💎💫_9) Party Rock_💫💎

169 18 1
                                    

jangan lupa buat vote cinta²ku

Kynan dan Fraka turun dari rooftop ketika Arlan datang bersama Ardian, mereka menuju kelas Hazen yang berada dilantai dua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kynan dan Fraka turun dari rooftop ketika Arlan datang bersama Ardian, mereka menuju kelas Hazen yang berada dilantai dua. "Stop Aezlan!" Perintah Ardian pada anak dari adiknya itu.

Pria paruh baya itu menatap seluruh ruang kelas dengan dingin, seolah menandai mereka dan menjadikan mereka babi guling.

"Jika ada yang berani mengusik Hazen lagi, jangan salahkan Clarence karena membuat kepala kalian hilang dari tempat yang seharusnya." Ucapan yang menusuk itu membuat seisi kelas terdiam.

"Maaf tuan Arlan dan tuan Ardian, saya sebagai wali kelas meminta maaf yang sebesar-besarnya karena telah membuat salah satu anggota keluarga Clarence terganggu," ucap sang guru sambil membukukan badannya.

"Anda tidak perlu meminta maaf, izinkan saya membawa Hazen kembali lebih awal," izin Ardian pada wali kelas Hazen.

Wali kelas tersebut mengangguk, Ardian kembali ke parkiran bersama Arlan, karena Hazen sudah tidur dengan tenang dikursi belakang.

"Kalian temannya Hazen?" Tanya Arlan saat melihat Fraka menaruh anak semata wayangnya di kursi mobil.

"Iya om, saya Kynan, dan dia Fraka"

Arlan hanya mengangguk dan berpamitan pergi, tak lupa ia berterimakasih karena telah menjaga anak semata wayangnya itu, mobil hitam itu melaju meninggalkan area sekolah.

"Papa..." Gumaman Hazen terdengar membuat Arlan dan Ardian menoleh.

"Kenapa sayang? Butuh sesuatu?" Tanya Arlan namun dijawab gelengan oleh anak itu.

Arlan menoleh kearah Ardian, sepertinya mereka harus mengembalikan mood Hazen seperti tadi pagi. Entah apa yang dilakukan anak kelas Hazen yang mana membuat moodnya menjadi buruk.

"Udah sampe?" Tanyanya saat merasakan mobil itu berhenti disebuah parkiran.

"Belum, ayo! Kita ke timezone dulu," ajak Arlan yang langsung disambut dengan antusias oleh anaknya.

Ardian hanya mengikuti dua laki-laki yang berjalan beriringan didepannya. Sampainya mereka di Timezone, Arlan dan Hazen sibuk bermain sedangkan Ardian tetap sama dengan kegiatan sebelumnya, mengikuti dua  kesayangannya itu kesana kemari.

"Daddy! Hazen mau itu!" Tunjuknya pada boneka poddle coklat yang seperti waktu itu, namun yang kali ini lebih besar dari sebelumnya.

"Sure, anything for you,"

Pria itu melepas jasnya dan menggulung lengan kemejanya, nampak dua otot kekar membuat Arlan tersenyum malu.

"Papa kaya ngga pernah liat aja," ujar Hazen saat menyadari rona merah di pipi Arlan.

"Sibuk aja kamu! Suka-suka papa lah, itukan suami papa!" Hazen memutar bola matanya malas.

"Itu daddy-nya Hazen wleee!" Ejeknya pada sang papa, lantas Hazen segera menghampiri Ardian dan memeluk pinggang daddy-nya dengan erat.

"Daddy punya Hazen!" Ejeknya sekali lagi pada Arlan.

Namun pria itu tidak peduli, lagipula setiap malam dia dipeluk dengan erat oleh suaminya. Jadi dia tidak akan iri.

"Yeay! Lucu banget bonekanya!" Teriak Hazen, memeluk boneka itu erat-erat.

