6. Meyakinkan

3.3K 349 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



06. Meyakinkan

"Aku tidak akan membiarkanmu bertemu dengan Jisung, Na Jaemin. Aku tidak akan membiarkannya."

Perasaan takut menyelimuti tubuh Jaemin. Kedua tangannya bergetar hebat, telinganya berdengung. Ucapan Jeno yang mengatakan ingin menjauhkan Jisung darinya terus ia dengar.

Pandangan Jaemin mengabur dengan tubuhnya yang melemas. Di sekitarnya terasa sepi padahal mereka semua sedang berkumpul, hanya anak-anak yang sudah tidur. Jaehyun dan Haechan juga ada, sedang membahas pekerjaan dengan Yuta. Ada Taeyong dan Johnny--temannya Yuta yang datang.

"Mianhae, Jeno-ya. Maaf, tolong pergi." Jaemin menepuk kedua telinga sendiri, berharap dengungan suara Jeno menghilang.

Keringat muncul di kening dan lehernya. Jaemin semakin tidak karuan. Dia merasa jatuh ke lubang hitam dengan bayang-bayang Jeno yang membawa Jisung pergi.

Wajahnya semakin pucat dan tubuhnya semakin melemas.

Dejun yang pertama sadar, langsung mendatangi sang adik. Dia menyentuh pundak adiknya, "Jaemin, gwenchana?" Dejun bertanya khawatir, dia menahan kedua tangan Jaemin yang terus saja memukuli kedua telinganya. "Jaemin, berhenti."

Renjun mengalihkan pandangannya dari ponselnya. Melihat keadaan adiknya yang tidak baik-baik saja, Renjun meletakkan ponselnya asal. Dia mendatangi keduanya.

"Jaemin, kau baik-baik saja?"

Jaemin tidak membalas. Dia terus bergumam meminta maaf. Napasnya terasa tercekat, jari-jarinya terasa kebas. Sensasi mual ia rasakan. Rasanya ingin pingsan, namun Jaemin tidak bisa melakukannya.

"Jaemin!"

"Jangan lakukan itu!" Johnny langsung datang, "Tidak seharusnya kalian ikut panik dan memaksa seperti itu."

Johnny mendorong kursi roda yang Jaemin duduki agar sedikit menjauh. Dia berjongkok di depan si bungsu Na, menatapnya lembut.

"Jaemin," Johnny memanggil lembut. "Ada yang mengganggumu? Mau menceritakan sesuatu?"

Jaemin menatapnya dengan tatapan berkaca-kaca. Bibirnya yang bergetar, dia paksa untuk bersuara. Namun, tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya.

Johnny sedikit berdiri dengan bertumpu pada kedua lututnya. Dia mengusap kepala Jaemin, "Semuanya akan baik-baik saja. Tidak perlu takut, kita ada sama kamu."

Dia paham. Jaemin mengalami serangan panik. Dan Johnny tidak tau hal yang membuat Jaemin mengalaminya. Serangan tiba-tiba yang membuat orang-orang terkadang salah mengira kalau korban mengalami serangan jantung dan hal yang mengancam nyawa.

Johnny tersenyum, "Semua akan baik-baik saja, Jaemin. Semua akan baik-baik saja." ujarnya masih mengusap kepala Jaemin dengan lembut, "Tidak perlu khawatir, kamu, Jisung dan lainnya akan baik-baik saja."

HEARTLESS LOVE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang