💎💫_7) Timetable_💫💎

174 19 2
                                    

Jangan lupa vote sayang²ku, semoga hari ini bisa update 5 kali lagi

Aezlan masuk kedalam kamar yang Hazen tempati, anak itu sedang menonton televisi sambil tengkurap diatas kasur, disebelahnya ada potongan buah yang sedang ia makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aezlan masuk kedalam kamar yang Hazen tempati, anak itu sedang menonton televisi sambil tengkurap diatas kasur, disebelahnya ada potongan buah yang sedang ia makan. Aezlan mendekat lalu memeluk tubuh itu dengan erat.

"Aaaa.... Minggir! Bau parfum-nya ngga enak!" Teriak Hazen saat Aezlan mendusalkan wajahnya dileher sepupunya.

"Gava mana?" Tanya Hazen sambil menutup hidungnya.

"I'm here, why are you asking about him!?" Hazen melirik sinis lalu terkekeh.

"Tadi Gava janji ajak Hazen jalan-jalan," jawabnya dengan semangat, membuat lesung pipinya terlihat saat tersenyum.

Lalu tiba Gavan yang masuk setelah mengganti baju seragamnya. Aezlan menatap Gava dengan sengit, niatnya ingin bermain bersama Hazen seharian, harus tertunda karena sepupunya.

"Gue ikut!"

"Ngga boleh! Ae bau! Hazen pusing nyiumnya!" Sergahnya cepat.

Gava yang mendengarnya otomatis tertawa, yang mana membuat Aezlan kesal seketika, ia menarik Hazen kedalam pelukannya, membenamkan kepala anak itu agar menciumnya.

Hazen memberontak mencoba melepaskan pelukan Aezlan yang begitu kuat, karena tak sanggup lagi menghirup udara Hazen menarik rambut Aezlan ke belakang, menjambaknya sekuat tenaga.

"Ah... anjing sakit banget bangsat!" Teriak Aezlan.

Gava yang sedari tadi diam saja memperhatikan langsung bertindak, ia menarik Aezlan dan melepaskan cengkraman tangan Hazen dari rambut Aezlan.

"Next time Hazen is around, don't speak harshly," bisik Gava.

"Udah kamu ganti baju sana, aku tunggu bawah ya," ucap Gava sambil membelai kepala Hazen dengan sayang.

Hazen mengangguk kecil, dan segera pergi ke walk in closet lalu berganti baju, anaknitu hanya mengenakan kaos putih dan hoodie abu-abu.

"Lucu banget pake kacamata," puji Gava melihat penampilan Hazen yang nampak menggemaskan.

"Kok bisa nyangkut? Kan kamu ngga punya hidung!" Hazen menatap tajam Aezlan yang mengejek dirinya.

"Aezlan! Jangan ganggu Hazen!" Ujar Gala, kakak Gava.

Aezlan hanya terkekeh lalu mengusap kepala Hazen, namun Hazen tak peduli, ia mendekat kearah Gala yang sedang duduk disamping Aezra. "Hazen mau pergi sama Gava naik mot-"

"Ngga boleh!" Jawab semuanya bersamaan, padahal Hazen hanya bertanya pada Gala.

"Hazen udah pake hoodie kok, nanti juga pake jaket," bujuknya, ia menatap satu persatu kakaknya yang ada disana, kecualikan Dasha karena dia yang paling muda disini.

"If it's not allowed, then it's not allowed. Ngerti!?" Ujar Gala, menarik Hazen ke pangkuannya.

"Kalau mau keluar pake mobil, kamu habis sakit, badannya aja masih anget, kalau ngga mau ngga usah keluar aja." Ujar Gala sembari mengelus kepala Hazen dengan sayang.

"Gimana? Tetep mau keluar juga?" Tanya Gava, Hazen akhirnya mengangguk.

Gava menarik Hazen dan membawanya ke garasi, mobil-mobil mewah berjejer rapi, semuanya milik Abel, karena laki-laki itu mengoleksi berbagai macam design mobil.

"Emang mau kemana?" Tanya Hazen yang kini sudah duduk disamping Gava.

"Temen-temen Gava ngajak ke arcade," Hazen mengangguk lucu.

Mobil yang dikendarai oleh Gava akhirnya melanju, selama perjalanan Hazen terus berceloteh menceritakan kesehariannya yang tidak bersekolah.

"Habis itu ya, Hazan makan pancake, terus makan jasuke, terus yang terakhir tadi makan toast blueberry," ucapnya dengan semangat.

Gava hanya sibuk mendengarkan dia harus fokus menyetir agar tetap berkendara dengan selamat. Sampainya di arcade yang Gava tuju, ia segera menemui teman-temannya.

"Katanya mau bawa bocil? Terus mana orangnya?" Tanya Juan pada Gava karena hanya dia yang terlihat.

Gava akhirnya menyingkir dan terlihatlah Hazen yang sedang menunduk, yang mana terlihat menggemaskan di mata mereka. Juan dan Qaxa mengajak Hazen dan Gava masuk kedalam arcade, mereka bertiga sudah menyewanya untuk mereka bermain ber-4.

Mereka ber-4 bermain bersama-sama, semua game mereka coba. "Ambilin Hazen boneka minion itu." Ujar Hazen pada boneka berwarna kuning yang ada di ujung.

Dengan sukarela Gava, Juan, dan Qaxa ingin membantu Hazen mengambilkan boneka tersebut, namun dicoba berkali-kali boneka itu terus terjatuh membuat Hazen menghela nafas kecewa.

"Udah lah ngga usah, Hazen udah ngga pengin, boneka yang itu aja ngga papa," tunjuknya pada boneka poddle coklat yang berada paling dekat dengan lubang.

Qaxa kembali mencobanya, mengangkat boneka Minion yang berada diujung, lalu mendorong poddle yang berada dipinggir, dan dua boneka itu terjatuh membuat Hazen berteriak kegirangan.

"Yeay! Thank you Qaxa." Ujarnya girang sambil memeluk Qaxa dengan erat.

Qaxa tersenyum lalu mengusap pucuk kepala Hazen. "Mau makan sesuatu?" Tanya Juan ketika perutnya merasa lapar.

"Boleh, tapi Hazen pengen makan sushi," ujarnya.

Mereka berempat pergi menuju kedai sushi terdekat. Sampai di kedai Hazen duduk dihadapan Juan menunggu piring sushi melewati mereka.

"Enak?" Tanya Gava melihat Hazen yang begitu menikmati.

Hazen hanya menganggukkan kepalanya, jika sudah ada makanan maka Hazen tidak akan memperhatikan sekitar, karena yang terpenting adalah makanan.

"Hazen udah kenyang," ucapnya lalu menumpukan kepalanya diatas meja.

Matanya mulai tertutup karena kekenyangan, dan pada akhirnya Hazen tertidur di kedai sushi tersebut.

"Habis makan tidur, gimana ngga gembul tuh pipi," ujar Qaxa sambil menusuk-nusuk pipi Hazen.

"Eungh jangan ganggu...." Gumam Hazen.

Gava mengangkat Hazen kegendongannya, keempatnya keluar dari kedai sushi tersebut dan beranjak pulang.

Hazen menggeliat saat Gava menaruhnya dikursi depan. "Gava.... Kepala Hazen pusing banget...,"

[Hazen]

Jangan lupa vote ya, bakal update lagi nantinya, see you next chapter

MAGNETIC [송형준]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang