ch 1

12K 527 26
                                    

Drrtt...

Alarm pagi berbunyi tanda waktunya untuk bangun dan memulai aktivitas bekerja, namun Leon masih bergumul di selimut tebalnya.

Ceklek...

Suara pintu terbuka. Vino yang muncul dari balik pintu langsung mematikan alarm dan menyiapkan air hangat di bathup untuk Leon mandi.

Baju yang sudah ia setrika digantung diluar agar Leon langsung mengenakannya setelah mandi.

Selesai semua kelengkapan di sediakan, Vino membuka tirai jendela dan mulai mengguncang pelan bahu kekar milik Leon untuk membangunkannya.

"Leon... Ayo bangun sudah pagi. " ucapnya.

Mata Leon mengernyit sinar matahari menyapa indra nya dan mulai merenggangkan badan miliknya.

Leon bangun dari tempat tidurnya hingga selimut yang menutupi tubuhnya terjatuh memperlihatkan ten pack perutnya yg sangat bagus kulitnya yg bewarna eksotis semakin menambah kesan sexy ditubuhnya.

Dengan badan yang tingginya mencapai 194cm memiliki wajah yg tampan dan tubuh yang ideal Leon bisa disebut sempoerna .

Dia masuk begitu saja ke dalam kamar mandi tanpa melihat kearah Vino.

Sedangkan Vino mengambil selimut yg terjatuh dan merapikan tempat tidur Leon.

Mengambil pakaian kotor dan membawanya ke mesin cuci, setelah itu ia kembali kedapur melanjutkan membuat omelet serta kopi untuk sarapan Leon sebelum berangkat bekerja.

Selesai ia menata semua makanan di meja makan Leon turun dengan pakaian yang sudah terpasang rapi terkecuali dasi.

Fun fact 26 tahun ia hidup Leon tidak pernah bisa memasang dasinya sendiri.

Ia duduk di meja makan dan melahap semua sarapan yg sudah disediakan lalu meminum kopinya.

Vino memasang dasi Leon dengan teliti dan merapikan bajunya hingga semua terlihat sempoerna. 

Vino mengantar Leon hingga ke depan pintu dan mengucapkan "selamat bekerja Leon. " tak lupa senyuman manis terukir di bibir pinknya.

Leon hanya membalas dengan deheman malas lalu masuk kedalam mobil dan pergi begitu saja meninggalkan Vino yg melambaikan tangannya.

Saat mobil itu hilang dari pandangannya wajah Vino berubah sedih. yah... Siapa yg tidak sedih diperlakukan seperti itu?

Ia kembali masuk ke rumah dan melakukan pekerjaan rumah.

Waktu berlalu kini sudah jam 22.40 Leon saat ini berada di bar bermain bersama seorang wanita bernama Lexie mereka saling bercumbu dengan ganas walau begitu anehnya lipstik Lexie sama sekali tidak transfer ke bibir Leon kira - kira merk lipstik apa yang dipakai oleh Lexie?

"Kau selalu hebat dalam berciuman Leon haha aku kalah. " ucap Lexie dan mereka melanjutkan kegiatan ena ena ahi ahi hingga jam menunjukkan pukul 00.00.

Setelah mengantar Lexie ke apartemennya Leon pulang dan menemukan Vino tertidur menunggunya di depan pintu.

Mendengar suara pintu terbuka Vino langsung bangun dan membantu Leon membawa tas kerjanya.

"Selamat datang Leon. " ucapanya namun tidak di respon.

Vino membantu membuka jas yg dikenakan Leon dan menyematkannya di tangan lalu membantunya menaiki tangga karna ia tahu Leon sedang dalam keadaan mabuk.

Leon yg merasa risih pun menghempas kasar tangan Vino "ck pergilah.. Kau mengganggguku."

Setelah mengatakan hal itu ia langsung masuk ke kamarnya menjatuhkan tubuhnya di kasur dan langsung Tertidur.

Vino melihat dengan tatapan sedihnya apalagi setelah ia mencium bau ena ena ahi ahi di jas milik Leon.

Ini bukan pertama kalinya, Vino bahkan tahu dengan siapa Leon bermain.

Vino dan Leon dulunya saling mencintai, Leon type pria yg sangat romantis bila bersama dengan orang yang dia cintai selalu membuat momen manis, hingga ia mengajak Vino untuk menikah.

Kehidupan pernikahan mereka berjalan dengan bahagia sebelum kedatangan Lexie di hidup mereka.

Awal mula Leon sama sekali tidak tertarik dengan Lexie namun lama kelamaan ia jatuh ke dalam pesona Lexie dan mulailah perubahan sikap Leon yang awalnya sangat perhatian kini menjadi dingin dan bahkan ia tak segan membentak Vino hanya karna merasa Vino terlalu mengurusi hidupnya.

Ia cemburu Oleh karna itu ia memberanikan diri untuk mengatakan bahwa ia tak setuju dengan hubungan Leon dan Lexie.

Leon mendekat ke arah Vino lalu mencengkram kuat rahang Vino sambil berkata "lalu? Kau mau apa? Cerai? Boleh. " ucapnya dengan enteng.

Mata Vino melebar kaget dengan air mata yang mulai menetes. Sakit rasanya.

dadanya seperti ada yang menusuk hingga membuat air matanya terasa sangat panas.

Lexie tersenyum bangga melihat respon yg ditunjukkan Leon dan menatap Vino dengan rendah.

Kondisi ini membuatnya tidak tahan dan pergi ke kamarnya ia menangis sejadi jadinya. Dunia pernikahan yang ia impikan hancur karna seorang wanita.

Dia mencintai Leon dia tidak ingin pisah dengan Leon dia masih sangat mencintainya. Hingga akhirnya ia memilih untuk tetap bertahan walau hatinya selalu terasa sesak.

Entah apa yang ada dipikirannya ia yakin suatu hari Leon dapat berubah dan kembali ke pelukannya.

TBC.

Anjay buat cerita lagi awoakaoakoak... Semoga suka ❤ maaf ya kalau ada kesalahan dalam penggunaan kata dan kalimat yg susah dimengerti. 🙏

OCCASIO [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang