10. "Daddy Jaehyun."

3.5K 348 2
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


10. "Daddy Jaehyun."

"Tidak perlu terburu-buru. Santai saja. Aku yang akan membantu memegang tanganmu."

Jaemin menatap Jaehyun yang berdiri di depannya. Setelah menjelaskan kalau Jaemin tidak lumpuh total dan Dokter mengatakan Jaemin bisa berjalan lagi, Jaemin jadi ingin melatih kembali kedua kakinya. Dia ingin bisa berjalan kembali.

Walaupun Jaehyun tidak masalah kalau Jaemin lumpuh, tapi Jaemin ingin berjalan. Dia tidak mau, di masa depan nanti, masa kecil anaknya tidak seperti Jisung. Walaupun Jaemin memberikan segalanya untuk Jisung, tapi rasanya kurang.

Saat usia Jisung tiga tahun, anak itu sedang lincah-lincahnya. Dia belum mengerti apapun, dan mengajak Jaemin bermain bersama. Namun Jaemin tidak dapat menurutinya, Jaemin hanya mampu duduk, mengawasi Jisung. Sementara anak itu lebih banyak menghabiskan waktu bersama Chenle.

Saat sudah mengerti, Jisung sudah tidak pernah memaksa lagi. Tapi tetap, Jaemin merasa kecewa. Dia ingin membayar masa kecil Jisung yang kalau bermain dengannya hanya bisa duduk. Bermain dengan lego, balok dan sejenisnya.

"Dokter benar-benar memperbolehkanmu terapi di rumah?"

"Hum. Tapi pelan-pelan. Aku dulu sudah melakukannya, namun berhenti. Dan sekarang, aku ingin melakukannya lagi."

"Kapan terakhir Dokter mengatakannya?"

"Sebulan lalu. Aku belum melakukannya karena sibuk."

Jaehyun mengangguk mengerti, dia menyentuh kedua tangan Jaemin yang sedang duduk di atas ranjang.

"Setidaknya, kau harus kuat berdiri lebih dulu. Jangan gegabah, atau itu akan menyakiti dirimu sendiri."

Jaemin mengangguk. Menggenggam kuat kedua tangan Jaehyun, "Rasanya aku seperti bayi yang baru mau belajar berjalan."

Jaehyun terkekeh, "Pelan-pelan saja. Aku akan menangkapmu kalau terjatuh."

Jaemin menatap kakinya. Genggaman tangannya pada Jaehyun mengerat. Kedua kakinya yang menapak pada lantai mulai menekan. Dia mencoba berdiri dengan masih berpegangan pada tangan Jaehyun.

Otot kakinya benar-benar lemah walaupum otaknya bekerja lebih keras agar kakinya kuat menopang tubuhnya. Belum berdiri dengan sempurna, Jaemin kembali jatuh terduduk.

Ini tidak akan mudah.

Jaehyun tersenyum sampai kedua dimplenya terlihat. "Ayo, Jaemin. Demi Jisung dan anak-anak kita di masa depan."

Jaemin langsung menatapnya. Wajahnya memerah sempurna, "Jaehyun-ssi. Tolong jangan terlalu percaya diri."

"Aku tentu saja percaya diri. Lihat saja, kau bahkan tidak mau melepaskanku." ujar Jaehyun, ucapannya itu ke tangan Jaemin yang menggenggam erat kedua tangannya.

HEARTLESS LOVE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang