Audy bangun dari tidurnya, ia melirik jam dinding yang menunjukkan jam dua pagi. Lalu, sekarang pandangannya tertuju pada dreamcatcher berwarna pink yang di berikan Rama tadi pagi.
"Bullshit ah, Ram." gumam Audy di tengah heningnya malam.
Ia meraba bagian bawah bantalnya, mencoba menemukan handphonenya. Audy menelepon Rama, dan ingin menelepon cowok itu.
Saat sambungan telepon tersambung, terdengar suara malas-malasan Rama di seberang sana.
"Bullshit Ram, gue gabisa tidur dan mimpi buruk lagi." ucap Audy pelan, takut-takut membangunkan Diandra yang tengah tertidur.
"Lo hanya perlu percaya kalau lo bisa ngejauhin mimpi buruk lo itu, lo harus anggep kalau mimpi itu enggak pernah ada di hidup lo."
Audy menggigit bibirnya, ia menoleh ke arah jendela kamarnya yang tertutup gorden.
"Buka hordeng lo dy, ada gue."
Audy membuka gorden kamarnya, ia melirik dikit untuk memastikan adanya Rama atau tidak. Ternyata ada.
"Lo coba tidur, gue liatin lo dari sini."
Audy mengangguk, "Jangan putusin teleponnya Ram, gue takut." ucapnya.
"Iya dy, ampe pagi gaakan gue tutup hordeng kamar gue."
Baudy kembali membaringkan tubuhnya, ia menaruh handphonenya tepat di samping telinganya. Audy pun memejamkan matanya.
"Gue akan selalu ada buat lo dy, inget itu."
Tak lama, Audy pun tertidur pulas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Catcher [ShortStory]
Short StoryDia, ngasih gue Dream Catcher buat ngusir mimpi buruk gue. Tapi nyatanya, tanpa sadar dia lah pengusir mimpi buruk gue. Iya dia, cowok yang sama sekali gabisa di bilang cowok -banget- karena percaya sama dongeng ataupun sihir ataupun segala tetek be...