"Mirip kamu!" Ujar Arlan saat menyadari poddle coklat itu sangat mirip dengan wajah menggemaskan Hazen.

Setelah puas keluarga kecil itu memutuskan untuk membeli beberapa camilan terlebih dahulu, barulah mereka pulang.

"Papa.... Hazen cape," keluhnya karena kakinya kini terasa pegal.

Saat Arlan hendak berjongkok Ardian lebih dulu menarik Hazen dan menggendongnya. "Aku aja," ujar Ardian yang diangguki oleh Arlan.

"Kamu mau di gendong juga?" Tanya Ardian sambil menarik turunkan alisnya, menggoda suaminya itu.

"Apasi! Kaya ngga pernah gendong-gendongan aja," ujar Arlan lalu terkekeh kecil.

[Hazen]

Hazen masih terlelap, dirinya tidak tau jika mansion sedang disibukan dengan kegiatan yang Abel rencanakan, pria baya itu ingin meminta maaf pada Hazen karena membuat anak itu sakit.

"Dimana cucuku?" Tanya Abel pada istrinya yang duduk sambil menikmati teh hijaunya.

"Kata Arlan masih mendengkur diatas," jawab Risha, istri Abel.

"Apa yang terjadi di sekolah sampai dia harus pulang lebih awal?" Gumam Abel.

Pria itu akhirnya memilih untuk melihat cucunya, mengambil tongkatnya dan berjalan menuju lift. Sampai dilantai 3 pria itu segera masuk kedalam kamar cucunya, dapat ia lihat gundukan ditengah-tengah kasur.

"Hazen...," panggil Abel lalu duduk ditepian kasur milik cucunya itu.

"Hngh," Hazen menyibak selimutnya, matanya mengerjap beberapa kali dan menatap kakeknya bingung.

"Kau tidak mau turun kebawah?" Tanya Abel sembari mengusap peluh cucunya, padahal kamarnya terasa dingin.

"Hazen pusing grandpa," adunya pada sang kakek, Hazen mendekat dan menjadikan paha kakeknya itu menjadi bantalan, mendusalkan wajahnya keperut Abel.

"Grandpa, Hazen boleh nanya sesuatu?" Tanyanya masih dengan posisi yang sama, Abel hanya bergumam dan kembali mengelus kepala Hazen, benar saja hangat menerpa kulit keriputnya.

"Hazen anak pungut daddy?" Tanyanya dengan suara pelan, suaranya terdengar bergetar seperti menahan tangis.

"Bukan, siapa yang bilang seperti itu?" Tanya  Abel, sopankah bertanya seperti itu pada cucu konglomerat, jika sampai Abel tau yang bertanya seperti itu pada Hazen, sudah Abel pastikan kepalanya terpisah dari tubuhnya.

"Tapikan papa.... Hiks," tangisan Hazen tak dapat ditahan, ia memeluk perut kakeknya dengan erat.

"Jangan menangis, dengerkan grandpa dulu. Kamu bukan anak pungut, kamu anaknya Arlan sama Ardian, memang kamu tidak dilahirkan dari oleh Arlan, tapi kamu tetap anak mereka." Jelas Abel.

Pria itu menarik Hazen agar terduduk, tangannya mengusap air mata yang meleleh begitu deras dipipinya, "Kamu bayi tabung, daddy kamu udah ngeluarin biaya besar supaya kamu ada di dunia, jangan dengarkan kata orang-orang yang berkata tidak-tidak tentangmu," lanjut Abel lagi.

Hazen mengangguk, setelah itu dia bangkit guna mengikuti camping di belakang mansion.

[Hazen]

Hazen duduk dipangkuan Gala, laki-laki itu sibuk menyuapi Hazen dengan marshmellow yang telah dibakar, seharusnya anak itu tidak berada diluar ruangan, namun Hazen memaksa ingin berkumpul bersama-sama.

Hallo Guys, jangan lupa buat vote and comment yaaa

MAGNETIC [송형준]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang