Keesokan harinya saat jam makan siang Leon kembali ke cafe tempat Vino bekerja. Tapi aneh yang menjaga kasir bukanlah Vino.
Ia mengedarkan pandangannya kesuluruh arah namun tak mendapatkan apa yang ia cari. Bertepatan dengan seorang waiters ber-nametag 'revana' ia pun menghentikan gerak revana.
"Permisi apa pekerja yang bernama Vino berada disini? " tanyanya.
Revana sedikit terkejut dan meneliti Leon dari atas sampai bawah. 'Njir tampannya ' batin revana.
"Ah maaf sebelumnya anda siapanya kak Vino? " tanya revana sedikit takut jika ia memiliki niat jahat pada Vino.
"Saya kerabat dekatnya, kami mengenal satu sama lain. " jawab Leon. Mendengar itu revana menaikan alisnya sebelah dan kembali bertanya
"Apa sebelumnya sudah ada janji buat bertemu disini tuan? " tanyanya memastikan.
"Tidak kami sudah lama tak bertemu jadi aku berniat untuk suprise. " kata Leon asal.
"Ohhh hmmm gimana ya hari ini kak Vino lagi day off besok dia masuk kembali. " ucap revana.
Mendengar itu raut wajah Leon menjadi cemberut dan ia kembali bertanya "apa kau tahu dimana alamat rumahnya? "
" ah tahu sebentar ya saya catatkan. " ucap revana dan memberikan secarik kertas yang berisi alamat rumah milik Vino.
Setelah menerima kertas itu Leon langsung bergegas pergi "terimakasih atas bantuannya ini tip untukmu. " ucap Leon sambil memberikan 5 lembar uang bewarna pink
Menerima uang itu revana langsung melongo, hanya bermodal kertas serta alamat rumah milik rekan kerjanya ia mendapatkan 500k
'huh... Dia pasti orang kaya... Cocok jadi sugar daddy ku (*´﹃`*)'.
.
.
.
Hari libur, kali ini Vino bangun agak kesiangan sekitar jam 8 pagi biasanya dia bangun jam 6 lalu cuci baju dan setelah itu berangkat kerja.
"Santai dulu gk si? " gumamnya sambil membuat gerakan peregangan untuk merilekskan tubuhnya dan dilanjut dengan sarapan seadanya.
Setelah ia membersihkan rumahnya setiap sudut hingga bersih, biasanya saat hari kerja ia hanya membersihkan seadanya seperti menyapu dan sedikit merapikan barang.
Hari libur baru ia membersihkan seluruh celah yang ada dirumahnya. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 11 ia berniat pergi kewarung membeli beberapa bahan makanan untuk makan siang.
Selesai berbelanja dan berjalan kearah rumahnya Vino dikejutkan dengan keberadaan seseorang yang berdiri tepat didepannya.
Tubuhnya yang 2x lipat lebih besar dari tubuh Vino membuat Vino harus mendongak untuk melihat siapa orang tersebut.
Dengan setelan jas hitam yang rapi Leon berdiri menjulang dihadapan Vino.
Terkejut pastinya namun Vino berusaha untuk menghilangkan rasa takut dan keterkejutannya lalu "uhmm.. Permisi. " ucapnya pelan sambil berniat untuk menghindar tubuh Leon.
Namun belum sempat ia berpindah posisi tangan kekar itu langsung menggenggam pergelangan tangan kecilnya.
Tubuhnya menegang menerima sentuhan itu dadanya berdegup kencang antara rasa takut dan terkejut.
"Boleh bicara sebentar? " suara Bariton itu mengalur di gendang telinganya.
Aneh... Nada ini bukan nada perintah pikir Vino. Suara yang biasanya ketus dan tegas itu terdengar lembut di telinganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OCCASIO [End]
Non-FictionLeon selalu menganggap Vino adalah benalu yg tidak bisa hidup tanpanya dan selalu memperlakukan Vino dengan kasar seolah ia tidak berguna dihidupnya, hingga suatu hari ia sadar bahwa dialah yg tidak bisa hidup tanpa Vino *ini cerita bxb yg gk suka...