Audy berdecak sebal saat melihat Rama yang sudah berdiri di ambang pintunya sambil menunjukkan senyum menjijikannya, tatapannya juga... Ew.
"Ngapain si lo Ram!" ucap Audy kesal, ia duduk di sofa setelah mengambil sebuah pie dari meja.
"Mau nemenin lo lah, kan setiap minggu kita main." kata Rama.
"Kan gue mainnya sama Bianca doang, kalo lo mah cuma ikut-ikutan doang namanya."
"Ya terserah apa kata lo, dy. Nah ini nih, dreamcatcher. Pasang di kamar lo ya, harus!" ucap Rama, ia memberikan sebuah dreamcatcher berwana pink untuk Audy.
"Enggak ada warna yang lebih girly lagi, Ram?" tanya Audy, ia memutar bola matanya.
"Nah lo, setau gue cewek normal biasanya mempunyai setidaknya dua persen barang berwarna pink." kata Rama.
"Nah kalo gue nol persen, gapunya barang warna pink." kata Audy, ia mengangkat bahunya.
Rama tertawa, ia menunjuk sendal boneka berbentuk piglet yang menempel di kaki Audy.
"Sendal lo bagus dy." kata Rama.
Audy yang akan mencaplok pie nya pun melirik sendalnya, dan itu berwarna pink!
"Ya, satu persen setidaknya." tambah Audy, yang langsung mencaplok bagian akhir pie nya.
"Yaudah dy, gue cabut dulu deh. Mau ke rumah Angga." kata Rama, ia bangkit dari sofa.
"Yaudah bagus, pergi-pergi yang jauh sanaaa."
"Beware, ntar lo kangen."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Catcher [ShortStory]
Short StoryDia, ngasih gue Dream Catcher buat ngusir mimpi buruk gue. Tapi nyatanya, tanpa sadar dia lah pengusir mimpi buruk gue. Iya dia, cowok yang sama sekali gabisa di bilang cowok -banget- karena percaya sama dongeng ataupun sihir ataupun segala tetek be...