum kembali, saat digendong tubuh anak itu benar-benar lemas saking kesalnya, Hazen itu sudah remaja, namun mood nya masih seperti bayi.

"Kita pulang!" Ujar Arxel, beberapa buttler datang untuk membawakan tas Hazen dan Arxel.

Arlan yang sedang duduk sambil membaca majalah dan minum teh menoleh, ia segera bangkit dan mendekat pada anaknya, ia mengelus surai hitam yang terasa lepek.

"Bawa ke kamarnya aja Xel, papa nanti nyusul," ujar Arlan dan berjalan menuju dapur.

Arxel menuju kamar Hazen yang ada dilantai tiga, saat akan menaruh anak itu diatas kasur, kaki anak itu malah semakin melingkar di pinggangnya, tangannya juga semakin kencang melingkar dilehernya.

"Hazen ngga mau turun," ujarnya.

Arxel menurut, anak itu membawa Hazen ke arah balkon, menatap belakang mansion yang sangat luas, ada lapangan yang berisi bodyguard yang sedang berlatih.

"Diapain si sama Aezlan sama Gava?" Tanya Arxel. Hazen menatap Arxel, seolah menyalurkan banyaknya gangguan yang dilakukan Aezlan dan Gava.

Akhirnya Hazen menceritakan semuanya, dari dia harus menunggu Aezlan yang begitu lama hingga Gava yang mengikutinya dari belakang, semuanya Hazen ceritakan dengan wajah dramatis yang ia tunjukan.

"Jangan di hirauin, mereka itu sayang sama Hazen tandanya, kaya Arxel lakuin ke Hazen," ujar Arxel yang diangguki oleh Hazen.

"Hazen.... Arxel.... Lho? kirain udah ganti baju, Arxel ganti baju dikamar sebelah sana, Hazen juga," ujar Arlan yang diangguki keduanya.

Hazen turun dari gendongan Arxel lalu menuju walk in closet, Arlan duduk di tepian kasur Hazen menunggu anaknya berganti baju.

"Papa...." Rengekan Hazen terdengar, Arlan langsung mendekat lalu menyuruh anaknya duduk ditepian kasur.

"Kenapa hm? Ngga mau mandi dulu, lepek banget ini," Hazen menggeleng lalu memeluk Arlan.

Arxel masuk lalu terkekeh, kadang ia yakin jika sepupunya itu memiliki kepribadian ganda, kadang merasa jika Hazen yang diluar bukan Hazen yang dirumah, jika diluar ia bisa terlihat seperti singa, namun jika sudah masuk kedalam rumah anak itu menjadi chilidish boy yang sangat manja pada keluarganya.

"Arxel mau makan siang? Bareng sama Hazen aja," Arxel mengangguk dan mengajak Hazen yang masih belum mau membuka suara.

"Papa.... Hazen mau meat pie," ucapnya.

"Ayo turun, nanti papa buatin,"

Hazen, Arlan dan Arxel turun kebawah, mereka duduk di meja makan, beberapa hidangan tersaji seperti pie daging, japan mentai, dan sirloin.

"Nanti malam Dasha jadi dateng sama mommy?" Tanya Arlan pada Arxel.

"Jadi pa, katanya mau nginep sekalian, soalnya Daddy-kan ada tugas di Singapura," ujar Arxel yang diangguki oleh Arlan.

"Nanti tidur sama Hazen ya," Arxel yang mendengarnya mengangguk.

"Dhasa ngga cemburu emang?" Tanya Arlan.

Hazen langsung melirik papanya dengan sinis, dia tidak suka jika ada yang menyinggung Dasha.

"Ngga kok pa, malah Dasha yang nganggep Hazen adeknya," ujar Arxel.

"Kok adeknya? Tua-an Hazen ya!!!" Protesnya, ia merasa tidak terima jika Dasha yang masih SMP menganggapnya adik.

"Kan kamu lebih kecil dari Dasha, makanya dia anggep kamu adik," ujar Arlan, Arxel yang mendengarnya terkekeh merasa lucu karena Arlan yang selalu menjahili anaknya.

"Udah pa, nanti tambah bad mood," ujar Arlan melihat air wajah Hazen yang cemberut. Arlan hanya terkekeh lalu mengusak rambut anaknya.

Dasha sudah sampai di mansion, anak itu duduk bersebelahan dengan Hazen, sedangkan mommynya sedang bersama Arlan. "Gimana sekolah hari pertama?" Tanya Dasha menatap Hazen yang sibuk bersender padanya sambil menonton acara didepannya.

"Ngga menarik," jawabnya ketus.

Dasha menoleh ke arah kakaknya, meminta penjelasan pada Arxel, karena dari awal dia datang Hazen sudah memberi wajah tak suka padanya, jawaban Arxel hanya mengangkat bahu tanda ia tak tau.

"Kenapa si? Dasha ada salahkah sama Hazen?" Tanya Dasha.

Hazen langsung duduk dengan tegap, ia menatap Dasha intens, meneliti wajah Dasha dengan seksama, Dasha yang diperhatikan wajah serius Hazen mengangkat alisnya bingung.

"Aren’t you mad that i’m close to your older brother?” Tanya Hazen berharap jawaban Dasha membuaskan hatinya.

"Why would i be mad at you, lagian Dasha udah anggep Hazen adek sendiri." Ujarnya sembari mengangkat Hazen ke pangkuannya.

Alis Hazen mengerut. "Kok adek si! Kan Hazen lebih tua dari kamu!" Ucapnya tak terima.

"Whether he is younger or older than you, it won't affect you if you act like a baby." Ujaran Arxel mendapat lirikan sinis dari Hazen.

"Hazen bukan bayi!" Teriaknya kesal.

"Hazen bukan bayi kan Dasha?" Tanya Hazen menatap sepupunya memelas, mata bulatnya semakin bercahaya membuat Dasha tak tahan jika tidak mencium hidung pesek sepupunya tersebut.

"Iya bukan bayi," jawab Dasha sambil mengecupi wajah Hazen berkali-kali.

"Stop it! Ahahaha.... Geli Dasha jangan di ahahaha.... Gelitikin...." Rengek Hazen mencoba menyingkir dari pangkuan Dasha.

"Dasha ngga bawa jajan, padahal Hazen pengen makan marshmellow yang kemarin kamu bikin," ucap Hazen.

"Bawa tadi, ada di kulkas, ngga boleh diambil sekarang, besok baru boleh ambil," ucap Arxel saat Hazen hendak berdiri.

"Jadwalnya satu kali seminggu, ngga boleh ngelanggar," lanjutnya saat Hazen hendak meminta bantuan Dasha agar membujuknya.

"Dengerin tuh, besok baru boleh," Hazen mengangguk lesu lalu memeluk Dasha dengan erat.

"There is a new friend, Arxel is immediately forgotten," sindir Arxel melihat Hazen yang menumpukan kepalanya didada adiknya.

Dasha tersenyum kemenangan sambil melirik kakaknya yang menatapnya datar, Arxel yang melihatnya hanya acuh, mencoba tidak peduli walau dalam hatinya merasa sangat jengah.

[Hazen]

Update lagi!!! Jangan lupa kasih semangat biar update lagi

MAGNETIC [송형준]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang