Pagi ini Aisyah sudah bisa aktif di sekolah setelah insiden yang menimpanya minggu lalu. Dia sudah diperbolehkan untuk masuk ke sekolah hari ini. Dan sudah pasti seisi sekolah menanyakan kabarnya, pasalnya siapa yang tidak heboh seorang gadis bercadar di gendong ala bridstyle oleh badboy idaman sekolah. Yah sebagian kaum hawa SMA Cendrawasih tau itu hanya terpaksa di lakukan oleh Reyhan, sebagian juga ada yang langsung mengklaim bahwa ada something antara Reyhan dan Aisyah. Ya itu terserah para siswa-siswi di sekolah itu.Tapi tetap pada intinya yang paling merindukan Aisyah adalah kedua sahabatnya yaitu Dinda dan Nata. Eitssssssss, ada lagi yang paling merindukan perkara tentang Aisyah, semua tentang Aisyah, terutama tentang senyum manis di balik cadarnya itu. Coba tebak siapa? ya udah baca aja yukkk.
Aisyah berjalan menuruni tiap anak tangga untuk menuju ruang makan untuk sarapan bersama Ummi dan Abinya.
"Assalamu'alaikum, pagi Ummi,Abi" salamnya dengan senyum termanisnya tanpa menggunakan cadarnya didepan orang tuanya.
"Wa'alaikumussalam dan pagi sayang" jawab Sarah dengan membalas senyuman kepada Aisyah
"Wa'alaikumussalam nak, sini duduk disamping Abi" ajak Ibrahim sambil mengarahkan Aisyah duduk di kursi sebelahnya.
"Aisyah yakin nih udah merasa sembuh total nak?" tanya Ibrahim memastikan kondisi putri tersayangnya itu.
"Iya syah, kamu beneran mau masuk sekolah hari ini? tanya lagi Sarah kembali memastikan keputusan putrinya.
"Ummi sama Abi tenang aja ya, ga perlu khawatir berlebihan seperti ini sama Aisyah, insyaallah Aisyah udah merasa baik-baik aja sekarang, Aisyah udah sembuh kok, udah pulih total."jawabnya meyakinkan kedua orang tuanya agar berhenti cemas berlebihan padanya.
"ya sudah, syukur Allhamdulillah kalau begitu nak, Abi hanya tidak mau Aisyah sakit lagi, Ummimu juga pasti demikian nak, bukan begitu Ummi? tambah Ibrahim memastikan
"iya syah, semua orang tua tidak ada yang ingin melihat anaknya sakit, termasuk Ummi dan Abimu pun sama halnya nak, yaudah ayo sarapan dulu, sebelum kamu berangkat ya sayang, ohya habis makan jangan lupa minum obatnya ya sayang, biar cepat total sembuhnya." Sarah tersenyum memandang wajah teduh Aisyah, kadang dia masih tidak percaya mengapa dia bisa memiliki putri secantik dan seteduh wajah Aisyah putrinya, padahal dirinya juga tidak kalah cantik seperti putrinya.
Aisyah sudah selesai dengan acara sarapan paginya dengan Ummi dan Abinya, dan kini dia sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Ingat ya ges, Aisyah berani melepas cadarnya hanya didepan orang tuanya, selebihnya belum pernah ada yang melihat wajanya secara terang-terangan.
"Duh Din, gue bener-bener ga sabar ketemu Ay hari ini, gue bener-bener kangen berat woy sama tu anak." terang Nata yang paling exited ketemu bestinya.
"ihh, lo kira hanya lo apa yang merasa ga sabar ketemu si Ay, gue juga kali."syirik Dinda ke Nata, abisnya besti satu ini merasa paling sok iye deh.
"iya-iya ya udah biar adil kita berdua udah ga sabar mau lepas kangen sama si Ay"ucap Nata bebinar
"yaudah yuk kekelas, kia tunggu si Ay di sana aja"ajak Dinda
sekedar info ya ges jadi Ay itu panggilan khusus atau sayang gitu bagi Dinda dan Nata untuk Aisyah.
Aisyah keluar dari mobil dan menyusuri lorong sekolah SMA Cendrawasih bersama Abinya yaitu Ibrahim, selaku kepala sekolah dan pemilik sekolah yang ditempati Aisyah ddk serta Reyhan ddk juga. Betapa kagetnya semua pasang mata itu melihat kearah Aisyah yang berjalan beriringan dengan kepsek mereka berjalan dengan posisi Ibrahim merangkul Aisyah layaknya ayah pada anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Benci Jadi Cinta
SpiritualIni cerita tentang Reyhan yang sangat membenci seorang Aisyah, gadis bercadar. Tapi bagaimana mungkin takdir menyatukan mereka Dalam ikatan yang sakral, pernikahan. " Bagaimana mungkin seorang Reyhan mencintai Aisyah?" "Gadis yg sangat Reyhan benci...